ali-Imran:111-112 (JANGAN KHAWATIR OLEH ORANG KAFIR)
JANGAN KHAWATIR OLEH ORANG KAFIR
(kajian tafsir ali Imran:111-112)
A. Teks Ayat dan Tarjamahnya
لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلا أَذًى وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الأدْبَارَ ثُمَّ لا يُنْصَرُونَ () ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.. Qs.3:111-112
B. Kaitan dengan Ayat Sebelumnya
1. Ayat sebelumnya (3:110)mengungkan bahwa umat yang terbaik adalah yang (1) tampil di hadapan manusia, (2) amar ma’ruf, (3) nahy munkar, (4) beriman. Ayat berikut menegaskan bahwa orang ulah orang kafir tidak akan menimbulkan madlarat terhadap orang mu`min. artinya jika mu`min itu memenuhi keriteria sebagai umat terbaik, sebagaimana dikemukakan Qs.3:110, tidak akan bisa dikalahkan orang kafir.
2. Pada penghujung ayat 110 yang lalu dikemukakan bahwa ahl al-Kitab itu ada yang beriman, tapi kebanyakan mereka fasiq. Pada ayat berikutnya ditegaskan bahwa kefasikan ahl al-Kitab itu tidak akan menimbulkan madlarat bagi mu`min.
C. Tinjauan Historis
Diriwayatkan dari Muqatil, bahwa para pembesar yahudi merasa kecewa atas keislaman Abd Allah bin Salam dan para shahabatnya. Mereka mencela keturunan yahudi yang masuk Islam dan berusaha untuk menimbulkan madlarat.[1] Ayat ini turun memberikan berita gembira bagi yang beriman, bahwa ulah kaum kafir tidak akan menimbulkan madlarat pada keimanan.
D. Tafsir Kalimat
1. لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja,
Dikaitkan dengan ayat sebelumnya pelaku يَضُرُّو adalah orang yang tidak beriman. Sedangkan kata ganti كُمْ metujuk ke خير أمة umat terbaik. Seperti dikemukakan di ayat sebelumnya bahwa umat Islam dalah umat yang terbaik. Jika kaum yahudi dan nashrani beriman kepada apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad, maka mereka juga akan menjadi baik. Namu kenyataannya sedikit sekali mereka yang beriman, karena kbenyakannya fasiq. Pangkal ayat ini menegaskan bahwa orang mu`min yang meraih derajat terbaik itu tidak akan bisa dimadlaratkan oleh orang fasiq itu. Yang dapat orang kafir lakukan hanyalah أَذًى yaitu ancaman, ejekan atau celaan.
2. وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah).
Jika orang kafir itu berhadapan dengan orang mu`min di medan perang, mereka akan mundur ke belakang alis menderita kekalahan. Ahl al-Kitab bila mereka tetap dalam keadaan fasiq, tidak akan menang berperang dengan orang mu`min yang tetap menjadi khayra ummah. Apa yang diperjuangkan mereka tidak lebih selain angan-angan yang tidak jelas dasar hukumnya. Ideology mereka tidak kuat, tidak akan menjadi ruh dalam perjuangan. Sedangkan orang mu`min memperjuangkan kebenaran yang jaminannya adalah surga, baik gugur di medan perang ataupun menewaskan lawan.
3. ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan.
Orang kafir tidak akan mendapat pertolongan di medan perang, sebab Allah berfihak kepada yang benar. Selama orang mu`min menjadi khayra umah yang amar ma’ruf nahy munkar, orang kafir pasti menderita kekalahan. Jika dalam suatu peperangan mishibat menimpa mu`min, buykan berarti Allah berfihak pada kafir, tapi Ia sedagan menjalankan Sunnah-Nya, atau menguji orang mu`min. siapa pun yang membela al-Islam yang mutlak benar pasti mendapat pertolongan Allah. Allah SWT berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Qs.47:7. Ayat ini merupakan jaminan bahwa orang yang membela Al-Islam pasti mendapat pertolongan Allah dan mendapat kedudukan yang teguh. Jika ada mu`min tidak mendapat pertolongan, berarti belum berada pada posisi membela agama Allah.
4. ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada,
Perkataan ضُرِبَتْ atau ضرب berarti dipukul atau ditimpakan, dan عَلَيْهِمُ atas mereka metujuk kepada apa yang diungkap ayat sebelumnya yaitu orang kafir yang berperang dengan kaum muslimin, atau ahl al-Kitab yang fasiq sebagaimana disebut dalam penghujung ayat 110. Orang fasiq itu akan selalu dilanda الذِّلَّةُ (kehinaan kehilangan kekuatan dan kekuasaan) di mana pun berada dan kapanpun mereka hidup.
4, إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia,
Menurut bahasa حَبْلٍ berarti tali pengikat, yang kemudian berma’na janji yang mengikat.[2] Bila berpegang pada بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ ِ maka siapa pun akan bebas dari kehinaan. Seperti telah dijelaskan pada kajian terdahulu al-Qur`an merupakan حبل الله yang utama. Berpegang pada حبل الله berati memasuki Islam secara paripurna, menjalankan segala syari’ahnya sebagai ikatan janji dengan Allah SWT. Sedangkan حَبْلٍ مِنَ النَّاسِ mengandung arti ikatan perjanjian dengan sesama manusia, berupa hak dan kewajiban yang mesti dipenuhi. Tegasnya jika syari’ah Islam dijalankan secara konsekuen, baik yang berkaitan dengan kewajiban terhadap Allah SWT maupun yang berkaitan dengan sesama manusia akan mengangkat derajat tinggi dari lembah kehinaan. Jika manusia tidak memenuhi kedua janji tersebut, maka menderita kehinaan.
5. وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ dan mereka diliputi kerendahan.
Akibat selanjutnya dari melanggar janji dengan Allah dan janji dengan sesama manusia adalah kemurkaan dari Allah dan kerendahan derajat. Kemurkaan Allah mendatangkan siksa, kerendahan derajat menimbulkan kehilangan kekuasaan. Secara historis banyak buktinya kaum yahudi yang murka dari Allah diakibatkan oleh melanggar janji. Pada jaman Nabi Musa mereka pernah terkatung-katung di padang Tieh, akibat melanggar perjanjian dengan Nabi Musa. Ketika kaum yahudi mengadakan perjanjian dengan kaum muslimin yang dikenal piagam Madinah, mereka mendapat keamanan. Namun ternyata kaum yahudi seperti Bani Quraidlah, Bani Nazhir melanggar perjanjian, maka murka Allah menimpa mereka. Akhirnya terusir dari Madinah. Di abad kedua puluh pun, kaum yahudi sering mengadakan perjanjian kaum Palestina ataupun bangsa lain. Namun mereka sering melanggar janji. Akibatnya, kaum yahudi di seantero dunia, hidupnya selalu merasa terancam, kehilangan ketenteraman.
6. ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah
Penyebab berikutnya mengapa, kaum yahudi dimurkai Allah, adalah karena kufur pada ayat-ayat-Nta. Ayat yang mereka kufuri cukup banyak, antara lain ayat qishash, ayat hukuman zina, serta ayat kerasulan Nabi Muhammad SAW. Kemurkaan Allah terhadap yahudi, diungkapkan di sini, agar kaum muslimin jangan menyangka bahwa orang yang bergelimang harta, atau mempunyai kedudukan sementara di dunia itu sebagai orang yang diridoi Allah.
7. وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar.
Mereka juga membunuh para nabi, seperti Zakariya, Yahya, dan berusaha mau membunuh Nabi Isa. Pada zaman rasul, juga ada kaum yahudi yang cukup ganas berusaha mau membunuh Nabi SAW. Kelompok yang keras terhadap Rasul SAW utamanya adalah bani Quraidlah, dan kelompok Ka’b bin al-Asyraf serta Huyay bin al-Akhthab. Namun mereka tidak berhasil membunuh Rasul SAW. Kemudian kaum yahudi berusaha membunuh para tokoh muslim. Tidak segan-segan kaum yahudi membuat dalil dalam kitabnya agar bisa menghalalkan tindakan sewenang-wenag terhadap kaum muslimin. Contohnya adalah menanam kebencian, serta mayakinkan pengikutnya untuk menganggap kaum muslimin sebagai ghayim, mereka anggap halal darahnya. Tegasnya usaha kaum yahudi untuk menanamkan kebencian terhadap muslim tidak pernah pudar. Itulah salah satu faktor yang menyebabkan Allah SWT murka terhadap kaum yahudi.
8. ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَYang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas..
Tindakan yang dilakukan mereka termasuk bagian dari bukti kedurhakaan dan berlaku sewenang-wenang, yang melampauai batas. Sering muncul pertanyaan; kalau Allah murka terhadap yahudi, mengapa mereka masih diberi kesempatan untuk bercokol di dunia? Mengapa terkadang kelihatannya mereka itu tetap mempunyai kejayaan? Pertanyaan semacam ini muncul, karena sementara orang beranggapan bahwa keberhasilan dan ketenangan dunia itu hanya dilihat dari sudut materi. Sebenarnya kekayaan atau kekuasaan mereka di dunia, tidak menjamin mereka mendapat kebahagiaan dan ketenteraman. Sebabkedua adalah, Allah SWT tidak menghukum orang kafir pasca Rasul SAW diutus secara langsung seperti pada umat terdahulu. Allah SWT menghukum orang kafir pasaca diutus Rasul SAW adalah dengan tangan kaum mu`min. Allah SWT berfirman: قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,Qs.9:14
Ayat ini menegaskan bahwa jika kaum mu`minin ingin meraih kemenangan harus berani berperang melawan kaum yahudi yang memerangi mu`min. Allah SWT mengadzab kedurhakaan yahudi adalah dengan tangan kaum mu`minin dalam perang. Dengan kata lain, jika mu`min terus menerus mengalah menghadapi kaum yahudi, maka mereka akan tetap bisa bercokol dan berbuat sewenang-wenang.
E. Bebrapa Ibrah
1. Allah SWT menjamin bagi mu`min yang benar benar berpegang teguh terhadap perjanjian Allah, melaksanakan syari’ah-Nya secara konsekuen bakal meraih kemenangan.
2. Kejahatan yahudi terhadap kaum muslimin, tidak pernah berhenti. Oleh karena itu kaum muslimin mesti selalu waspada terhadap mereka.
3. Siapa pun dan di mana pun bakal dilanda kehinaan, kemiskinan dan kerendahan derajat, kecuali jika memenuhi janji dengan Allah dan memenuhi janji sesama manusia.
4. Kseimbangan antara menjalin hubungan baik dengan Allah dan hubungan baik sesama manusia, merupakan prinsip dasar dalam pelaksanaan al-Islam. Namun demikian hubungan baik sesama manusia itu mesti dilandasi karena Allah SWT. Tidak sebaliknya. Hubvungan baik dengan Allah SWT tidak boleh dilatar belakangi kepentingan manusia.
5. Kekufuran terhadap ayat Allah bakal mendatangkan kehinaan dan kemurkaan.
6. Jika kaum muslimin ingin meraih kejayaan, mesti berani bersikap tegas terhadap kaum yahudi. Allah SWT menyiksa orang kafir yang melampaui batas adalah dengan tangan orang mu`min.