CONTOH HADITS BERDASAR SUMBERNYA
D. Contoh-contoh Hadits yang Menjadi Teladan
Banyak sekali macam-macam hadits ucapan, perbuatan, taqrir, rencana dan sikap Rasul SAW, antara lain:
1. Ucapan Nabi
Ucapan atau أقوال ialah segala yang disabdakan nabi dan didengar shahabat, baik yang berisi berita, perintah, larangan, ancaman, berita gembira atau pun lainnya. Perhatikan beberapa contoh berikut:
(a) Contoh Berita
Rasul SAW bersabda:
ØÙÙَّتْ Ø§Ù„Ù’Ø¬ÙŽÙ†Ù‘ÙŽØ©Ù Ø¨ÙØ§Ù„ْمَكَارÙÙ‡Ù ÙˆÙŽØÙÙَّتْ Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙŽØ§Ø±Ù Ø¨ÙØ§Ù„شَّهَوَاتÙ
“Surga dikelilingi dengan sesuatu yang tidak disenangi. Neraka dikelilingi dengan sesuatu yang menyenangkan.†Hr. Muslim.[1]
(b) Contoh larangan
Rasul SAW bersabda:
لا تَبَاغَضÙوا وَلا تَØÙŽØ§Ø³ÙŽØ¯Ùوا وَلا تَدَابَرÙوا ÙˆÙŽÙƒÙونÙوا Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽ Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø¥ÙØ®Ù’وَانًا وَلا ÙŠÙŽØÙلّ٠لÙÙ…ÙØ³Ù’Ù„Ùم٠أَنْ ÙŠÙŽÙ‡Ù’Ø¬ÙØ±ÙŽ Ø£ÙŽØ®ÙŽØ§Ù‡Ù Ùَوْقَ ثَلاَثَة٠أَيَّامÙ
“Janganlah kamu saling membenci, jangan saling iri, jangan saling bertentangan. Jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim meninggalkan (menjauhi) sesamanya melebihi tiga hari.†Hr. al-Bukhari, Muslim.[2]
(c). Contoh Perintah
Rasul SAW bersabda:
Ù‚Ùلْ Ø¢Ù…ÙŽÙ†Ù’ØªÙ Ø¨ÙØ§Ù„لَّه٠ÙَاسْتَقÙمْ
“Katakanlah: Aku beriman pada Allah dan istqamahlah!†Hr. Muslim.[3]
(d). Contoh Menyangkal
Rasul SAW bersabda:
لا عَدْوَى وَلا صَÙَرَ وَلا هَامَةَ
“Tidak ada pemindahan penyakit, tidak ada sial di bulan shafar dan  tidak ada roh gentayangan (hantu).†Hr. al-Bukhari.[4]
Pada jaman jahliyah, orang biasa menyembelih hewan berkaitan dengan kematian, maka Rasul SAW bersabda:
وَلاَ عَقْرَ ÙÙÙŠ Ø§Ù„Ù’Ø¥ÙØ³Ù’لَامÙ
“Tidak ada penyembelihan yang berkaitan dengan upacara kematian dalam Islam.†Hr. Ahmad, Abu Daud.[5]
(e). Contoh Ancaman
Rasul SAW bersabda:
Ø¥ÙÙ†Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ù„ÙŽÙŠÙØ¹ÙŽØ°Ù‘ÙŽØ¨Ù Ø¨ÙØ®ÙŽØ·ÙيئَتÙه٠وَذَنْبÙÙ‡Ù
“Sesungguhnya dia disiksa disebabkan kesalahan dan dosanya.†Hr. al-Bukhari dan Muslim.[6]
(f). Perintah yang disertai ancaman
Rasul SAW bersabda:
وَالَّذÙÙŠ Ù†ÙŽÙْسÙÙŠ بÙيَدÙÙ‡Ù Ù„ÙŽØªÙŽØ£Ù’Ù…ÙØ±Ùنَّ Ø¨ÙØ§Ù„ْمَعْرÙÙˆÙ٠وَلَتَنْهَوÙنَّ عَنْ الْمÙنْكَر٠أَوْ Ù„ÙŽÙŠÙوشÙكَنَّ اللَّه٠أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكÙمْ عÙقَابًا Ù…Ùنْه٠ثÙمَّ تَدْعÙونَه٠Ùَلاَ ÙŠÙØ³Ù’تَجَاب٠لَكÙمْ
“Demi zat yang diriku di tangan-Nya, hendaklah kamu memerintah yang ma’ruf melarang munkar atau Allah akan menimpakan siksa padamu. Kemudian kamu berdo’a ingin selamat darinya dan tidak dikabulkan.†Hr. Ahmad, al-Turmudzi.[7]
(g). Contoh Penggembira
Rasul SAW bersabda:
ÙƒÙلّ٠أÙمَّتÙÙŠ يَدْخÙÙ„Ùونَ الْجَنَّةَ Ø¥Ùلاَّ مَنْ أَبَى قَالÙوا يَا رَسÙولَ اللَّه٠وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنÙÙŠ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانÙÙŠ Ùَقَدْ أَبَى
“Seluruh umatku akan masuk surga, kecuali yang tidak mau. Shahabat bertanya siapa yang tidak mau masuk surga? Rasul bersabda: Siapa yang menaatiku masuk surga. Siapa yang mendurhakaiku, berarti tidak mau masuk surga.†Hr. al-Bukhari.[8]
Ketika Rasul SAW memberikan berita gembira kepada orang yang mengurus anak yatim, sambil memeragakan dengan jari tengah dan telunjuknya bergandengan, bersabda:
َأَنَا وَكَاÙÙل٠الْيَتÙيم٠ÙÙÙŠ الْجَنَّة٠هَكَذَا
“Saya dan pengurus anak yatim di surga seperti ini. Hr. Al-Bukhari.â€[9]
(h) Perintah disertai pengembira
Rasul SAW bersabda:
ارْØÙŽÙ…Ùوا مَنْ ÙÙÙŠ الْأَرْض٠يَرْØÙŽÙ…ْكÙمْ مَنْ ÙÙÙŠ السَّمَاءÙ
“Cintailah yang di muka bumi, niscaya kamu akan dicintai oleh yang di langit.†Hr. Ahmad, Abu Daud, al-Turmudzi.[10]
2. Perbuatan Nabi
Perbuatan atau Ø£ÙŽÙْعَال yang di-lakukan Nabi SAW, dan diketahui shahabat,[11] baik yang berkaitan dengan ibadah ritual maupun kehidupan sosial.
a. Contoh Ritual
Â
(1) Berkaitan dengan shalat
Cara menjadi imam:
كَانَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ أَخَÙÙ‘ÙŽ النَّاس٠صَلاةً عَلَى النَّاس٠وَأَطْوَلَ النَّاس٠صَلاةً Ù„ÙÙ†ÙŽÙْسÙÙ‡Ù
“Adalah Rasul SAW yang paling meringankan manusia dalam melakukan shalat bersama mereka. Namun beliau paling panjang shalatnya bila melakukannya sendirian.†Hr. Ahmad[12]
Cara shalat di kendaraan:
عَنْ Ø¹ÙŽØ§Ù…ÙØ±Ù بْن٠رَبÙيعَةَ قَالَ رَأَيْت٠النَّبÙيَّ صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙŠÙØµÙŽÙ„Ù‘ÙÙŠ عَلَى رَاØÙلَتÙÙ‡Ù ØÙŽÙŠÙ’ث٠تَوَجَّهَتْ بÙÙ‡Ù
“Amir bin Rabi’ah menerangkan, Saya Melihat Nabi SAW shalat di atas kendaraannya, menghadap ke arah yang dihadapi kendaraannya itu.†Hr. al-Bukhari.[13]
Cara mengangkat tangan dalam shalat:
Abd Allah bin Umr bin al-Khathab menerangkan:
رَأَيْت٠رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ اÙْتَتَØÙŽ Ø§Ù„ØµÙ‘ÙŽÙ„ÙŽØ§Ø©ÙŽ رَÙَعَ يَدَيْه٠ØÙŽØªÙ‘ÙŽÙ‰ ÙŠÙØÙŽØ§Ø°ÙÙŠÙŽ Ù…ÙŽÙ†Ù’ÙƒÙØ¨ÙŽÙŠÙ’ه٠وَقَبْلَ أَنْ يَرْكَعَ ÙˆÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ رَÙَعَ Ù…Ùنْ الرّÙÙƒÙوع٠وَلَا يَرْÙَعÙÙ‡Ùمَا بَيْنَ السَّجْدَتَيْنÙ
“Saya melihat Rasul SAW suka mengangkat tangan hingga lurus dengan bahu ketika mengawali shalat, ketika mau ruku dan ketika bangkit dari ruku. Beliau tidak mengangkat tangannya di antara dua sujud.†Hr. Muslim.[14]
(2) Perbuatan Rasul SAW yang berkaitan dengan shaum
عَنْ Ø¹ÙŽØ§Ø¦ÙØ´ÙŽØ©ÙŽ Ù‚ÙŽØ§Ù„ÙŽØªÙ’ كَانَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ يَتَØÙŽØ±Ù‘ÙŽÙ‰ صَوْمَ Ø§Ù„ÙØ§Ø«Ù’نَيْن٠وَالْخَمÙيسÙ
“Aisyah menerangkan: Adalah Rasul SAW suka melakukan shaum pada hari senin dan kamis.†Hr. al-Turmudzi.[15]
Aisyah dan Umu Salamah menerangkan peristiwa yang dialami Rasul pada bulan Ramadlan:
كَانَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙŠÙØµÙ’Ø¨ÙØÙ Ø¬ÙÙ†ÙØ¨Ù‹Ø§ Ù…Ùنْ غَيْر٠ØÙÙ„ÙÙ…Ù Ø«Ùمَّ يَصÙومÙ
“Rasul pernah keshubuhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi, kemudian beliau meneruskan shaumnya.†Hr. Muslim.[16]
(3) Af’al Rasul yang berkaitan dengan manasik haji
عَنْ Ø¹ÙŽØ§Ø¦ÙØ´ÙŽØ©ÙŽ Ø±ÙŽØ¶ÙÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ أَرَادَ أَنْ ÙŠÙØÙ’Ø±ÙÙ…ÙŽ ÙŠÙŽØªÙŽØ·ÙŽÙŠÙ‘ÙŽØ¨Ù Ø¨ÙØ£ÙŽØ·Ù’يَب٠مَا ÙŠÙŽØ¬ÙØ¯Ù Ø«Ùمَّ أَرَى وَبÙيصَ الدّÙهْن٠ÙÙÙŠ رَأْسÙÙ‡Ù ÙˆÙŽÙ„ÙØÙ’ÙŠÙŽØªÙه٠بَعْدَ ذَلÙÙƒÙŽ
“Aisyah menerangkan, Rasul SAW bila hendak ihram suka memakai wangi-wangian yang didapat. Kemudian nampak kelihatan kemilau rambut kepala dan jenggotnya setelah itu.†Hr. Muslim.[17]
Jumlah umrah dan haji Rasul SAW diterangkan berikut:
عَنْ قَتَادَةَ سَأَلْت٠أَنَسًا رَضÙÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْه٠كَمْ اعْتَمَرَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ قَالَ أَرْبَعٌ عÙمْرَة٠الْØÙدَيْبÙيَة٠ÙÙÙŠ ذÙÙŠ الْقَعْدَة٠ØÙŽÙŠÙ’Ø«Ù ØµÙŽØ¯Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ´Ù’رÙÙƒÙونَ وَعÙمْرَةٌ Ù…Ùنْ الْعَام٠الْمÙقْبÙÙ„Ù ÙÙÙŠ ذÙÙŠ الْقَعْدَة٠ØÙŽÙŠÙ’ث٠صَالَØÙŽÙ‡Ùمْ وَعÙÙ…Ù’Ø±ÙŽØ©Ù Ø§Ù„Ù’Ø¬ÙØ¹ÙØ±Ù‘ÙŽØ§Ù†ÙŽØ©Ù Ø¥ÙØ°Ù’ قَسَمَ غَنÙيمَةَ Ø£ÙØ±ÙŽØ§Ù‡Ù ØÙنَيْن٠قÙلْت٠كَمْ ØÙŽØ¬Ù‘ÙŽ قَالَ وَاØÙدَةً
“Dari Qatadah : Saya bertanya kepada Anas tentang berapa kali Rasul SAW berumrah? Beliau menerangkan bahwa Rasul berumah empat kali yaitu umrah perjanjian al-Hudaibiyah pada bulan dzul-Qa’dah hingga dihalangi musyrikin, umrah tahun berikutnya bulan dzul-Qa’dah bertepatan dengan perdamian, umrah Ji’ranah tatkala pembagian ghanimah peristiwa Hunain. Aku bertanya berapa kali beliau berhaji? Anas menjawab: Rasul berhaji satu kali.†Hr. al-Bukhari.[18]
Berdasar hadits ini Rasul SAW berumrah empat kali, yaitu: (1) Umrah Hudzaibiyah, (2) Umrah al-Qadla, (3) Umrah Ji’ranah dan (4) umrah yang beriringan dengan ibadah haji.
(4) Qurban
Aisyah menerangkan:
وَضَØÙ‘ÙŽÙ‰ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ عَنْ Ù†ÙØ³ÙŽØ§Ø¦ÙÙ‡Ù Ø¨ÙØ§Ù„ْبَقَرÙ
“Rasul SAW pernah berqurban atas nama istrinya dengan menyembelih sapi.†Hr. Ahmad.[19]
Anas bin Malik bercerita:
أَنَّ النَّبÙيَّ صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ كَانَ ÙŠÙØ¶ÙŽØÙ‘ÙÙŠ بÙكَبْشَيْن٠أَمْلَØÙŽÙŠÙ’Ù†Ù Ø£ÙŽÙ‚Ù’Ø±ÙŽÙ†ÙŽÙŠÙ’Ù†Ù ÙˆÙŽÙŠÙŽØ¶ÙŽØ¹Ù Ø±ÙØ¬Ù’لَه٠عَلَى صَÙÙ’ØÙŽØªÙÙ‡Ùمَا وَيَذْبَØÙÙ‡Ùمَا بÙيَدÙÙ‡Ù
“Rasul SAW berkurban dengan dua ekor domba yang bagus. Saya melihat beliau meletakkan telapak kakinya di atas rusuk binatang, sambil menyebut nama Allah, bertakbir dan menyem-belihnya dengan tangan beliau sendiri.†Hr. al-Bukhari.[20]
b. Contoh Kehidupan Sosial
(1) Berkaitan dengan keluarga
عَنْ Ø¹ÙŽØ§Ø¦ÙØ´ÙŽØ©ÙŽ Ø±ÙŽØ¶ÙÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ أَرَادَ سَÙَرًا أَقْرَعَ بَيْنَ Ù†ÙØ³ÙŽØ§Ø¦ÙÙ‡Ù ÙَأَيَّتÙÙ‡Ùنَّ خَرَجَ سَهْمÙهَا خَرَجَ بÙهَا مَعَهÙ
“Aisyah menerangkan: Adalah Rasul SAW bila mau bepergian suka mengundi antara para istrinya. Beliau pergi bersama istri yang mendapat undian gilirannya itu.†Hr.al-Bukhari, Muslim, Abu Daud.[21]
Dalam hadits ini tersirat bahwa: (1) Rasul SAW bila bepergian jauh suka membawa istrinya, (2) pemilihan istri yang akan dibawa dilakukan dengan digilir semacam arisan, (3) menegakkan keadilan dalam keluarga dan (4) memberikan hak yang sama pada semua istri.
(2) Berkaitan dengan ekonomi
عَنْ Ø¬ÙŽØ§Ø¨ÙØ±Ù بْن٠عَبْد٠اللَّه٠قَالَ كَانَ Ù„ÙÙŠ عَلَى النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ دَيْنٌ ÙَقَضَانÙÙŠ وَزَادَنÙÙŠ
“Jabir bin Abd Allah menerangkan: Nabi SAW pernah berutang padaku, kemudian membayarnya dan memberikan tambahan padaku.†Hr. Muslim.[22]
(3) Berkaitan dengan masyarakat
Rasul SAW selalu baik dan jelas dalam berbicara kepada orang lain.
عَنْ Ø¹ÙŽØ§Ø¦ÙØ´ÙŽØ©ÙŽ Ø±ÙŽØÙمَهَا اللَّه٠قَالَتْ كَانَ كَلَام٠رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ كَلَامًا Ùَصْلًا ÙŠÙŽÙْهَمÙÙ‡Ù ÙƒÙلّ٠مَنْ Ø³ÙŽÙ…ÙØ¹ÙŽÙ‡Ù
“Aisyah r.a menerangkan: Adalah Rasul SAW bila berbicara dengan bahasa yang jelas sehingga setiap yang mendengarnya selalu memahami apa yang dikatakannya.†Hr. Abu Dawud.[23]
Memilih waktu yang tepat untuk memberi nasihat:
عَنْ ابْن٠مَسْعÙود٠قَالَ كَانَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلÙنَا Ø¨ÙØ§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙˆÙ’Ø¹ÙØ¸ÙŽØ©Ù ÙÙÙŠ الْأَيَّام٠كَرَاهَةَ السَّآمَة٠عَلَيْنَا
“Ibn Mas’ud menerangkan: Adalah Rasul SAW suka memilih hari-hari yang tepat dalam memberikan pelajaran, supaya kami tidak merasa bosan.†Hr. al-Bukhari.[24]
(4) Berkaitan dengan penegakkan hukum
عَنْ أَنَس٠قَالَ جَلَدَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙÙÙŠ Ø§Ù„Ù’Ø®ÙŽÙ…Ù’Ø±Ù Ø¨ÙØ§Ù„ْجَرÙÙŠØ¯Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù†Ù‘ÙØ¹ÙŽØ§Ù„٠وَجَلَدَ أَبÙÙˆ بَكْر٠أَرْبَعÙينَ
“Anas bin Malik menerangkan bahwa Rasul SAW dan Abu Bakar menghukum orang yang kecanduan khamr dengan menderanya dengan pelapah dan terompah sebanyak empat puluh kaliâ€. Hr. al-Bukhari.[25]
(5) Berkaitan dengan perjuangan
Rasul SAW berjuang melalui da’wah secara bertahap.
عَنْ ابْن٠عَبَّاس٠رَضÙÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْهÙمَا قَالَ Ø£ÙنْزÙÙ„ÙŽ عَلَى رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ ابْن٠أَرْبَعÙينَ Ùَمَكَثَ بÙمَكَّةَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ سَنَةً Ø«Ùمَّ Ø£ÙÙ…ÙØ±ÙŽ Ø¨ÙØ§Ù„Ù’Ù‡ÙØ¬Ù’رَة٠Ùَهَاجَرَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ الْمَدÙينَة٠Ùَمَكَثَ بÙهَا عَشْرَ سÙÙ†Ùينَ Ø«Ùمَّ تÙÙˆÙÙÙ‘ÙÙŠÙŽ صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ
“Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasul SAW menerima wahyu ketika berusia empat puluh tahun, kemudian tetap di Makah selama tiga belas tahun, kemudian diperintah hijrah. Beliau hijrah ke Madinah dan berada di sana selama sepuluh tahun hingga wafat.†Hr. Ahmad, al-Bukhari, [26]
Rasul SAW berjuang melalui perang melawan kejahatan dan menghancurkan kemusyrikan. Ibn Abbas menerangkan:
أَنَّ رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ غَزَا غَزْوَةَ الْÙَتْØÙ ÙÙÙŠ رَمَضَانَ
“Sesungguhnya Rasul SAW berperang membebaskan kota Mekah hingga meraih kemenangan pada bulan Ramadlan.†Hr.al-Bukhari.[27]
Dalam riwayat Zaid bin Arqam diterangkan bahwa Rasul SAW berperang melawan kekejaman kaum musyrikin sampai sembilan belas kali.[28]
3.Sifat Nabi
a. Sifat Khuluqiyah
Â
عَنْ أَنَس٠بْن٠مَالÙك٠قَالَ كَانَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ Ø£ÙŽØÙ’سَنَ النَّاس٠خÙÙ„Ùقًا
“Anas bin malik menerangkan bahwa Rasul SAW adalah yang paling baik budi pekertinya.†Hr. Muslim.[29]
عَنْ أَبÙÙŠ Ù‡ÙØ±ÙŽÙŠÙ’رَةَ رَضÙÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْه٠قَالَ مَا عَابَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطّ٠إÙنْ اشْتَهَاه٠أَكَلَه٠وَإÙلَّا تَرَكَهÙ
“Abi Hurairah menerangkan bahwa Rasul SAW tidak pernah mencela suatu makanan apapun. Jika beliau doyan maka memakannya dan jika tidak maka beliau tinggalkan.†Hr. al-Bukhari.[30]
b. Sifat Khalqiyah
Jabir bin Samurah menerangkan:
وَكَانَ ÙƒÙŽØ«Ùيرَ Ø´ÙŽØ¹Ù’Ø±Ù Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙØÙ’ÙŠÙŽØ©Ù
“Adalah Rasul SAW berjenggot sangat lebat.†Hr. Muslim.[31]
Al-Barra menerangkan:
كَانَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ Ø£ÙŽØÙ’سَنَ النَّاس٠وَجْهًا ÙˆÙŽØ£ÙŽØÙ’سَنَه٠خَلْقًا لَيْسَ Ø¨ÙØ§Ù„طَّوÙيل٠الْبَائÙن٠وَلَا Ø¨ÙØ§Ù„ْقَصÙيرÙ
“Adalah Rasul SAW orang yang paling tampan wajahnya, paling indah perawakannya, tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek.â€Â Hr.al-Bukhari,[32]
4. Perbuatan Shahabat yang dibiarkan Rasul SAW
Perbuatan shahabat yang diketahui Rasul SAW dan beliau tidak menegurnya merupakan sumber teladan yang sering disebut hadits taqriri. Contohnya antara lain:
عَنْ أنس قال َساÙَرْنَا مَعَ رَسÙوْل٠الله صلى الله عليه وسلم ÙÙيْ رَمضَانَ Ùَصَامَ بَعْضÙنَا ÙˆÙŽØ£Ùْطَرَ بَعْضÙنَا Ùَلَمْ ÙŠÙŽØ¹ÙØ¨Ù’ الصَّائÙم٠عَلَى المÙÙÙ’Ø·ÙØ± وَلا المÙÙØ·Ùر عَلَى الصَّائÙÙ…Ù
“Kata Anas bin Malik: Kami bepergian bersama Rasul SAW pada bulan Ramadlan. Di antara kami ada yang berbuka dan ada pula yang tetap shaum. Yang shaum tidak mencela yang buka. Yang berbuka tidak mencela yang shaum.†Hr. Muslim, Abu Daud.[33]
5. Perbuatan Shahabat yang dikuatkan Rasul SAW
Shalat witir antara yang dilakukan sebelum atau sesudah tidur.
عَنْ أَبÙÙŠ قَتَادَةَ أَنَّ النَّبÙيَّ صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ قَالَ Ù„ÙØ£ÙŽØ¨ÙÙŠ بَكْر٠مَتَى تÙÙˆØªÙØ±Ù قَالَ Ø£ÙÙˆØªÙØ±Ù Ù…Ùنْ أَوَّل٠اللَّيْل٠وَقَالَ Ù„ÙØ¹Ùمَرَ مَتَى تÙÙˆØªÙØ±Ù قَالَ Ø¢Ø®ÙØ±ÙŽ Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙŠÙ’Ù„Ù Ùَقَالَ Ù„ÙØ£ÙŽØ¨ÙÙŠ بَكْر٠أَخَذَ هَذَا Ø¨ÙØ§Ù„Ù’ØÙŽØ²Ù’م٠وَقَالَ Ù„ÙØ¹Ùمَرَ أَخَذَ هَذَا Ø¨ÙØ§Ù„ْقÙوَّةÙ
“Dari Abi Qatadah diriwayatkan bahwa Rasul SAW bertanya kepada Abu Bakar: Kapan anda shalat witir? Beliau menjawab sejak awal malam. Kemudian bersabda kepada Umar: Kapan anda shalat witir? Umar menjawab: Di akhir malam! Kemudian rasul bersabda kepada Abu Bakar: Engkau orang yang hati-hati!. Beliau bersabda pada Umar: Engkau orang yang kuat.†Hr. Ahmad Abu Daud.[34]
6. Perbuatan Shahabat yang diperbaiki Rasul SAW
Ammar Bin Yasir menyatakan pada Umar bin al-Khathab:
Ø¥Ùنَّ رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ بَعَثَنÙÙŠ أَنَا وَأَنْتَ Ùَأَجْنَبْت٠ÙÙŽØªÙŽÙ…ÙŽØ¹Ù‘ÙŽÙƒÙ’ØªÙ Ø¨ÙØ§Ù„صَّعÙيد٠Ùَأَتَيْنَا رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ Ùَأَخْبَرْنَاه٠Ùَقَالَ Ø¥Ùنَّمَا كَانَ يَكْÙÙيكَ هَكَذَا وَمَسَØÙŽ ÙˆÙŽØ¬Ù’Ù‡ÙŽÙ‡Ù ÙˆÙŽÙƒÙŽÙَّيْه٠وَاØÙدَةً
“Sesungguhnya Rasul SAW pernah mengutusku bersama engkau dalam satu tugas. Saya saat itu terkena junub maka berguling-guling di atas tanah (untuk mengganti mandi jinabat). Kemudian kita menghadap Rasul SAW dan menyampai-kannya. Rasul SAW bersabda: Sebenarnya anda cukup melakukan begini; beliau bertayamum dengan menyapukan telapak tangannya ke wajah dan pada kedua tangannya, satu kali. Hr. Al-Bukhari.â€[35]
Dalam riwayat Muslim dijelaskan:
وَضَرَبَ بÙيَدَيْه٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ الْأَرْض٠ÙÙŽÙ†ÙŽÙَضَ يَدَيْه٠ÙَمَسَØÙŽ ÙˆÙŽØ¬Ù’Ù‡ÙŽÙ‡Ù ÙˆÙŽÙƒÙŽÙَّيْهÙ
“Rasul SAW mengenakan telapak tangannya pada bumi dan meniupnya, lalu mengusapkan telapak tangannya pada wajah dan dua kaf (punggung dan telapak tangan)nya.†Hr. Muslim.[36]
7. Rencana Rasul SAW
Diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa ketika Rasul SAW berhasil menaklukan Mekah (Ramadlan 8H), beliau menetapkan rencana sambil berdo’a kepada Allah SWT untuk menaklukan kerajaan Romawi dan Parsi sehingga turunlah Qs.3:26-27.[37] Rencana tersebut terlaksana pasca Rasul SAW wafat. Kerajaan Parsi dapat ditaklukan pada jaman kekhalifahan Abu Bakar dan Romawi ditaklukan pada jaman Umar bin Khathab.
Ibn Abbas menerangkan:
صَامَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشÙورَاءَ وَأَمَرَنَا Ø¨ÙØµÙيَامÙه٠قَالÙوا يَا رَسÙولَ اللَّه٠إÙنَّه٠يَوْمٌ ØªÙØ¹ÙŽØ¸Ù‘ÙÙ…Ùه٠الْيَهÙود٠وَالنَّصَارَى Ùَقَالَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ كَانَ الْعَام٠الْمÙقْبÙل٠صÙمْنَا يَوْمَ Ø§Ù„ØªÙ‘ÙŽØ§Ø³ÙØ¹Ù Ùَلَمْ يَأْت٠الْعَام٠الْمÙقْبÙÙ„Ù ØÙŽØªÙ‘ÙŽÙ‰ تÙÙˆÙÙÙ‘ÙÙŠÙŽ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ
“Rasul SAW shaum pada tanggal sepuluh muharam dan memerintah kita untuk melakukannya. Kemudian shahabat bertanya: Wahai rasul bukankah hari itu yng dimuliakan yahudi dan nashrani? Kemudian Rasul SAW bersabda: Jika tahun depan saya masih hidup, akan melakukan shaum juga tanggal sembilan muharram. Namun, ternyata beliau tidak sampai tahun berikutnya karena wafat.†Hr. Abu Daud.[38]
8. Yang Sengaja Ditinggalkan Rasul SAW
Kesengajaan Rasul meninggalkan sesuatu, juga termasuk sumber teladan. Kategori ini ada yang menyebutnya sebagai ØØ¯ÙŠØ« تركي. Contohnya cukup banyak, seperti Rasul SAW tidak menggunakan Jin dalam menggali parit Khandak, tidak minta bantuan mala`ikat untuk menghancurkan kaum musyrikin yang menyiksa Hamzah.
Dalam hal ibadah shaum :
عَنْ ابْن٠عَبَّاس٠رَضÙÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْهÙمَا قَالَ مَا صَامَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ شَهْرًا كَامÙلًا قَطّ٠غَيْرَ رَمَضَانَ
“Ibn Abbs menerangkan Rasul SAW tidak melaksanakan shaum satu bulan penuh selain bulan Ramadlan.†Hr. Al-Bukhari.[39]
أَنَّ Ø¹ÙŽØ§Ø¦ÙØ´ÙŽØ©ÙŽ Ø±ÙŽØ¶ÙÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْهَا قَالَتْ كَانَ يَوْم٠عَاشÙورَاءَ تَصÙومÙÙ‡Ù Ù‚ÙØ±ÙŽÙŠÙ’Ø´ÙŒ ÙÙÙŠ الْجَاهÙÙ„Ùيَّة٠وَكَانَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ يَصÙومÙÙ‡Ù Ùَلَمَّا قَدÙÙ…ÙŽ الْمَدÙينَةَ صَامَه٠وَأَمَرَ Ø¨ÙØµÙيَامÙÙ‡Ù Ùَلَمَّا ÙÙØ±Ùضَ رَمَضَان٠تَرَكَ يَوْمَ عَاشÙورَاءَ Ùَمَنْ شَاءَ صَامَه٠وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهÙ
“Aisyah r.a menerangkan: Kaum Qurasiy jaman jahiliyah melakukan shaum pada hari Asyura (tanggal 10 muharam). Tatkala sampai di Madinah, Rasul SAW melakukannya dan memerintahnya. Namun, ketika shaum Ramadlan telah difardlukan maka Rasul SAW meninggalkan shaum asyura. Maka barang siapa yang mau melakukannya, lakukanlah, atau tidak melakukannya. Hr. al-Bukhari.[40]
Rasul SAW meninggalkan shalat sebelum atau sesudah shalat ied, sebagaimana diriwayatkan dari Ibn Abbas yang mengatakan:
خَرَجَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ يَوْمَ عÙيد٠Ùَصَلَّى رَكْعَتَيْن٠لَمْ ÙŠÙØµÙŽÙ„ّ٠قَبْل٠وَلَا بَعْدÙ
“Rasul SAW keluar pada hari ied untuk shalat dua rakaat. Beliau tidak melakukan shalat baik sebelum maupun sesudah shalat ied.†Hr. al-Bukhari
[1] Shahih Muslim, IV h.2174
[2] Shahih al-Bukhari, no.5605, Shahih Muslim, no.4641
[3] Shahih Muslim, no.55
[4] Shahih al-Bukhari, no.5278
[5] Musnad Ahmad, no.12550, Sunan Abi Daud, no.2805
[6] Shahih al-Bukhari, no.3681, Shahih Muslim, no.1547
[7] Musnad Ahmad, 22238, Sunan al-Turmudzi, no.2095,
[8] Shahih al-Bukhari, no.6737
[9] Shahih al-Bukhari, no.4892
[10] Musnad Ahmad, II h.160, Sunan Abi Daud, IV h.285, Sunan al-Turmudzi, IV h.323,
[11] shahabat ialah orang yang bertemu Nabi SAW dalam keadaan muslim dan wafat sebagai muslim
[12] Musnad Ahmad, no.20902
[13] shahih al-Bukhari, no.1030
[14] Shahih Muslim, no.586
[15] Sunan al-Turmudzi, no.676
[16] Shahih Muslim, no.1864
[17] Shahih Muslim, no.2053
[18] Shahih al-Bukhari, no.1654
[19] Musnad Ahmad, no.22980
[20] Shahih al-Bukhari, no.5138
[21] Shahih al-Bukhari, no.2404, Shahih Muslim, no.4477, Sunan Abi Daud, no.1826
[22] Shahih Muslim, 1168
[23] Sunan Abi Dawud, no.4199
[24] Shahih al-Bukhari, no.66
[25] shahih al-Bukhari, no.6278
[26] Â Musnad ahmad, I h.236, Shahih al-Bukhari, III h.1398
[27] Shahih al-Bukhari, no.3940
[28] Shahih al-Bukhari, no.3655
[29] Shahih Muslim, no.4273
[30] Shahih al-Bukhari, no.3299
[31] Shahih Muslim, no.4326
[32] Â Shahih al-Bukhari, no.3285
[33] Shahih Muslim, II h.787, Sunan Abi Daud, II h.316
[34] Musnad, no. 13803, Sunan Abi Daud, II h.66
[35] Shahih al-Bukhari, 334
[36] Shahih Muslim, 552
[37] Ibn jarir al-Thabari (224-310H), Tafsir al-Thabari, III h.222, Ibn Hajar al-Asqalani, al-‘Ijab fi bayan al-Asbab, II h.675
[38] Sunan Abi Daud, no. 2089
[39] Shahih al-Bukhari, no.1835
[40] Shahih al-Bukhari, no.1863