EMPAT KALIMAT DI DALAM RAHIM seri 01
EMPAT KALIMAT DI DALAM RAHIM
(kajian hadits dari Ibn Mas’ud,
A. Teks hadits dan Tarjamahnya
عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَوَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
Diriwayatkan dari Zaid bin Wahb, dari Abd Allah yang berkata: Telah menyampaikan hadits pada kami, Rasul SAW. yang benar dan dibenarkan: sesungguhnya individu kamu dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya empat puluh hari, kemudian menjadi alaqah selama itu juga, kemudian menjadi mudlghah selama itu pula, kemudian diutuslah mala`ikat meniupkan ruh padanya. Diperintahlah untuk menuliskan empat kalimat yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan bahagia atau susah. Demi Dzat yang tiada Tuhan selain-Nya, sesungguhnya seseorang mengamalkan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dia dengan surga itu sehasta, kemudian lewat atasnya ketetapan yang tertulis, maka beramal dengan amalan ahli neraka, masuklah ia ke neraka. Sesungguhnya seseorang yang beramal amalan ahli neraka hingga antara dia dengan neraka jarak sehasta, lewatlah ketetapan yang tertulis itu, kemudian beramal amalan ahli surga, maka masuklah ia ke surga. Hr. Ahmad (164-241H), al-Bukhari (194-256H), Muslim (206-261H), al-Tirmidzi (209-279H) al-Bayhaqi (384-458H).[1] Redaksi yang dikutip di sini adalah riwayat Muslim.
B. Mata Rantai Hadits
C. Perbandingan Redaksi
RAWI HADITS |
REDAKSI HADITS |
Ahmad bin Hanbal (164-241H),[2] |
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ فِي أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَوَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيُخْتَمُ لَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيُخْتَمُ لَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا |
Al-Bukhari (194-256H)[3] |
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ إِلَيْهِ مَلَكًا بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ فَيُكْتَبُ عَمَلُهُ وَأَجَلُهُ وَرِزْقُهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُ النَّارَ |
Muslim (206-261H)[4] |
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَوَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا |
Al-Tirmidzi (209-279H)[5] |
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ فِي أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ إِلَيْهِ الْمَلَكَ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعٍ يَكْتُبُ رِزْقَهُ وَأَجَلَهُ وَعَمَلَهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَوَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ ثُمَّ يَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيُخْتَمُ لَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ ثُمَّ يَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيُخْتَمُ لَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا |
Selain keempat imam hadits di atas, banyak ulama lain yang meriwayatkan hadits ini antara lain al-Humaidi (w.219H),[6] al-Syasyi (w.335H),[7] Ibn Hazm (383-456H),[8] al-Bayhaqi (384-458H)[9],
D. Syarh Matan Hadits
1. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ dari Abd Allah
Ulama hadits biasa menggunakan istilah عَن (dari) dalam meriwayatkan haditsnya mengandung isyarat bahwa yang disampaikannya itu melalui mata rantai yang sambung menyambung. Adapun yang dimaksud عَبْدِ اللَّهِ pada hadits ini sebagaimana tertera pada gambar mata rantai di atas adalah Abd Allah bin Mas’ud (w.32H), shahabat yang sangat populer di kalangan ulama hadits. Beliau juga yang sering dijuluki Ibn Um Abd oleh Rasul SAW, termasuk shahabat senior, masuk Islam sebelum berdiri Madrasah Dar al-Arqam. Umar bin al-Khathab menyatakan bahwa Ibn Mas’ud adalah لَقَد مُلِئ فِقْهًا (sungguh dia sudah dipenuhi ilmu dan pemahaman). Menurut Zubair, Ibn Mas’ud adalah shahabat yang paling pertama menjaharkan al-Qur`an di Mekah setelah Rasul SAW membacanya.[10] Beliau juga termasuk yang menjadi rujukan membaca al-Qur`an. Rasul SAW bersabda:
اسْتَقْرِئُوا الْقُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ فَبَدَأَ بِهِ وَسَالِمٍ مَوْلَى أَبِي حُذَيْفَةَ وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَل
Mintalah membaca al-Qur`an dari empat shahabat; Abd Allah bin Mas’ud, maka yang mengawalinya, Salim Ajudan Abi Khudzaifah, Ubay bin Ka’b dan Mu’adz bin Jabal. Hr. Ahmad (164-241H), al-Bukhari (194-256H), Muslim (206-261H), al-Tirmidzi (209-279H), al-Nasa`iy (215-303H).[11]
Dengan demikian Ibn Mas’ud termasuk yang paling diutamakan Rasul SAW sebagai rujukan membaca al-Qur`an. Rasul juga sering meminta Ibn Mas’ud untuk membaca al-Qur`an di depannya. Ibn Mas’id menerangkan قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَأْ عَلَيَّ الْقُرْآنَ قُلْتُ آقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ إِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي Rasul bersabda padaku: bacalah untukku al-Qur`an. ia menjawab apakah patut saya membacanya di depanmu, padahal al-Qur`an diturunkan padamu? Rasul bersabda sesungguhnya aku sangat menyenangi mendengarkan bacaan al-Qur`an dari selainku. Hr. Ahmad (164-241H), al-Bukhari (194-256H), Muslim (206-261H), Abu Dawud (202-275H), al-Tirmidzi (209-279H), al-Nasa`iy (215-303H).[12]
2. قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ kata Ibn Mas’ud, Rasul SAW yang benar dan dibenarkan, menyampaikan hadits pada kami. Ibn Mas’ud menggunakan istilah حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (Rasul SAW telah menyampaikan hadits pada kami), mengisyaratkan bahwa beliau menerima hadits langsung dari Rasul SAW. Hadits yang diterima beliau adalah bersifat Qawli karena berupa ucapan Rasul SAW. Ulama terdahulu menyamakan arti حَدَّثّنَا dengan أخْبرَنَا karena perkataan Nabi itu terkadang disebut hadits, terkadng disebut khabar, terkadang disebut sunnah qawliyah. Semua istilah itu suka digunakan oleh Rasul SAW dan shahabatnya. Perhatikan gambar berikut:
Perkataan وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ ditegaskan oleh Ibn Mas’ud berfungsi menguatkan bahwa yang diterima oleh beliau adalah berita dari yang selalau benar dan terpercaya. Al-Nawawi (631-676H) mengartikan الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ dengan الصَّادِق فِي قَولِه المَصْدوق فِيْمَا يَأتِي مِن الوَحْيِ الكَرِيم (yang benar dalam ucapannya dan dibenarkan apa yang dibawanya berupa wahyu yang mulia).[13] Menurut syarh Utsaimin kalimat tersebut berma’na الصَّادق فِيْمَا أَخْبَرَ بِه المَصْدُوق فِيمَا أُخْبِرَ (benar yang memberitakan, benar pula yang diberitakan).[14] Ibn Mas’ud, dalam hal ini seakan mengajak umat untuk selalu ingat bahwa Rasul SAW itu memiliki sifat benar, tidak pernah bohong, dan dapat dipercaya. Benar sifatnya, benar pula ucapannya. Penegasan ini sangat penting, karena yang akan disampaikan oleh Ibn Mas’ud adalah berita ghaib yang bukan hanya urusan jasmaniah tapi juga ruhaniyah. Khabar yang demikian tidak akan didapat secara cepat selain dari wahyu Allah SWT melalui Rasul-Nya. Ibn Mas’ud juga sekan menyeru umat agar selalu percaya penuh terhadap apa yang disampaikan Rasul SAW, yang tidak diragukan lagi kebenarannya. selanjutnya lihat seri 02
[1] Musnad Ahmad, I h.382, Shahih al-Bukhari, III h.1374, Shahih Muslim, IV h.2036, Sunan al-Tirmidzi, IV h.446, Sunan al-Bayhaqi, VII h.421,
[2] Musnad Ahmad, I h.382
[3] Shahih al-Bukhari, III h.1374
[4] Shahih Muslim, IV h.2036
[5] Sunan al-Tirmidzi, IV h.446
[6] Musnad al-Humaidi, I h.69
[7] Musnad al-Syasyi, II h.140
[8] Ali bin Ahmad, Ibn Hazm, al-Muhalla, I h.37
[9] Sunan al-Bayhaqi, VII h.421, Syu’b al-Iman, I h.207
[10] Khalid Muhammad Khalid, Rijal haul Rasul, h.134-135
[11] Musnad Ahmad, II h.189, Shahih al-Bukhari, III h.1372, Shahih Muslim, IV h.1914, Sunan al-Tirmidzi, V h.674, Sunan al-Nasa`iy, V h.76
[12] Musnad Ahmad, I h.374, Shahih al-Bukhari, IV h.1925, Shahih Muslim, I h.551, Sunan Abi Dawud, III h.324, Sunan al-Tirmidzi, V h.238, Sunan al-Nasa`iy, V h.29
[13] Syarh Shahih Muslim, XVI h.189
[14] Syarh al-Arba’in al-Nawawiyah, h.99