09.HADITS RIWAYAT MUSLIM TENTANG KETENTRAMAN seri 01
KAJIAN HADITS
RIWAYAT
IMAM MUSLIM
tentang
MEWUJUDKAN KETENTRAMAN
Kajian Hadits
Riwayat Muslim dari Abi Hurairah
A.Teks Hadits dan Terjemah
Abu Husain Muslim ibn al‑Hajaj ibn Muslim al‑Qusyairi al‑Naisaburi (202H-261H) meriwayatkan:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ الْهَمْدَانِيُّ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya al-Tamimi, Abu bakr bin Abi Syaibah, dan Muhammad bin al-Ala al-Hamdani. Redaksi yang dikutip kepunyaan Yahya. Kata Yahya yang lainnya pun menceritakan, bahwa Abu Mu’awiyah menerima hadits dari al-A’masy, dari Abi Shalih, dari Abi Hurairah yang mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda: Barangsiapa yang menolong mengatasi kesulitan mukmin di dunia, Allah SWT akan menghilangkan kesusahannya di akhirat. Barangsiapa yang membantu memudahkan orang yang kesulitan, Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah SWT senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba itu menolong sesamanya. Barangsiapa menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memberikan kemudahan baginya jalan ke Surga. Tidak ada suatu kelompok berkumpul di salah satu rumah Allah, lalu membaca kitab Allah, dan mempelajarinya secara mendalam di antara mereka, kecuali Allah SWT akan menurunkan bagi mereka ketentraman dan rahmat yang melimpah. Mereka juga dikerumuni Malaikat, Allah juga menyebut-nyebut kebaikan mereka kepada yang ada di dekat-Nya. Barangsiapa yang lalai beramal, tidak mungkin dapat mencapai derajat yang dimiliki oleh yang tersebut tadi.” Hr. Muslim.[1]
B. Sanad dan Rawi
1. Sekilas Sanad
1. حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ
Yahya bin Yahya al-Tmimi, telah menyampaikan hadits pada kami. Yahya bin Yahya bin Bakir bin Abd al-Rahman, dikenal dengan Abu Zakariya al-Hanzhali al-Tamimi, keturunan Tamim, orang Naysabur, setingkat كبار تَبِع الأتْبَاع wafat di Khimsh tahun 226H, ada juga yang mengatakan tahun 224H.
2. وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ
Dan Abu Bakr bin Abi Syaybah. Abu Bakr bin Abi Syaybah, bernama Abd Allah bin Muhammad bin Abi Syaibah Ibrahim bin Utsman, keturunan Abas, setingkat كبَار تَبِع الأتْبَاع wafat di Kufah tahun 235H,
3. وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ الْهَمْدَانِيُّ
Dan Muhammad bin al-Ala al-Hamdani. Dia adalah Muhammad bin al-Ala bin Kuraib, keturunan Hamdan, dikenal dengan nama Abu Kuraib, setingkat كبَار تَبِع الأتْبَاع wsafat di kufah tahun 248H
4. وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى
Redaksi hadits ini milik Yahya.
Hal ini menunjukkan bahwa Imam Muslim menemukan hadits dengan beberapa redaksi yang terdapat perbedaan, tapi yang diambil oleh beliau berdasar redaksi dari Yahya bin Yahya al-Tamimi.
5. قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا
Yahya berkata, telah memberi tahu kami. Kalimat ini menunjukkan bahwa redaksi hadits menggunakan cara mengutip langsung.
6. و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ
Yang lain mengatakan: telah menyampaikan hadits pada kami Abu Mu’awiyah.Dia adalah Muhammad bin Khazim al-Tamimi al-Sa’di, setingkat الصُّغْرى مِن الأتْبَاع, wafat di Kufah tahun 195H.
7. عَنْ الْأَعْمَشِ
Dari al-A’masy.Dia bernama Sulaiman bin Mihran, dikenal sebagai Abu Muhammad, setingkat الصُّغْرى مِن التَّابِعِيْن (tabi’in kecil / ia bertemunya dengan tabi’in di masa kecil), lahir di kufah tahun 61H dan wafat di Kufah tahun 147H ada yang menyebut tahun 174H.
8. عَنْ أَبِي صَالِحٍ
Dari Abi Shalih. Dia bernama Dakwan al-Yamani al-Ziyat, setingkat الوُسْطَى من التَّابعِين (tabi’in pertengahan)dan wafat di Madinah tahun 101H.
9.عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
Dari Abi Hurairah. Nama aslinya adalah Abd al-Rahman bin Shahr. Riwayat beliau telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Sekilas Imam Muslim
Imam Muslim, nama lengkapnya adalah Abu Husain Muslim ibn al‑Hajaj ibn Muslim al‑Qusyairi al‑Naisaburi. Beliau dinisbatkan kepada al‑Naisaburi karena lahir dan wafat di Naisabur. Semenjak umurnya empat belas tahun, ia mulai mengkhususkan diri meneliti hadits‑hadits dari guru‑gurunya yang ada di Naisabur. Kemudian beliau mulai melaksanakan rihlah ilmiah ke luar negeri, seperti Hijaz, Irak, Suriah dan Mesir. Guru beliau, antara lain: al-Bukhari, Yahya ibn Yahya al‑Naisaburi, Ahmad ibn Hanbal, Ishaq ibn Rawahih, ‘Abdullah ibn Maslamah, dan al‑Qa’nabi.
Ulama hadits di Baghdad yang sering beliau datangi antara lain: al‑Turmudzi, Yahya Ibn Sa’id, Muhammad ibn Makhlad, Muhammad ibn Ishaq, ibn Khuzaimah, Muhammad ibn ‘Abd al‑Wahab al‑Farra, Ahmad ibn Salamah, Abu Awamah, dan Ibn Ishaq. Muslim juga sangat terkenal dengan kewaraannya, zuhud, tawadhu, dan selalu ikhlas dalam berkiprah.
Tidak kurang dari 20 buku telah beliau susun, yang paling monumental adalah al‑Jami’ al‑Shahih Muslim, atau sering dikenal dengan nama Shahih Muslim. Beliau menyatakan bahwa kitab ini merupakan hasil seleksi yang ketat dari 300.000 hadits yang didengar dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Shahih Muslim berisi hadits yang benar-benar telah dianggap shahih oleh penyusunnya. Kitab ini telah dikomentari isinya oleh berbagai ahli dalam bentuk syarah, seperti al-Nawawi dalam Syarah Muslim, yang lainnya seperti Fath al-Munir.
Pada abad ke-21 ini, Shahih Muslim telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan diberi nomor urut, indeks dan dalam bentuk lainnya. Dalam website http.\\www.muhaddith.org, juga tercantum dalam Bahasa Inggris dan Arab. Keabsahan kitab ini diakui mayoritas ahli hadits sebagai urutan kedua dari Shahih al-Bukhari. Namun bukan berarti dinomorduakan, karena masing-masing memiliki keistimewaan.
Keistimewaan Shahih Muslim dibanding dengan yang lainnya, antara lain sistematika penyusunan yang sangat mudah dipahami, penelitian mata rantai hadits yang cukup kritis, dan tidak terlalu banyak pengulangan. Jika hadits tersebut ditulis sebagai sabda Rasul SAW, maka oleh Imam Muslim tidak dimasukkan fatwa shahabat, sekalipun sebagai tafsirannya.
Hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, sering diistilahkan مُتَّفَق عَلَيْهmuttafaq alayh (disepakati keabsahan/kesahihannya) atau رواه الشَّيْخَانِ rawah al-Syaykhani (diriwayatkan oleh kedua guru besar hadits). Imam Muslim wafat di Naysabur dan dikuburkan di Nashr Abad pada tahun 261 H (875 M) dalam usia 55 tahun.[2]