ALI IMRAN:14 bagian ketiga (CINTA SYAHWAT SEBAGAI PESONA)
CINTA DAN SYAHWAT SEBAGAI PESONA
(kajian ali Imran:14) bagian ketiga
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ
4. وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ harta yang banyak dari jenis emas, perak,
Kalimat َالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ berama’na المَال الكَثِير (harta yang banyak).[1] قِنْطَاراً berma’na مالا كَثِيرا harta yang banyak.[2] Ukuran banyak tentu saja relatif, terkandung dari sudut mana dihitung. Hitungan orang kaya akn berbeda dengan orang miskin. Al-Asqalani menerangkan ukuran قنطار ada yang menyebut tujuh puluh ribu dinar, ada yang menyebut tujuh ribu dinar, ada yang berpendapat sekitar 120 rithl, ada yang berpendapat 1200 uwqiyah.[3] Menurut perhitungan al-Qrdlawi, setelah ditimbang, nilai satu dinar sama dengan 4,25 gram emas, dan 1 uwqiyah sekitar 4 dinar. Abd al-Rahman bin Awuf menikahi seorang wanita Anshar dengan mahar berupa emas sebesar kurma. Beliau juga pernah bertanya kepada A`isyah, tentang apa saja yang diberikan Rasul SAW kepada isterinya untuk mahar, jawabnya:
كَانَ صَدَاقُهُ لِأَزْوَاجِهِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ أُوقِيَّةً وَنَشًّا
Rasul SAW memberikan mahar pada para isterinya sebanyak dubelas uwqiyah dan satu nasy (1/2 uwqiyah). Hr. Al-Syafi’iy (150-254H), Ahmad (164-241H), al-Darimi (181-255H), Muslim (206-261H).[4]
Dengan demikian mahr Rasul itu sebesar dua belas setengah uwqiyah. Satu uwqiyah senilai 40 dirham, artinya 12,5 awqiyah itu sebagaimana dalam riwayat muslim sekitar 500 dirham. Dalam nishab zakat dikemukan bahwa nishab perak 200 dirham dan nishab emas 20 dinar. Harga dinar di jaman Rasul SAW maupun al-Khulafa al-Rasyidun adalah 10 dirham. Jika kita melihat perhitungan zakat yang dikemukakan oleh Yusuf Qardlawi, 20 dinar bernilai 85 gram emas,[5] harga 1 dinar sekitar 4,25 gram. Artinya, jika dihitung saat ini 50 dinar bernilai 212,5 gram emas. Itulah perkiraan nilai rata-rata mahar yang diberikan Rasul kepada para isterinya. Perhitungan tersebut dapat dijadikan ukuran seberapa nilai qintar itu, bukan batas minimal mahar, atau maksimalnya. Banyak atau sedikit, tentru saja ukuran relatif. Namun kalau melihat nilai mahar Rasul pada istrinya, memberi isyarat bahwa ukuran qinthar adalah di atas harta itu. Itulah yang menjadi dorongan kaum wanita untuk dapat memilikinya. Syahwat pada qinthar adalah memiliki rasa senang dan cinta pada harta, seperti emas dan perak. Emas dan perak merupakan lambang perhiasan mewah, dan keuangan. Harta yang dimiliki, bila digunakan secara tepat, akan mendatangkan pahala yang berlipat, dan bila tidak dimanfaatkan secara baik, bakal menimbulkan persoalan yang berat. Cinta pada harta biasanya tidak merasa puas, karena semakin banyak harta yang dimilki semakin dirasakan kurang. Rasul SAW bersabda:
لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادٍ مِنْ ذَهَبٍ الْتَمَسَ مَعَهُ وَادِيًا آخَرَ وَلَنْ يَمْلَأَ فَمَهُ إِلَّا التُّرَابُ ثُمَّ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Anak Adam, andaikan sudah memiliki kekayaan satu lembah emas, maka akan mencari satu lembah yang lainnya. Tidak akan ada yang dapat memenuhi mulutnya kecuali tanah. Namun allah SWT menerima taubat orang yang bertaubat. Hr. Ahmad.[6]
Dari Anas bin Malik, Rasul bersabda:
لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى إِلَيْهِمَا ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Jika anak Adam telah memiliki dua lembah harta kekayaan, maka akan mencari tambahan bagi keduanya itu lembah yang ketiga. Tidak akan ada yang dapat memenuhi perut anak Adam kecuali tanah. Namun Allah mengampuni dosa yang bertaubat. Hr. al-Bukhari, Muslim.[7]
Dalam riwayat dari Jabir bin Abd Allah, dengan redaksi:
لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ مَالٍ لَتَمَنَّى وَادِيَيْنِ وَلَوْ أَنَّ لَهُ وَادِيَيْنِ لَتَمَنَّى ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ
Andaikan anak Adam sudah memiliki satu lembah harta, maka akan mengharapkan dua lembah. Jika sudah memiliki dua lembah, maka akan menginginkan lembah yang ketiga. Tidak akan dapat memenuhi keinginan perut anak Adam kecuali tanah. Hr. Ahmad.[8]
Berdasar beberapa hadits ini, cinta pada harta cenderung tidak merasa puas. Orang sudah memiliki sitau kekayaan, akan mengharapkan kekeyaan yang lainnya. Jika sudah mendapatkannya akan terus mencari yang lainnya. Keinginan nafsu pada harta, baru berakhir apabila sudah penuh dengan tanah, alias mesuk liang lahad.
5. وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ kuda pilihan,
Kecintaan berikutnya adalah pada kuda pilihan, yang melambangkan alat transfortasi, atau binatang piaraan. Kuda merupakan lambang hewan piaraan dan alat transfortasi. Kesenangan duniawi tidak terlepas dari pranan alat transfortasi. Rasul SAW bersabda:
مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ الْجَارُ الصَّالِحُ وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيءُ وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ
Di antara faktor yang mendatangkan kebahagiaan bagi seseorang adalah tetangga yang baik, kendaraan yang menyenangkan dan tempat tinggal yang leluasa. Hr. Ahmad.[9]
Kuda sebagai lambang alat transfortasi telah diakui sejak masa silam hingga saaat ini. Banyak kendaraan diberinama dengan kuda zebra, forsa, ferosa, atau nama hewan lainnya seperti kijang, tiger, dan phanter. Ukuran kesecpatan kendaraan juga biasanya dengan keceptan kuda. Demikian pula pasukan perang selain infantri juga ada kavaleri.
6. وَالْأَنْعَامِ binatang-binatang ternak
Kemudian cinta pada binatang ternak, yang melambangkan sumber pangan hewani. Allah SWT menciptakan hewan, sungguh beraneka ragam bentuknya bermacam pula manfaatnya.
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Qs.24:45
وَمِنَ الْأَنْعَامِ حَمُولَةً وَفَرْشًا كُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu, Qs.6:142
Manusia memiliki tabi’at terpsona oleh hewan ternak, baik yang biasa dimakan sebagai lambang pangan hewani, ataupun keindahan bentuknya sehingga membikin psona yang memandang. Semua itu anugerah Allah SWT yang menarik syahwat manusia.
7. وَالْحَرْثِ dan sawah ladang.
Pertanian atau tanaman yang melambangkan sumber pangan nabati. Al-Harts juga sebagai lambing keindahan pemandangan alam yang penuh pesona. Cinta pada sawah ladang, tidak perlu dihentikan, karena merupkan dorongan untuk mengembangkan pertanian. Namun jangan lupa pada siapa yang menciptakan.
أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَحْرُثُونَ () أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ
Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya? Qs.56:63-64
8. ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا Itulah kesenangan hidup di dunia
Kecintaan pada semua itu, tidaklah keliru sepanjang erbatas pada kehidupan duniawi yang dijadikan bekal kehidupan ukhrawi. Mencintai semua itu tidaklah menjadi dosa asalkan jangan melebihi cinta pada Allah, rasulnya dan jihad. Allah berfirman:
قُلْ إِنْ كَانَ ءَابَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. Qs.9:24
9. وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Kebahagiaan di akhirat itulah yang bakal kekal dan abadi. Kebahagiaan di akhirat adalah kebahagiaan yang hakiki. Jadikanlah fasilitas hidup duni ini sebagai bekal meraih kebahagiaan akhirat.
E. Beberapa Ibrah
(1) pasangan hidup; wanita bagi sang pria dan pria bagi sang wanita; mereka saling mencintai. Kecintaan dan kebanggaan pasangan akan menjadi ibadah bila dijalin atas dasar ketentuan syari’ah. Namun jika keterlanjuran akan menimbulkan kelalaian dan kelelahan.
(2) keturunan, termasuk pengikut di dalamnya. Bila dimanage secara baik tentu akan membawa hikmah yang sangat baik, karena menjadi aset perjuangan. Namun jika kecintaan dan kebanggaan pada turunan itu melebihi cinta pada Allah dan Rasul-Nya, akan menjadi kendala dalam kehidupan.
(3) harta kekayaan seperti perhiasan, juga merupakan kebanggaan dan kemegahan. Jika disyukuri akan mendatangkan ni’mat yang banyak, jika dizakati dan diinfakkan akan menjadi aset perjuangan dan ibadah. Namun jika kecintaan pada harta dan perhiasan itu keterlanjuran akan melalaikan ibadah dan bahkan menjadi budak harta.
(4) kuda pilihan atau hewan tunggangan, merupakan lambang kemegahan kendaraan. Allah menciptakan kuda yang berkembang menjadi mitsubishi kuda, zebra jadi daihatsu zebra, kijang jadi toyota kijang, harimau jadi mercy tiger. Allah menciptakan burung untuk dipelajari manusia. Dari pelajaran itu bisa kita lihat buktinya adanya pesawat garuda, merpati, concord dan sebangsanya. Semua itu merupakan kebanggaan, kesenangan dan kemegahan. Namun kecintaan kepada semua itu jangan sampai melalaikan ibadah dan melengahkan.
(5) hewan ternak yang dapat dimanfaatkan untuk konsumsi dan keindahan, termasuk di dalamnya perikanan dan hewan piaraan. Banyak manusia yang mencintai hewan kesayangan sehingga melalaikan ibadah, akhirnya merugikan. Cintailah hewan piaraan itu, tapi jangan berlebihan.
(6) sawah ladang dan pertanian, termasuk di dalamnya taman yang indah mempesona. Tak sedikit manusia yang lengah ibadah karena meni’mati keindahan alam dan ni’matnya hasil bercocok tanam. Ayat ini memperingatkan, agar cinta pada semua itu jangan ketelanjuran. Ingatlah ada kesenangan dan kemegahan yang abadi yang lebih baik, yaitu keni’matan ukhrawi yang tiada batasnya. Itulah yang dinamakan husnul-Ma’ab yang menjadi pengunci ayat ini.
(7) tak sedikit manusia yang apabila telah memiliki harta melimpah ruah, turunan yang maju atau pengikut yang setia, merasa bangga dengan kemegahannya, sehingga lalai dari tanggung jawab sebagai hamba Allah SWT. Mereka menyangka bahwa harta dan keturunan itu bisa menjamin keselamatan. Allah SWT berfirman:
وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالاً وَأَوْلاَدًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ() قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ()وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَى إِلَّا مَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ ءَامِنُونَ() سباء
Dan mereka berkata: “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab. Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga). Qs.34:35-37
Ayat-ayat ini menyindir orang yang merasa bangga dengan harta dan pengikutnya. Mereka menyangka bahwa harta dan pengikut itu bakal menyelamatkan dirinya dari siksa. Yang dapat membawa keselamatan bukan harta, bukan anak atau pengikut melainkan iman dan amal shaleh.
(8) Cinta pada lawan jenis, bangga dengan banyak harta, terpesona oleh mudahnya berlalulintas, cukup sandang cukup pangan, merupakan kebahagiaan duniawi. Semua pesona dan syahwat itu tidak perlu dihilangkan atau dilpumphkan, tapi hendaklah dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bekal hidup yang badi, yaitu kabahagiaan yang hakiki ni’matnya surgawi. Kebahagiaan dunia hanya sementara, tidak kekal tidak abadi. Kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan di akhirat yang mendapat rahmat Ilahi.
[1] al-Zuhayli, al-Tafsir al-Munir, III h.167
[2] Tafsir al-Jalain, I h.103
[3] Ibn hajar al-Asqalani773-852H), Fath al-Bari, XI h.258
[4] Musnad al-Syafi’iy, I h.246, Musnad Ahmad, VI h.93, Sunan al-Darimi, II h.189, Shahih Muslim, II h.1042, Sunan al-Daruquthni, III h.222
[5] Fiqh al-Zakat, I h.259
[6] Musnad Amhad, III h.243
[7] Shahih al-Bukhari, V h.2364, Shahih Muslim, II h.725
[8] Musnad Ahmad, III h.273
[9] Musnad Ahmad, no.14830