ali Imran: 124-125BUKTI PERTOLONGAN ALLAH PADA PERANG BADAR
BUKTI PERTOLONGAN ALLAH PADA PERANG BADAR
(kajian tafsir ali Imran: 124-125)
A. Teks Ayat dan Tarjamahnya
إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ آَلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُنْزَلِينَ () بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آَلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ
(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mu’min: “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.Qs.3:124-125
B. Kaitan dengan Ayat Sebelumnya
1. Ayat sebelumnya menyerukan agar kaum muslimin ingat atas ni’amat yang dianugerahkan Allah SWT utamnya yang telah menolong ketika perang Badar. Kaum muslimin pada saat itu jumlahnya masih sedikit harus menghadapi pasukan yang lebih banyak. Ayat berikutnya menjelaskan bagimana Allah SWT menolong mu`min di perang badar itu.
2. Ayat sebelumnya memberikan bimbingan agar kaum muslimin mengambil pelajaran dari perang Badar yang jumlah sedikit bisa mengalahkan yang banyak. Ayat berikutnya mengungkap tentang apa yang melatar belakangi Allah anugerahkan pada kaum muslimin tersebut, utamanya adalah shabar dan taqwa. Dengan demikian salah satu bentuk shabar adalah berani melawan kebatilan.
C. Tinjauan Historis
Tatkala kaum quarisy mendapat berita tentang kafilah Abu Sufyan yang menjual harta kaum muslimin lolos, mereka sempat ragu untuk berperang. Abu jahl pada saat itu tetap bersikeras ingin menyerbu kaum muslimin dan mengatakan: والله لا نرجع حتى نرد ماء بدر. Sementara kaum muslimin mengetahui betapa besar jumlah pasukan musyrik yang mesti dihadapi. Ketika tiba di suatu tempat, Rasul SAW menyarankan untuk berhenti menanti kedatangan pasukan musyrikin, dan minta pendapat dari Hubab ibn Mundhir ibn Jamuh. Hubab bertanya :”apakah berhenti di sini atas petunjuk wahyu ataukah hanya strategi?”. Rasul SAW menjawab: بل هو الرأي والحرب والمكيدة (hal ini hanya hasil pemikiran dan taktik serta strategi perang). Hubab mengatakan:”Wahai Rasul, ini bukan tempat yang strategis. Sebaiknya kita menuju ke mata air dan ambil airnya simpan di petak untuk persediaan kita. Biarkan sumur kehabisan air, supaya fihak musuh kehabisan air minum”. Rasul SAW menyetujuinya.[1] Tidak lama kemudian kaum quraisy datang dengan seribu prajuritnya dan menyerang kaum muslimin. Terjadilah perang berkecamuk, dan ternyata Hamzah, Ali bin Abi Thalib, dan Ubaidah bin al-Harits dapat menewaskan fihak musuh satu persatu. Dengan tewasnya para tokoh musyrik seperti Aswad bin Makhzun dan Syaiba oleh Hamzah, Walid oleh Ali bin Abi Thalib, menimbulkan kemarahan kaum Quraisy yang kemudian menyerbu kaum muslimin membabi buta. Kaum muslimin pun terbakar semangatnya untuk membela al-Haq. Rasul SAW melihat kenyataan seperti ini merasa khawatir kalau dari fihak muslim ada yang gugur. Dari tempat yang disediakan Sa’d bin Mu’adz beliau berdo’a:
اللّهُمّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي ، اللّهُمّ إنّي أَنْشُدُكَ عَهْدَكَ وَوَعْدَكَ ”
Ya Allah buktikanlah untuk ku apa yang telah Engkau janjikan padaku. Ya Allah aku mengadu dan bermohon pada-Mu, janji-Mu.[2] Dari situlah Allah SWT memenuhi janji-Nya bahwa orang yang shabar akan diberi kekuatan melebihi yang lain hingga dua kali bahkan sepuluh kali lipat fihak lawan. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِئَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ () الْآَنَ خَفَّفَ اللَّهُ عَنْكُمْ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمْ ضَعْفًا فَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِئَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ أَلْفٌ يَغْلِبُوا أَلْفَيْنِ بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu’min itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. Qs.8:65-66
Setelah Allah SWT berkenan atas do’a tersebut, Rasul SAW memberikan semangat pada kaum muslimin agar yakin bakal meraih kemenangan. Ayat 123-124 ini mengingatkan peristiwa tersebut.
D. Tafsir Tiap Ayat
1. إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mu’min:
Pangkal ayat ini sangat erat kaitannya dengan ayat sebelumnya yang menyerukan syukur atas ni’mat yang dianugerahkan allah pada mu`min dan taqwa dalam menghadapi permaslahan hidup utamanya tantangan kafirin. Rasul SAW bersabda pada mu`min yang sedang menghadapi serangan kafirin. Dengan ayat ini orang mu`min diingatkan oleh peristiwa penting di perang Badar agar dijadikan pelajaran berharga.
2. أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ آَلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُنْزَلِينَ“Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”
Apakah tidak cukup sebagai bukti, tatkala Allah SWT memberikan bantuan pada mu`min yang mengalami kesulitan melawan musuh. Kaum muslimin yang hanya berjumlah kurang lebih 300 orang bisa mematahkan serangan kafirin yang berjumlah lebih dari seribu orang. Allah SWT membantu mu`min dengan turunnya tiga ribu mala`ikat. Perlu diketahui bahwa Mala`ikat merupakan makhluq Allah SWT yang bisa masuk ke dalam diri manusia. Boleh jadi bantuan Mala`ikat yang diturunkan tersebut memberikan kekuatan bagi mu`min yang sedang berperang membela al-Haq. Oleh karena itu tidak perlu dibayangkan seperti apa Mala`ikat membantu mu`min, apakah dalam bentuk pasukan seperti manusia ataukah dalam bentuk lainnya. Pertolongan Allah SWT berupa mala`ikat kepada mu`min diberikan tatkala mereka benar-benar memerlukannya karena telah terdesak hingga melakukan istighatsah yaitu minta pertolongan di luar jangkakauan manusia disebebkan keterdekakan. Allah SWT mengabadikan persitiwa tersebut dalam al-Qur`an:
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut“. Qs.8:19
Dengan demikian bantuan tiga ribu Mala`ikat yang ditrunkan Allah SWT merupakan tahap kedua, setelah nampak bahwa mu`min memang benar-benar membutuhkan bantuan. Bahgkan bila benar-benar mu`min membutuhkan bantuan lagi, Allah SWT akan menambahnya sebagaimana dikemukakan pada ayat berikutnya:
3. بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا ya (cukup), jika kamu bersabar وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga,
Jika dalam menghadapai berbagai cobaan, ancaman dan perlawanan kafirin itu, mu`min tetap shabar, taqwa, dan siap melawan tatkala mendapat serangan secara tiba-tiba, maka Allah SWT akan menambah lagi pertolongan yang lebih besar.
Dengan demikian ada tiga syarat yang harus dipenuhi mu`min bila mengharapkan bantuan Allah dari luar jangkauan manusia yaitu (1) shabar, dalam peperangan mengandung arti tahan menghadapi godaan, tabah mengatasi bencana, kuat dalam disiplin mengikuti aturan strategi perang. (2) taqwa dalam peperangan mencakup tunduk pada aturan Allah dan Rasul-Nya, serta pandai menjaga diri dari sikap dan ucap yang menimbulkan bahaya. (3) melawan serangan, dalam arti memiliki keberanian yang tangguh. Jika kaum muslimin memiliki criteria seperti itu, maka Allah SWT akan memberikan pertolongan dalam mengalahkan kaum musyrikin. Dalam ayat lain ditendaskan bahwa Allah SWT menyiksa kaum musyrikin di dunia ini dengan tangan kaum mu`minin dalam perang;
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman, Qs.9:14.
Dengan demikian, Allah SWT memberi pertolongan pada mu`min itu disesuaikan dengan kualitas perjuangan mu`min sendiri. Salah satu factor yang menyebabkan turunnya bantuan Mala`ikat di perang Badar adalah karena kualitas mu`min pada saatu memenuhi syarat. Allah SWT berkuasa untuk menghancurkan kaum kafir, tapi DIA tetap melaksanakan hukum yang telah ditetapkan sebagai sunnatullah. Berdasar ayat ini, Allah SWT menyiksa kafir di dunia adalah dengan tangan orang mu`min. Bagaimana mungkin orang kafir dapat tersiksa di dunia atau terkalahkan, bila tangan mu`min tidak memiliki kekuatan.
5. يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آَلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.
Inilah tahapan pertolongan tertinggi, berupa bantuan lima ribu mala`ikat yang diberi identitas khusus. Seperti dikemukakan di atas, pertp;pngan Allah itu diberikan secara bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan keterdesakan mu`min dalam peperangan. Dengan demikian pertolongan Allah yang dekat itu tidak serta merta diberikan tanpa ada usaha. Ketentuan semacam ini, telah diberlakun sebagai sunnat Allah sejak masa silam hingga masa yang akan datang. Nabi Nuh diselamatkan dari kejahatan kafirin, setelah berjuang 950 tahun dan diperintah membangun kapal terlebih dahulu. Nabi Ibrahim diselamatkan dari hukum baker, setelah berjuang melawan Namrudz dengan perlawanan yang sengit. Nabi Musa bisa menenggelamkan Fir’aun yang jahat setelah berjuang mati-matian. Demikian pula Nabi Luth, Nabi Daud, nabi Sulaiman. Jadi jelas tidak ada pertolongan Allah tanpa ada usaha maksimal manusia terlebih dahulu. Perhatikan pula firman-Nya yang lain:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Qs.2:214
Dalam ayat ini tersirat bahwa pertolongan Allah itu bakal tiba dalam waktu dekat bila diminta oleh mu`min yang terdesak oleh berbagai tantangan, malapetaka, kegoncangan dalam peperangan.
Dengan demikian Perang Badar menjadi pelajaran berharga bagi seluruh umat Islam. Jika umat berjuang dalam menegakkan kebenaran menggunakan strategi yang canggih, shabar dan taqwa, walau jumlahnya sedikit dapat mengalahkan yang banyak. Umat yang berkualitas walau sedikit, bisa mengalahkan kuantias yang banyak. Pertolongan Allah akan datang, bila dalam berjuang membela kebenaran siap menghadapi tantangan dan tidak melakukan pelanggaran.
E. Beberapa Ibrah
1. Perang Badar mesti menjadi pelajaran bagi seluruh umat, bahwa al-Haq mesti diperjuangkan dengan pengorbanan. Kemenangan memperjuangkan kebenaran tidak bisa diraih hanya dengan berpangku tangan.
2. Selama mu`min dalam berperang itu tetap iman, taqwa dan shabar, maka Allah akan memberikan pertolongan dalam mengalahkan orang kafir. Pasukan mala`ikat membantu mu`min yang beriman dan bertaqwa. Allah SWT berkuasa membantu mu`min tanpa malaikat, atau hanya dengan satu malaikat untuk menghancurkan kaum kafirin. Namun ternyata dengan ribuan. Ini mengisyaratkan bahwa sunatullah tetap diterapkan bahwa keseimbangan melawan perang mesti diperhatikan.
3. Kemenangan perang bukan hanya ditentukan oleh banyaknya anggota pasukan, tapi dipengaruhi oleh kecanggihan strategi, kedisiplinan pasukan, dan kualitas prajurit
4. Pertolongan Allah hanya dekat bagi orang yang beriman, berjihad, bershabar dan bertaqwa. Bila tidak iman, jihad, shabar dan taqwa, bagaimana pertolongan bisa didapat.
5. Kemenangan Perang Badr merupakan sebagian dari mu’jizat. Namun mu’jizat tersebut diberikan Allah SWT setelah Rasul SAW mengatur strategi yang canggih, kesiapan yang matang dan prajurit yang tandang.