ALFATIHAH 02-03 seri 01
02. AL-FATIHAH: 2-3
A.Teks Ayat dan terjemahnya
الْØÙŽÙ…ْد٠لÙلَّه٠رَبّ٠الْعَالَمÙينَ(*)الرَّØÙ’مَن٠الرَّØÙيمÙ
Segala puji bagi Allâh, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Qs.1:2-3
B.Kaitan dengan ayat sebelumnya
1. Jika basmalah diyakini sebagai ayat pertama dari al-Fatihah, ayat ini sebagai ayat kedua dan ketiganya. Seperti telah diungkapkan pada bahasan terdahulu, basmalah merupakan kalimah thayibah yang dibaca setiap memulai pekerjaan. Basmalah sudah dikenal sejak dahulu kala, baik di kalangan yahudi maupun nashrani, sebagaimana pernah dikirimkan oleh Nabi Sulaiman ke ratu Bilqis.[1] Basmalah sebagai ikrar muslim bahwa apa yang dikerjakan karena Allâh, mengikuti ajaran-Nya, dan untuk mencari rido-Nya. Ayat kedua yang dinamakan hamdalah ini, sebagai ikrar muslim yang menyadari bahwa selesainya suatu pekerjaan merupakan bukti adanya bantuan dari Allâh SWT. Oleh karena itu, sepatutnya memanjatkan puji dan syukur kepada-Nya.
2. Kalimat Bism Allâh, menunjukkan Dzat Allâh SWT, al-Rahmân al-Rahîm, menunjukkan sifat Allâh SWT, maka kalimat hamdalah ini merupakan sikap hamba kepada Allâh SWT.[2] Memuji Allâh, karena mengakui keagungan, kedudukan-Nya sebagai Rabb, merupakan prinsip pertama dan utama yang mesti dipegang teguh setiap manusia.
C.Tinjauan Historis
Surat a-Fatihah termasuk Makiyah, turun setelah surat al-Muddatsir, sebelum Rasûl SAW berhijrah.[3] Ada juga yang berpendapat bahwa al-fatihah termasuk Madaniyah, dan ada yang berpendapat turun dua kali; satu kali di Makkah, satu kali di Madinah. Namun menurut al-Rifa’iy, yang paling kuat alasannya adalah yang berpendapat bahwa al-Fatihah turun di Makkah, karena sejak ibadah shalat difardlukan sudah ada bacaan al-Fatihah.[4] Ditinjau dari urutan turun, ayat ini termasuk periode awal keRasûlan Rasûl SAW. Wahyu pertama adalah al-Alaq 1-5, kemudian al-Qalam, al-Muzammil, al-Muddatsir, lalu al-fatihah.[5] Al-Nasafi berpandangan bahwa yang paling shahih adalah yang berpendapat bahwa al-Fatihah turun dua kali. Turun pertama di Makkah ketika difardukannya ibadah shalat[6], dan turun kedua di Madinah ketika perpindahan qiblat.[7] Surat ini dinamakan al-fatihah yang berarti pembuka, karena tercantum sebagai surat pertama dalam mushhaf [8] dan sebagai bacaan pertama dalam shalat, tapi bukan yang pertama diturunkan.[9]
D.Tafsir Kalimat
1. الْØÙŽÙ…ْدÙ   segala puji
Perkatan الْØÙŽÙ…ْدÙ   ini berma’na menyanjung dengan lisan atau ucapan, tidak mencakup pada sikap dan perbuatan. Pujian tersebut disampaikan kepada yang memiliki keunggulan dan kesempurnaan. Ucapan yang berkaitan dengan pujian, dikenal istilah الØÙ…د al-hamd dan الشّÙكر al-Syukr. Perbedaannya dengan al-syukr antara lain (1) al-hamd hanya berma’na pujian secara lisan, (walau mesti dihayati dalam hati dan dimanifestasikan dalam sikap dan perbuatan), sedangkan al-syukr mencakup ucap, sikap, dan perbuatan, (2) al-hamd pujian disampaikan pada yang memiliki kesempurnaan walau tidak disebabkan menerima ni’mat dari-Nya, sedangkan al-syukr karena mendapat ni’mat, disampaikan kepada yang memberi ni’mat. Namun menurut al-Razi, istilah al-hamd lebih umum, lebih luas dari istilah al-Syukr.[10] Allâh SWT adalah yang memiliki al-Hamd dan al-Syukr.[11] Kedudukan kata الØÙŽÙ…د٠sebagai pokok kalimat, berbentuk berita, tapi berma’na perintah. Hakikat kalimat ini berbunyi Ù‚ÙÙ„ اَلْØÙŽÙ…ْد Ùلله katakanlah olehmu segala puji bagi Allâh. Sasaran dari kalimat ini adalah untuk menunjukkan kekhususan bahwa segala puji hanya milik Allâh, bukan milik yang lain. [12]
2. لÙلَّهÙ   bagi Allâh
Kalimat Ùلله terdiri dari dua kata yaitu Ù„Ù dan ألله. Huruf ل٠  berarti bagi, milik, kepunyaan, atau untuk. Sedangkan الله sebagaimana dijelaskan pada kajian basmalah, merupakan Ù„ÙŽÙØ¸ الجَلاَلة lambang satu-satunya nama bagi yang berhak disembah, dipuja, dipuji, disanjung dan ditakuti. Tiada yang berhak di-perlakukan seperti itu selain Allâh SWT. Lafazh الله juga merupakan الإسم الأعْظَم ism al-A’zham (nama yang Maha Agung), tidak layak digunakan sebagai nama bagi yang lain-Nya. Tidak satu pun makhluq yang dibenarkan menggunakan nama ini sebagai namanya sendiri.
3. رَبّ٠ Tuhan
Perkataan رَبّÙ di sini sebagai sifat dari lafazh الله . Arti dari رَبّ٠antara lain: yang mengatur, yang ditaati, yang dipertuhankan, yang menciptakan, yang memelihara, yang menolong, yang menguasai atau merajai.[13] Oleh karena itu, istilah رَبّ٠juga tidak boleh digunakan pada selain Allâh SWT. رَبّ٠juga mencakup pada Ø±ÙØ¨ÙوبÙيَّة ketuhanan, تَربÙيَّة pendidikan, dan عÙنَايَة pertolongan.[14]
4. الْعَالَمÙينَ alam semesta, seluruh alam
Perkataan الْعَالَمÙينَ merupakan bentuk jama dari العاَلَم yaitu ÙƒÙلّ٠مَوْجَوْد سÙوى الله تَعَالَى  segala sesuatu yang ada selain Allâh SWT. Oleh karena itu mencakup manusia, hewan, jin, tumbuhan, bakteri.[15] Sebagian ulama mengatakan bahwa العاَلَم itu adalah ÙƒÙلّ٠مَا خَلَق الله٠ÙÙÙŠ الدّÙنْيَا ÙˆÙŽØ§Ù„Ø¢Ø®ÙØ±ÙŽØ©  segala yang diciptakan Allâh SWT baik di dunia maupun di akhirat.[16]. sebagian lagi berpendapat bahwa alam itu terdiri atas yang lahir seperti manusia, hewan, bakteri, dan tumbuhan, serta alam ghaib seperti malaikat dan jin. Ditinjau dari sudut yang dialami manusia, bukan hanya dunia tapi ada alam yang lainnya, di antaranya: (1) alam arwâh, yaitu sebelum terjadinya manusia berbentuk fisik, (2) alam arhâm ialah hidup dalam rahim ibu, (3) alam dunyâ yaitu alam kini yang penuh rintangan, tantangan sekaligus permainan, persaingan, perniagaan dan kebahagiaan, (4) alam qubur ialah alam kematian menunggu putusan, (5) alam ba’ts yaitu dibangkitkannya dari qubur, (6) alam makhsyar yaitu berkumpulnya makhluq Allâh, (7) alam hisâb yaitu diperhitungkannya amal kebaikan dan keburukan manusia, (8) alam mîzân ialah ditimbangnya bobot amal buruk dan amal baik, (9) alam jazâ` ialah diperolehnya balasan akhirat sebagai hasil usaha manusia selama hidup di dunia. Itulah berbagai alam ditinjau dari sudut periodisasi hidup manusia. Ada pula ulama yang membagi alam itu kepada (1) alam mala`ikat, (2) alam manusia, (3) alam tumbuhan, (4) alam bakteri, (5) alam hewan. Di samping ada yang membagikan kepada makro dan mikro.
5. الرَّØÙ’مَن٠الرَّØÙيم Maha Pengasih lagi Penyayang.
Kalimat الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Â ini sebagaimana telah dijelaskan pada kajian basmalah, merupakan nama Allâh juga, yang menggambarkan sifat kasih sayang-Nya tiada terhingga. Nama الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ† ditinjau dari bahasa berasal dari perkataan رØÙ…- يرØÙ… kemudian menjadi رØÙ…Ø© rahmatan. Setelah dijadikan tafdlîl atau superlatip bunyinya رØÙ’مَان berpedoman pada sandaran ilmu sharaf Ùَعْلان yang berarti pelaku yang maha. Oleh karena itu istilah rahman sering diartikan Yang Maha Pengasih tidak pilih kasih. Dikatakan tidak pilih kasih, karena Allâh SWT mencurahkan kasih sayang selama makhluk-Nya hidup di dunia tanpa pilih bulu. Orang yang taat maupun ma’siat tetap saja mendapat rahmat Allâh. Lain lagi di akhirat kelak, yang mendapat rahmat Allâh itu hanya orang yang beriman dan taat pada-Nya. Oleh karena itu di akhirat, Allâh SWT menerapkan sifat الرَّØÙيْم  karena tidak akan memberi ni’mat kepada orang kafir, atau orang yang penuh ma’siat. Jika kita ingin mendapat kasih sayang Allâh seyogyanya menyeru nama-Nya dengan يَارَØÙ’مان wahai Yang Maha Pengasih! Allâh SWT mempersilakan kepada hamba-Nya untuk memanggil-Nya dengan panggilan Rahmân :
Ù‚Ùل٠ادْعÙوا اللَّهَ أَو٠ادْعÙوا الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†ÙŽ أَيًّا مَا تَدْعÙوا Ùَلَه٠الْأَسْمَاء٠الْØÙسْنَى
Katakanlah: “Serulah nama Allâh atau serulah nama Al-Rahmân! Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmâ’ al-Husnâ. Qs.17:110
Nama al-Rahmân ini tercantum dalam al-Qur’an, cukup banyak, nomor surat dan ayatnya seperti dapat dilihat pada pada tabel berikut:
NO AYAT |
TEKS AYAT |
TERJEMAHNYA |
Qs.1:1 |
Ø¨ÙØ³Ù’م٠اللَّه٠الرَّØÙ’مَن٠الرَّØÙيم٠|
Dengan nama Allâh yang Maha pengasih dan Penyayang |
Qs.1:2 |
الرَّØÙ’مَن٠الرَّØÙيم٠|
Yang Maha Pemgasih lagi Maha Penyayang |
Qs.2:163 |
ÙˆÙŽØ¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙÙƒÙمْ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŒ وَاØÙدٌ لَا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلَّا Ù‡ÙÙˆÙŽ الرَّØÙ’مَن٠الرَّØÙيم٠|
Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa. Tiada Tuhan selain Dia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang |
Qs.17:110 |
Ù‚Ùل٠ادْعÙوا اللَّهَ أَو٠ادْعÙوا الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†ÙŽ أَيًّا مَا تَدْعÙوا Ùَلَه٠الْأَسْمَاء٠الْØÙسْنَى وَلَا تَجْهَرْ Ø¨ÙØµÙŽÙ„َاتÙÙƒÙŽ وَلَا ØªÙØ®ÙŽØ§ÙÙØªÙ’ بÙهَا وَابْتَغ٠بَيْنَ ذَلÙÙƒÙŽ سَبÙيلًاالْØÙسْنَى |
Katakanlah: “Serulah Allâh atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asma al husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” |
Qs.19:45 |
يَاأَبَت٠إÙنّÙÙŠ أَخَاÙ٠أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ Ù…ÙÙ†ÙŽ الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù ÙَتَكÙونَ Ù„Ùلشَّيْطَان٠وَلÙيًّا |
Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan”. |
Qs.19:58 |
Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ ØªÙØªÙ’Ù„ÙŽÙ‰ عَلَيْهÙمْ ءَايَات٠الرَّØÙ’مَن٠خَرّÙوا Ø³ÙØ¬Ù‘َدًا وَبÙÙƒÙيًّا |
Apabila dibacakan ayat-ayat Allâh Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. |
Qs.19:61 |
جَنَّات٠عَدْن٠الَّتÙÙŠ وَعَدَ الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽÙ‡Ù Ø¨ÙØ§Ù„ْغَيْب٠إÙنَّه٠كَانَ وَعْدÙه٠مَأْتÙيًّا |
yaitu surga `Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allâh itu pasti akan ditepati. |
Qs.19:69 |
Ø«Ùمَّ Ù„ÙŽÙ†ÙŽÙ†Ù’Ø²ÙØ¹ÙŽÙ†Ù‘ÙŽ Ù…Ùنْ ÙƒÙلّ٠شÙيعَة٠أَيّÙÙ‡Ùمْ أَشَدّ٠عَلَى الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ø¹ÙØªÙيًّا |
Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. |
Qs.19:75 |
Ù‚Ùلْ مَنْ كَانَ ÙÙÙŠ الضَّلَالَة٠ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙŽÙ…Ù’Ø¯ÙØ¯Ù’ لَه٠الرَّØÙ’مَن٠مَدًّا ØÙŽØªÙ‘ÙŽÙ‰ Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ رَأَوْا مَا ÙŠÙوعَدÙونَ Ø¥Ùمَّا الْعَذَابَ ÙˆÙŽØ¥Ùمَّا السَّاعَةَ ÙَسَيَعْلَمÙونَ مَنْ Ù‡ÙÙˆÙŽ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضْعَÙ٠جÙنْدًا |
Katakanlah: “Barangsiapa yang berada di dalam kesesatan, maka biarlah Tuhan yang Maha Pemurah memperpanjang tempo baginya; sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan kepadanya, baik siksa maupun kiamat, maka mereka akan mengetahui siapa yang lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah penolong-penolongnya”. |
Qs.19:78 |
أَطَّلَعَ الْغَيْبَ أَم٠اتَّخَذَ عÙنْدَ الرَّØÙ’مَن٠عَهْدًا |
Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?, |
Qs.19:85 |
يَوْمَ Ù†ÙŽØÙ’Ø´ÙØ±Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØªÙ‘ÙŽÙ‚Ùينَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù ÙˆÙŽÙْدًا |
(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, |
Qs.19:87 |
لَا يَمْلÙÙƒÙونَ الشَّÙَاعَةَ Ø¥Ùلَّا مَن٠اتَّخَذَ عÙنْدَ الرَّØÙ’مَن٠عَهْدًا |
Mereka tidak berhak mendapat syafa`at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. |
Qs.19:88 |
وَقَالÙوا اتَّخَذَ الرَّØÙ’مَن٠وَلَدًا |
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. |
Qs.19:93 |
Ø¥Ùنْ ÙƒÙلّ٠مَنْ ÙÙÙŠ السَّمَوَات٠وَالْأَرْض٠إÙلَّا ءَاتÙÙŠ الرَّØÙ’مَن٠عَبْدًا |
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. |
Qs.19:96 |
Ø¥Ùنَّ الَّذÙينَ ءَامَنÙوا وَعَمÙÙ„Ùوا Ø§Ù„ØµÙ‘ÙŽØ§Ù„ÙØÙŽØ§ØªÙ Ø³ÙŽÙŠÙŽØ¬Ù’Ø¹ÙŽÙ„Ù Ù„ÙŽÙ‡Ùم٠الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù ÙˆÙØ¯Ù‘ًا |
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allâh Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. |
Qs.20:5 |
الرَّØÙ’مَن٠عَلَى الْعَرْش٠اسْتَوَى |
(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy. |
Qs.20:90 |
ÙˆÙŽØ¥Ùنَّ رَبَّكÙم٠الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù ÙÙŽØ§ØªÙ‘ÙŽØ¨ÙØ¹ÙونÙÙŠ ÙˆÙŽØ£ÙŽØ·ÙيعÙوا أَمْرÙÙŠ |
Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan ta`atilah perintahku”. |
Qs.20:109 |
ÙŠÙŽÙˆÙ’Ù…ÙŽØ¦ÙØ°Ù لَا تَنْÙَع٠الشَّÙَاعَة٠إÙلَّا مَنْ أَذÙÙ†ÙŽ لَه٠الرَّØÙ’مَن٠وَرَضÙÙŠÙŽ لَه٠قَوْلًا |
Pada hari itu tidak berguna syafa`at, kecuali (syafa`at) orang yang Allâh Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya. |
Qs.21:26 |
وَقَالÙوا اتَّخَذَ الرَّØÙ’مَن٠وَلَدًا Ø³ÙØ¨Ù’ØÙŽØ§Ù†ÙŽÙ‡Ù بَلْ Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŒ Ù…ÙكْرَمÙونَ |
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allâh. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, |
Qs.21:36 |
ÙˆÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ رَآكَ الَّذÙينَ ÙƒÙŽÙَرÙوا Ø¥Ùنْ ÙŠÙŽØªÙ‘ÙŽØ®ÙØ°Ùونَكَ Ø¥Ùلَّا Ù‡ÙØ²Ùوًا أَهَذَا الَّذÙÙŠ ÙŠÙŽØ°Ù’ÙƒÙØ±Ù ءَالÙهَتَكÙمْ ÙˆÙŽÙ‡Ùمْ Ø¨ÙØ°Ùكْر٠الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ù‡Ùمْ كَاÙÙØ±Ùونَ |
Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (Mereka mengatakan): “Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhanmu?”, padahal mereka adalah orang-orang yang inkar mengingat Allâh Yang Maha Pemurah. |
Qs.21:42 |
Ù‚Ùلْ مَنْ يَكْلَؤÙÙƒÙمْ Ø¨ÙØ§Ù„لَّيْل٠وَالنَّهَار٠مÙÙ†ÙŽ الرَّØÙ’مَن٠بَلْ Ù‡Ùمْ عَنْ ذÙكْر٠رَبّÙÙ‡Ùمْ Ù…ÙØ¹Ù’Ø±ÙØ¶Ùونَ |
Katakanlah: “Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allâh) Yang Maha Pemurah?” Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingati Tuhan mereka. |
Qs.21:112 |
قَالَ رَبّ٠اØÙ’ÙƒÙمْ â€ŽØ¨ÙØ§Ù„Ù’ØÙŽÙ‚ّ٠وَرَبّÙنَا الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’تَعَان٠عَلَى مَا تَصÙÙÙونَ |
(Muhammad) berkata: “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami ialah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan”. |
Qs.25:59 |
الَّذÙÙŠ خَلَقَ السَّمَوَات٠وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهÙمَا ÙÙÙŠ Ø³ÙØªÙ‘َة٠أَيَّام٠ثÙمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْش٠الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ùَاسْأَلْ بÙه٠خَبÙيرًا |
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allâh) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia. |
Qs.25:60 |
ÙˆÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ Ù‚Ùيلَ Ù„ÙŽÙ‡ÙÙ…Ù Ø§Ø³Ù’Ø¬ÙØ¯Ùوا Ù„ÙلرَّØÙ’مَن٠قَالÙوا وَمَا الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ø£ÙŽÙ†ÙŽØ³Ù’Ø¬ÙØ¯Ù Ù„Ùمَا ØªÙŽØ£Ù’Ù…ÙØ±Ùنَا وَزَادَهÙمْ Ù†ÙÙÙورًا |
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha Penyayang”, mereka menjawab: “Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?”, dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman). |
Qs.25:63 |
ÙˆÙŽØ¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯Ù الرَّØÙ’مَن٠الَّذÙينَ يَمْشÙونَ عَلَى الْأَرْض٠هَوْنًا ÙˆÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ خَاطَبَهÙم٠الْجَاهÙÙ„Ùونَ قَالÙوا سَلَامًا |
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. |
Qs.26:5 |
وَمَا يَأْتÙيهÙمْ Ù…Ùنْ ذÙكْر٠مÙÙ†ÙŽ الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ù…ÙØÙ’Ø¯ÙŽØ«Ù Ø¥Ùلَّا كَانÙوا Ø¹ÙŽÙ†Ù’Ù‡Ù Ù…ÙØ¹Ù’Ø±ÙØ¶Ùينَ |
Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya. |
Qs.27:30 |
Ø¥Ùنَّه٠مÙنْ سÙلَيْمَانَ ÙˆÙŽØ¥ÙÙ†Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø¨ÙØ³Ù’م٠اللَّه٠الرَّØÙ’مَن٠الرَّØÙيم٠|
Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: “Dengan menyebut nama Allâh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. |
Qs.36:11 |
Ø¥Ùنَّمَا تÙÙ†Ù’Ø°ÙØ±Ù مَن٠اتَّبَعَ الذّÙكْرَ وَخَشÙÙŠÙŽ الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†ÙŽ Ø¨ÙØ§Ù„ْغَيْب٠ÙÙŽØ¨ÙŽØ´Ù‘ÙØ±Ù’ه٠بÙمَغْÙÙØ±ÙŽØ©Ù وَأَجْر٠كَرÙيم٠|
Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatNya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. |
Qs.36:15 |
قَالÙوا مَا أَنْتÙمْ Ø¥Ùلَّا بَشَرٌ Ù…ÙØ«Ù’Ù„Ùنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ù…Ùنْ شَيْء٠إÙنْ أَنْتÙمْ Ø¥Ùلَّا ØªÙŽÙƒÙ’Ø°ÙØ¨Ùونَ |
Mereka menjawab: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allâh Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka”. |
Qs.36:23 |
Ø¡ÙŽØ£ÙŽØªÙ‘ÙŽØ®ÙØ°Ù Ù…Ùنْ دÙونÙه٠ءَالÙهَةً Ø¥Ùنْ ÙŠÙØ±Ùدْن٠الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ø¨ÙØ¶Ùرّ٠لَا ØªÙØºÙ’ن٠عَنّÙÙŠ Ø´ÙŽÙَاعَتÙÙ‡Ùمْ شَيْئًا وَلَا ÙŠÙÙ†Ù’Ù‚ÙØ°Ùون٠|
Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya, jika (Allâh) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku? |
Qs.36:52 |
قَالÙوا يَاوَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا Ù…Ùنْ مَرْقَدÙنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّØÙ’مَن٠وَصَدَقَ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ±Ù’سَلÙونَ |
Mereka berkata: “Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasûl-Rasûl (Nya). |
Qs.41:2 |
تَنْزÙيلٌ Ù…ÙÙ†ÙŽ الرَّØÙ’مَن٠الرَّØÙيم٠|
Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. |
Qs.42:19 |
وَجَعَلÙوا الْمَلَائÙكَةَ الَّذÙينَ Ù‡Ùمْ Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯Ù الرَّØÙ’مَن٠إÙنَاثًا Ø£ÙŽØ´ÙŽÙ‡ÙØ¯Ùوا خَلْقَهÙمْ سَتÙكْتَب٠شَهَادَتÙÙ‡Ùمْ ÙˆÙŽÙŠÙØ³Ù’Ø£ÙŽÙ„Ùونَ |
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allâh Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban. |
Qs.42:20 |
وَقَالÙوا لَوْ شَاءَ الرَّØÙ’مَن٠مَا عَبَدْنَاهÙمْ مَا Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ Ø¨ÙØ°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ Ù…Ùنْ عÙلْم٠إÙنْ Ù‡Ùمْ Ø¥Ùلَّا ÙŠÙŽØ®Ù’Ø±ÙØµÙونَ |
Dan mereka berkata: “Jikalau Allâh Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat).” Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka. |
Qs.42:36 |
وَمَنْ يَعْش٠عَنْ ذÙكْر٠الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ù†ÙÙ‚ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¶Ù’ لَه٠شَيْطَانًا ÙÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ لَه٠قَرÙينٌ |
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. |
Qs.42:45 |
وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا Ù…Ùنْ قَبْلÙÙƒÙŽ Ù…Ùنْ Ø±ÙØ³ÙÙ„Ùنَا أَجَعَلْنَا Ù…Ùنْ دÙون٠الرَّØÙ’مَن٠ءَالÙهَةً ÙŠÙØ¹Ù’بَدÙونَ |
Dan tanyakanlah kepada Rasûl-Rasûl Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: “Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allâh Yang Maha Pemurah?” |
Qs.50:33 |
مَنْ خَشÙÙŠÙŽ الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†ÙŽ Ø¨ÙØ§Ù„ْغَيْب٠وَجَاءَ بÙقَلْب٠مÙÙ†Ùيب٠|
(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, |
Qs.56:1 |
الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù |
Yang Maha Pengasih |
Qs.59:22 |
Ù‡ÙÙˆÙŽ اللَّه٠الَّذÙÙŠ لَا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلَّا Ù‡ÙÙˆÙŽ عَالÙم٠الْغَيْب٠وَالشَّهَادَة٠هÙÙˆÙŽ الرَّØÙ’مَن٠الرَّØÙيم٠|
Dia-lah Allâh Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. |
Qs.67:3 |
الَّذÙÙŠ خَلَقَ سَبْعَ Ø³ÙŽÙ…ÙŽÙˆÙŽØ§ØªÙ Ø·ÙØ¨ÙŽØ§Ù‚ًا مَا تَرَى ÙÙÙŠ خَلْق٠الرَّØÙ’Ù…ÙŽÙ†Ù Ù…Ùنْ تَÙÙŽØ§ÙˆÙØªÙ ÙÙŽØ§Ø±Ù’Ø¬ÙØ¹Ù الْبَصَرَ هَلْ تَرَى Ù…Ùنْ ÙÙØ·Ùور٠|
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? |
Qs.67:19 |
أَوَلَمْ يَرَوْا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ الطَّيْر٠ÙَوْقَهÙمْ صَاÙÙ‘ÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽÙŠÙŽÙ‚Ù’Ø¨ÙØ¶Ù’Ù†ÙŽ مَا ÙŠÙمْسÙÙƒÙÙ‡Ùنَّ Ø¥Ùلَّا الرَّØÙ’مَن٠إÙنَّه٠بÙÙƒÙلّ٠شَيْء٠بَصÙيرٌ |
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. |
Qs.67:20 |
أَمَّنْ هَذَا الَّذÙÙŠ Ù‡ÙÙˆÙŽ جÙنْدٌ Ù„ÙŽÙƒÙمْ ÙŠÙŽÙ†Ù’ØµÙØ±ÙÙƒÙمْ Ù…Ùنْ دÙون٠الرَّØÙ’مَن٠إÙن٠الْكَاÙÙØ±Ùونَ Ø¥Ùلَّا ÙÙÙŠ ØºÙØ±Ùور٠|
Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allâh Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu. |
Qs.67:29 |
Ù‚Ùلْ Ù‡ÙÙˆÙŽ الرَّØÙ’مَن٠ءَامَنَّا بÙه٠وَعَلَيْه٠تَوَكَّلْنَا ÙَسَتَعْلَمÙونَ مَنْ Ù‡ÙÙˆÙŽ ÙÙÙŠ Ø¶ÙŽÙ„ÙŽØ§Ù„Ù Ù…ÙØ¨Ùين٠|
Katakanlah: “Dia-lah Allâh Yang Maha Penyayang, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah dia yang berada dalam kesesatan yang nyata”. |
Qs.78:37 |
رَبّ٠السَّمَوَات٠وَالْأَرْض٠وَمَا بَيْنَهÙمَا الرَّØÙ’مَن٠لَا يَمْلÙÙƒÙونَ Ù…ÙÙ†Ù’Ù‡Ù Ø®ÙØ·ÙŽØ§Ø¨Ù‹Ø§ |
Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia. |
Qs.78:38 |
يَوْمَ ÙŠÙŽÙ‚Ùوم٠الرّÙÙˆØÙ وَالْمَلَائÙكَة٠صَÙًّا لَا يَتَكَلَّمÙونَ Ø¥Ùلَّا مَنْ أَذÙÙ†ÙŽ لَه٠الرَّØÙ’مَن٠وَقَالَ صَوَابًا |
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. |
Tabel di atas menunjukkan betapa sering Allâh SWT menyebut diri-Nya sebagai al-Rahman, maka seyogyanya setiap manusia jangan berhenti memohon rahmat-Nya. Setiap mu’min dianjurkan untuk mengucapkan asma ini tatkala memulai pekerjaan. Hal ini menunjukkan adanya anjuran Allâh untuk menyadari bahwa tenaga, fikiran, kemampuan dan fasilitas yang dapat digunakan itu merupakan bukti kasih sayang Allâh SWT.
Nama Allâh Al-Rahîm, asal katanya, memiliki kesamaan dengan الرØÙ…Ù† yaitu رØÙ… – يرØÙ… kemudian dijadikan bentuk ism fa’il menunjukkan superlatif mempunyai arti Maha Penyayang. Kalau الرØÙ…Ù† mempunyai arti Maha Pengasih tanpa pilih kasih dan tidak terbatas, sedangkan الرØÙŠÙ… berarti Maha Penyayang yang terbatas pada makhluq yang iman dan thaat. Allâh SWT menerapkan nama الرØÙŠÙ… ini atas makhluq-Nya di akhirat kelak. Di akhirat, tidak semua makhluq mendapat rahmat. Saat ini di dunia, orang bisa berbuat sewenang-wenang, tidak merasa takut akibatnya. Di akhirat, baru mereka akan menanggung akibatnya. Oleh karena itu keimanan kepada Allâh SWT yang rahmân, tidak bisa dipisahkan dengan al-Rahîm.
[1] Lihat Qs.27:30
[2] Abu Hamid Muhammad al-Ghazali,Jawahir al-Qur`an, I h.64
[3] Â Al-Zuhayli, al-Tafsir al-Munir, I h.53
[4] Â Muhammad Nasib al-Rifa’i, Taysir al-Aliy al-Qadir, I h.7
[5] al-Suyuthi, al-`Itqân, I h.77
[6]  perintah shalat pertama kali adalah qiyam al-Lail ketika turun al-Muzammil, kemudian shalat fardlu yang lima waktu ketika Mi’raj, dan Shalat jum’at ketika hijrah. Bahasan lebih lanjut tentang sejarah shalat, Insya Allah pada tafsir al-Baqarah ayat:3
[7] Â Abd Allah bin Ahmad al-Nasafi, tafsir al-Nasafi, I h.3
[8] Mushhaf ialah kumpulan lembaran yang berisi kalam Ilahi, wahyu Allah, yang telah dibukukan
[9] Ali al-Shabuni, Shafwat al-tafasir, I h.24
[10] Muhammad Ibn Abi Bakr al-Razi, Mukhtar al-Shihah, h.134
[11] Muhammad Sulayman al-Asyqar, Zubdat al-Tafsir, h.7-8
[12] al-Zuhayli, al-Tafsir al-Munir, I h.55
[13] Â Muhammad ibn Ali al-Syawkani, Fath al-Qadir, I h.21
[14] Â Mahmud Hijazi, al-Tafsir al-Wadlih, I h.9
[15] Â al-Zuhayli, al-Tafsir al-Munir, I h.56
[16] Fath al-Qadir, I h.21