EMPAT KALIMAT DALAM RAHIM seri 02
3. إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا sesungguhnya dirimu dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya pada masa empat puluh hari
Pada hadits ini diistilahkan يُجْمَعُ خَلْقُهُ (dikumpulkan penciptaannya), karena ketika suami bergaul dengan istrinya memancarkan mani yang tersebar مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى (dari air mani, apabila dipancarkan.Qs.53:46). Penggunakan istilah dikumpulkan, karena sebelum masuk rahim ada proses sebelumnya sejak dari saripati tanah hingga menjadi nuthfah. Proses penciptaan manusia sejak saripati tanah hingga berkumpul dalam rahim, berlangsung secara bertahap sebagai mana ditandaskan dalam firman Allah SWT وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ(*)ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ(*)Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Qs.23(al-Mu`minun):12-13dan firman-Nya : خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. Qs.16(al-Nahl):4
Setelah bertemu dengan sel telur istrinya langsung bercampur dan mengumpul إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.Qs.76:2). Bercampurnya itu melalui proses empat puluh hari, sebelum proses lebih lanjut.
4. ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ kemudian menjadi alaqah dalam janga waktu yang sama (empat puluh hari).
Perkatan عَلَقَةً atau dalam bentuknya عَلَق menurut bahasa berarti التَّشَبُّث بِالشَّيْء[1] bergantung pada sesuatu, atau tertambat. Hewan tertambat dengan tambang atau tergantung, juga disebut علق الصَّيْد. Dikatakan bahwa manusia diciptakan dari alaq, berarti dari yang nempel atau yang bergantung. Banyak para ahli menerjemahkan kata alaqah dengan segumpal darah. Tepat ataukah tidak terjemah tersebut, hanya Allah SWT yang mengetahui. Namun terjemah asli dari alaqah adalah sesuatu yang menempel atau bergantung, akan lebih luas maknanya. Bukankah calon janin itu setelah terjadi pertemuan antara sel telur dan sperma, kemudian menempel di dinding rahim?. Wahbah Zuhaili berpendapat bahwa kata عَلَقَة yang jamanya alaq itu merupakan tetesan darah yang mengental. Sedangkan darah yang tidak mengental biasa disebut المَسْفُوح al-masfuh[2]. Hadits ini menandaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari ‘alaqah yaitu tetesan darah segar yang mengandung sel hidup yang tidak nampak di mata kepala kecuali menggunakan alat khusus. Dinamakan alaqah, karena sel sperma yang lari, setelah bertemu sel telur kemudian nempel di dinding rahim[3] .
5. ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ kemudian menjadi mudlghah selama itu pula,
Setelah bercampunya sel sperma dengan sel telur, empat puluh hari pertama menjadi nuthfah, kemudian empat puluh hari menjadi alaqah, maka selama empat puluh hari ketiga menjadi mudlghah.[4] Perkataan مُضْغَةً menurut bahasa berasal dari kata مَضَغَ – يَمْضُغُ = يَمْضَغ – مَضْغًا berarti لاك – يَلُوك – لَوْكًا mengunyah, memamah sesuap makanan.[5] Dengan demikian mudlghah bisa diartikan gumpalan seperti daging yang dikunyah oleh manusia, baik besarnya maupun bercampurnya berbagai unsur. Harun Yahya,[6] mengungkap proses penciptaan manusia dalam rahim sebagai berikut:
Awalnya Hanya Bersel Satu
Makhluk hidup bersel satu yang tak terhitung jumlahnya mendiami bumi kita. Semua makhluk bersel satu ini berkembang biak dengan membelah diri, dan membentuk salinan yang sama seperti diri mereka sendiri ketika pembelahan ini terjadi. Embrio yang berkembang dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai makhluk bersel satu, dan sel ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri, dengan kata lain membuat salinan dirinya sendiri. Dalam kondisi ini, tanpa adanya perencanaan khusus, sel-sel yang akan membentuk bayi yang belum lahir ini akan memiliki bentuk yang sama. Dan apabila ini terjadi, maka yang akhirnya muncul bukanlah wujud manusia, melainkan gumpalan daging tak berbentuk. Tapi ini tidaklah terjadi karena sel-sel tersebut membelah dan memperbanyak diri bukan tanpa pengawasan. Sel yang Sama Membentuk Organ yang berbeda Sperma dan sel telur bertemu, dan kemudian bersatu membentuk sel tunggal yang disebut zigot.
Satu sel tunggal ini merupakan cikal-bakal manusia. Sel tunggal ini kemudian membelah dan memperbanyak diri. Beberapa minggu setelah penyatuan sperma dan telur ini, sel-sel yang terbentuk mulai tumbuh berbeda satu sama lain dengan mengikuti perintah rahasia yang diberikan kepada mereka. Sungguh sebuah keajaiban besar: sel-sel tanpa kecerdasan ini mulai membentuk organ dalam, rangka, dan otak. Sel-sel otak mulai terbentuk pada dua celah kecil di salah satu ujung embrio. Sel-sel otak akan berkembang biak dengan cepat di sini. Sebagai hasilnya, bayi akan memiliki sekitar sepuluh milyar sel otak. Ketika pembentukan sel-sel otak tengah berlangsung, seratus ribu sel baru ditambahkan pada kumpulan sel ini setiap menitnya. Masing-masing sel baru yang terbentuk berperilaku seolah-olah tahu di mana ia harus menempatkan diri, dan dengan sel mana saja ia harus membuat sambungan. Setiap sel menemukan tempatnya masing-masing. Dari jumlah kemungkinan sambungan yang tak terbatas, ia mampu menyambungkan diri dengan sel yang tepat. Terdapat seratus trilyun sambungan dalam otak manusia. Agar sel-sel otak dapat membuat trilyunan sambungan ini dengan tepat, mereka harus menunjukkan kecerdasan yang jauh melebihi tingkat kecerdasan manusia. Padahal sel tidak memiliki kecerdasan sama sekali. Bahkan tidak hanya sel otak, setiap sel yang membelah dan memperbanyak diri pada embrio pergi dari tempat pertama kali ia terbentuk, dan langsung menuju ke titik yang harus ia tempati. Setiap sel menemukan tempat yang telah ditetapkan untuknya, dan dengan sel manapun mereka harus membentuk sambungan, mereka akan mengerjakannya. Lalu, siapakah yang menjadikan sel-sel yang tak memiliki akal pikiran tersebut mengikuti rencana cerdas ini? Profesor Cevat Babuna, mantan dekan Fakultas Kedokteran, Ginekologi dan Kebidanan, Universitas Istanbul, Turki, berkomentar:
Bagaimana semua sel yang sama persis ini bergerak menuju tempat yang sama sekali berbeda, seolah-olah mereka secara mendadak menerima perintah dari suatu tempat, dan berusaha agar benar-benar terbentuk organ-organ yang sungguh berbeda? Hal ini jelas menunjukkan bahwa sel yang identik ini, yang tidak mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, yang memiliki genetika dan DNA yang sama, tiba-tiba menerima perintah dari suatu tempat, sebagian dari mereka membentuk otak, sebagian membentuk hati, dan sebagian yang lain membentuk organ yang lain lagi. Proses pembentukan dalam rahim ibu berlangsung terus tanpa henti. Sejumlah sel yang mengalami perubahan, tiba-tiba saja mulai mengembang dan mengkerut. Setelah itu, ratusan ribu sel ini berdatangan dan kemudian saling bergabung membentuk jantung. Organ ini akan terus-menerus berdenyut seumur hidup. Hal yang serupa terjadi pada pembentukan pembuluh darah. Sel-sel pembuluh darah bergabung satu sama lain dan membentuk sambungan di antara mereka. Bagaimana sel-sel ini mengetahui bahwa mereka harus membentuk pembuluh darah, dan bagaimana mereka melakukannya? Ini adalah satu di antara beragam pertanyaan yang belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan. Sel-sel pembuluh ini akhirnya berhasil membuat sistem tabung yang sempurna, tanpa retakan atau lubang padanya. Permukaan bagian dalam pembuluh darah ini mulus bagaikan dibuat oleh tangan yang ahli. Sistem pembuluh darah yang sempurna tersebut akan mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh bayi. Jaringan pembuluh darah memiliki panjang lebih dari empat puluh ribu kilometer. Ini hampir menyamai panjang keliling bumi. Perkembangan dalam perut ibu berlangsung tanpa henti. Pada minggu kelima tangan dan kaki embrio mulai terlihat. Benjolan ini sebentar lagi akan menjadi lengan. Beberapa sel kemudian mulai membentuk tangan. Tetapi sebentar lagi, sebagian dari sel-sel pembentuk tangan embrio tersebut akan melakukan sesuatu yang mengejutkan. Ribuan sel ini melakukan bunuh diri massal. Mengapa sel-sel ini membunuh diri mereka sendiri? Kematian ini memiliki tujuan yang amat penting. Bangkai-bangkai sel yang mati di sepanjang garis tertentu ini diperlukan untuk pembentukan jari-jemari tangan. Sel-sel lain memakan sel-sel mati tersebut, akibatnya celah-celah kosong terbentuk di daerah ini. Celah-celah kosong tersebut adalah celah di antara jari-jari kita. Akan tetapi, mengapa ribuan sel mengorbankan dirinya seperti ini? Bagaimana dapat terjadi, sebuah sel membunuh dirinya sendiri agar bayi dapat memiliki jari-jari pada saatnya nanti? Bagaimana sel tersebut tahu bahwa kematiannya adalah untuk tujuan tertentu? Semua ini sekali lagi menunjukkan bahwa semua sel penyusun manusia ini diberi petunjuk oleh Allah. Pada tahap ini, sejumlah sel mulai membentuk kaki. Sel-sel tersebut tidak mengetahui bahwa embrio akan harus berjalan di dunia luar. Tapi mereka tetap saja membuat kaki dan telapaknya untuk embrio. Ketika embrio berumur empat minggu, dua lubang terbentuk pada bagian wajahnya, masing-masing terletak pada tiap sisi kepala embrio. Mata akan terbentuk di kedua lubang ini pada minggu keenam. Sel-sel tersebut bekerja dalam sebuah perencanaan yang sulit dipercaya selama beberapa bulan, dan satu demi satu membentuk bagian-bagian berbeda yang menyusun mata. Sebagian sel membentuk kornea, sebagian pupil, dan sebagian yang lain membentuk lensa. Masing-masing sel berhenti ketika mencapai batas akhir dari daerah yang harus dibentuknya. Pada akhirnya, mata, yang mengandung empat puluh komponen yang berbeda, terbentuk dengan sempurna tanpa cacat. Dengan cara demikian, mata yang diakui sebagai kamera paling sempurna di dunia, muncul menjadi ada dari sebuah ketiadaan di dalam perut ibu. Perlu dipahami bahwa manusia yang bakal lahir ini akan membuka matanya ke dunia yang berwarna-warni, dan mata yang sesuai untuk tugas ini telah dibuat. Suara di dunia luar yang akan didengar oleh bayi yang belum lahir juga telah diperhitungkan dalam pembentukan seorang manusia dalam rahim. Telinga yang akan mendengarkan segala suara tersebut juga dibentuk dalam perut ibu. Sel-sel tersebut membentuk alat penerima suara terbaik di dunia.[7]
6. ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ kemudian diutuslah mala`ikat meniupkan ruh padanya.
Setelah melewati waktu tiga kali empat puluh hari, maka Allah SWT mengutus satu Mala`ikat untuk meniupkan ruh-Nya pada janin tersebut. Allah SWT berfirman:
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ(*)ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ(*)
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. Qs.32(al-Sajdah):8-9
Al-Nasafi (w.671H) berpendapat bahwa yang dimaksud مِنْ رُوحِهِ (dari Ruh-Nya), pada ayat ini adalah sesuatu yang dikhusukan diciptkan oleh-Nya.[8] Dengan kata lain, manusia itu diberi Allah sesuatu yang sangat rahasia dari-Nya tidak diberikan kepada yang lainnya yaitu ruh yang ditiupkan melalui Mala`ikat. Mala`ikat mana yang diutus Allah SWT pada saat itu? Tidak disebutkan namanya; boleh jadi bergiliran, boleh jadi Allah SWT menciptakan ma`ikat untuk setiap manusia. Semua itu masalah ghaib yang hanya diketahui Allah SWT. Demikian pula masalah ruh yang ditiupkan dari-Nya oleh mala`ikat, hanya Allah SWT yang tahu. Ikrimah meriwayatkan bahwa seorang ahl al-Kitab pernah bertanya kepada Rasul SAW tentang hakikat ruh. Tidak lama kemudian turun wahyu yang menegaskan bahwa ruh itu urusan Allah SWT.[9] Ayat yang turun saat itu adalah:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. Qs.17(al-Isra):85
Ayat ini menegaskan bahwa ruh merupakan urusan Allah SWT yang tidak diketahui hakikatnya selain oleh-Nya. Menurut al-Razi dan Ibn al-Qayim, ruh itu merupakan zat yang bersifat nurani (cahaya) yang digerakkan dari tempat yang maha tinggi. Ruh menggerakan jasad manusia tak ubahnya bagaikan air pada bunga mawar, minyak pada zaitun, atau api pada batu bara. Tentu saja tidak akan bisa dijangkau oleh yang bersifat fisik, atau indra manusia. Ruh akan berfungsi menggerakan jasad selama bisa digerakkan. Jika jasad itu sudah tidak bisa digerakkan, maka akan lepas alias mengalami kematian. Menurut al-Ghazali dan al-Ashfahani, ruh itu bukan bersifat zat, bukan bersifat jism berbentuk, melainkan sesuatu yang melekat pada badan yang mengatur gerakannya.[10]
Dalam al-Qur`an terdapat beberapa ayat yang menyebut ruh, terkadang menggunakan istilah الروح terkadang روحه terkadang روح yang pada beberapa ayat tersebut mengandung arti yang berbeda. Perhatikan contoh ayat pada tabel berikut:
TEKS AYAT |
TARJAMAH & NOMORNYA |
ARTI RUH |
وَءَاتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ |
Kami berikan pada Isa putera Maryam mu’jizat bukti dan kami kuatkan dengan Jibril. Qs.2:87 |
Jibril |
وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ |
Janganlah kamu putus asa dari rahmat Allah. Tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum kafir. Qs.12:87 |
Rahmat/ kasih sayang/ anugrah ni’mat |
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ |
Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. Qs.16:102 |
Mala`ikat Jibril |
أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ |
Merekalah yang telah tertanam dalam hatinya keimanan, dan Allah menguatkan mereka dengan pertolongan-Nya. Qs.58:22 |
pertolongan |
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ |
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Qs.15:29, Qs.38:72 |
Ruh Allah / milik-Nya / ciptaan-Nya |
يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا |
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.Qs.78:38 |
Ruh (tidak diterjemahkan) |
يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنْذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ |
Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: “Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku“. Qs.16:2 |
Wahyu yang dibawa mala`ikat |
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا |
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. Qs.17:85 |
Roh yang mempengaruhi, bahkan hanya dengannya hidup manusia. |
Karena individu manusia itu terkait dengan alam dan khaliq, maka sifatnya pun dipengaruhi oleh empat faktor (1) sifat kebuasan, yang mempunyai cenedrung keras, bertengkar, berperang; (2) sifat setan, yang selalu ingin menggoda, menarik perhatian yang lain; (3) sifat hewan, yang cenderung rakus, memenuhi hawa nafsu, tidak pernah puas; (4) sifat ketuhanan mempunyai kecenderungan ingin tahu, berbuat baik, menolong, menyayangi.[11] selanjutnya lihat seri 03
[1] Al-Ashfahani, al-Raghib, Mufradat al-Qur’an, Dar al-Fikr, Beirut, hlm 355
[2] al-Zuhaili, Wahbah, Prof. Dr., (ketua Jurusan Fiqh Islam Universitas Damascus), al-Tafsir al-Munir, Dar al-Fikr, Damascus 1991, XXX hlm 315.
[3] Al-Qurthubi, Abi Abdillah Muhammad Bin Ahmad al-Anshari, al-Jami li Ahkami al-Qur’an, Dar al-Kitab al-Arabi, Mesir, juz XIX hlm. 119
[4] Ibn Hajar al-Asqalani (773-852H), Talkhish al-Habir, III h.218
[5] Ibn Manzhur (630-711H), Lisan al-Arab, VIII h.451
[6] Harun Yahya lahir di Ankara (Turki) tahun 1956. sejak tahun 1980 menerbitkan berbagai buku tentang ilmu pengetahuan, keislaman, dan politik. Beliau tercatat sebagai penulis produktif yang mengupas berbagai kekeliruan Darwinisme dan berbagai idelogi sesat. Bukunya sudah diterjemahkan dalam berbagai bahsa, seperti Ingirs, Urdu, Prancis, Rusi, Arab, Spanyol dan Melayu, serta Indonesia
[7] artikel ini dikutip langsung dari situs internet, www.prayoga.net
[8] Tafsir al-Nasafi, III h.290
[9] Ibn Jarir (224-310H), Jami al-Bayan, XV h.155
[10] Tafsir al-Maraghi, XV h.89
[11] Ihya Ulum al-Din, II h.213