IMAN NYAMAN DAN AMAN(Kajian tafsir surat Qurasiy)

Iman, Nyaman dan Aman dalam Keluarga
 (kajian tafsir surat Quraisy)
- Seklilas Surat al-Quraisy
- Teks Ayat dan tarjamah
Ù„ÙØ¥ÙيلَاÙÙ Ù‚ÙØ±ÙŽÙŠÙ’Ø´Ù () Ø¥ÙيلَاÙÙÙ‡Ùمْ Ø±ÙØÙ’Ù„ÙŽØ©ÙŽ Ø§Ù„Ø´Ù‘ÙØªÙŽØ§Ø¡Ù وَالصَّيْÙÙ () ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙŽØ¹Ù’Ø¨ÙØ¯Ùوا رَبَّ هَذَا الْبَيْت٠() الَّذÙÙŠ أَطْعَمَهÙمْ Ù…Ùنْ جÙوع٠وَآَمَنَهÙمْ Ù…Ùنْ خَوْÙÙ
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka`bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. Qs.106:1-4
- Tinjauan Historis
Surat al-Quraisy diturunkan di Mekah berjumlah empat ayat, tapi ada ulama yang berpendapat sebagai satu kesatuan dengan surat al-Fil. Secara histories berkaitan dengan penegaskan bahwa salah satu sebab dihancurkannya pasukan bergajah dari Yaman yang menyerang tanah haram adalah untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi kaum Quraisy dalam menjaga dan memelihara tanah suci. Menurut berbagai riwayat jarak turun antara surat al-Fil dengan al-Quriasy ini sebenarnya tidak bergitu berdekatan karena terselang oleh sembilan kali turun surat dan ayat lainnya, tapi oleh Rasul SAW (berdasar petunjuk Allah SWT) diletakkan beriringan. Berdasar urutan mushhaf yang berdekatan itu, maka semakin nampak keterkaitan surat ini dengan surat sebelumnya. Di samping itu, ada pula ulama yang menolak penyatuan al-Fil dan al-Quraisy, karena surat itu berdiri sendiri. Lagi pula Allah SWT menghancurkan pasukan bergajah itu sudah diterangkan sebabnya oleh ayat itu sendiri seperti ditandaskan  أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهÙمْ ÙÙÙŠ تَضْلÙيل٠Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka`bah) itu sia-sia?,
Sebenarnya seluruh al-Qur`an itu merupakan satu kesatuan, karena antara sdatu surat dengan yang lain, antara sautu ayat dengan ayat lainnya saling menafsirkan. Namun keterkaitannya itu ada yang secara langsung ada pula yang tidak langsung.
- Tafsir ayat
- Ù„ÙØ¥ÙيلَاÙÙ Ù‚ÙØ±ÙŽÙŠÙ’Ø´Ù Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
Menurut mayoritas mufasir huruf lam yang tercantum pada awal ayat ini terkait dengan surat al-Fil. Tegasnya, mengapa Allah SWT menghancurkan pasukan bergajah yang hendak menyerang Makah, karena orang Quraisy biasa bepergian dan senantiasa menjaga tanah suci. Itulah satau sebabnya Umar Bin al-Khathab di kala jadi imam shalat kalau membaca surat al-Fil selalu digabung dengan surat al-Quraisy.[1] Ubay bin Ka’b pun tidak memisahkan antara surat al-Fil dengan surat ini baik dalam bacaan, maupun dalam tulisannya.[2] Quraisy mulanya sebagai nama tokoh putra al-Nazhar putra Kinanah yang hidup di semenanjung Arab.[3] Karena beranak pinak hingga akhirnya menjadi nama suku bahkan menjadi nama bangsa di jazirah Arab.
- Ø¥ÙيلَاÙÙÙ‡Ùمْ Ø±ÙØÙ’Ù„ÙŽØ©ÙŽ Ø§Ù„Ø´Ù‘ÙØªÙŽØ§Ø¡Ù وَالصَّيْÙÙ(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
Perkataan Ø¥ÙيلَاÙÙ berasal dari kata أل٠– Ø¥Ù„ÙØ§ – Ø¥Ù„Ø§ÙØ§ yang berate membiasakan atau melakukan sesuatu secara terus menerus tanpa paksaaan. Kebiasaan kaum Quraisy melakukan perjalanan setiap musim. Musim dingin mereka pergi ke daerah selatan (kawasan Yaman), dan di musim panas ke daerah utara (kawasan Syam, Syiria, Palestina). Dengan banyaknya kesempatan berepgian di segala musim, maka kaum Quraisy memperoleh keuntungan dalam perniagaan dan membuka jaringan dalam berbagai aspek kehidupan.
- ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙŽØ¹Ù’Ø¨ÙØ¯Ùوا رَبَّ هَذَا الْبَيْت٠Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka`bah).
Menurut sebgian ulama, justru ayat inilah yang menjadi pokok kalimat dari ayat sebelumnya, bukan surat al-Fil. Oleh karena itu rangkaian ayat ini bermakna ” karena orang quraisy mendapat ni’mat yang banyak sehingga bisa bepergian ke berbagai kawasan baik di musim dingin maupun di musim manas, maka sepantasnya mereka beribadah kepada Allah SWT”. Nmun ada ulama lain berpendangan bahwa ayat ini sebagai perintah bersyukur pada Allah yang telah memberi ni’mat dibebaskannya dari gempuran pasukan bergajah dan kebebasan bepergian. Syukur yang mereka lakukan dengan cara beribadah kepada Allah SWT sebagai pemilik bait Allah. Di samping itu ayat ini sebagai kritikan pada kaum Quraisy yang melupakan tanggung jawabnya pada Ilahi, disebabkan kesibukannya dalam wisata dan perdagangan.
- الَّذÙÙŠ أَطْعَمَهÙمْ Ù…Ùنْ جÙوع٠وَآَمَنَهÙمْ Ù…Ùنْ خَوْÙÙ Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Secara histories ayat ini mengingatkan kaum Quraisy yang memperoleh keni’matan dari Allah SWT, walau mereka berada di negeri yang gersang, tapi kebutuhan makan amat cukup. Di mekah walau tidak ada pertanian, segala makan tersedia, buah-buahan cukup lengkap berdatangan dari berbagai pelosok dunia. Ini mengingatkan mereka agar senantiasa bersyukur atas ni’mat yang Allah SWT anugerahkan. Nabi Ibrahim di masa silam berdo’a di Mekah agar penduduknya senantiasa beribadah, banyak yang menyayangi dan mendapat rejeki dari berbagai buah-buahan. Allah SWT mengabulkan do’a Nabi Ibrahim. Demikian pula keamanan di sekita al-Haram. Sejak dahulu sampai sekarang tidak pernah bergejolak yang menimbulkan kehancuran, walau di daerah sekitarnya terjadi berbagai krisis. Ayat ini mengingatkan mereka agar senantiasa beribadah sebagai rasa syukur pada Allah yang membebaskan mereka dari kelaparan dan ancaman.
- Beberapa Ibrah
Surat al-Quraisy, meknanya dapat ditinjau dari berbagai sudut, baik dari pelajaran sejarah, fungsi perumahan maupun pendidikan pariwisata.
- Harmonisasi keluarga berdasar surat Quraisy
Membina keluarga, agar hamonis bedasar surat ini antara lain
(1) menjadikan tauhid, dan ibadah sebagai landasan keluarga, sebagaimana tersirat pada kalimat
ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙŽØ¹Ù’Ø¨ÙØ¯Ùوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتÙ
(2) memberikan rihlah komunikasi yang menyenangkan bagi semua fihak, serta rekreasi yang bisa menyehatkan jasmani, ruhani dan ekonomi, seperti tersirat pada
Ø±ÙØÙ’Ù„ÙŽØ©ÙŽ Ø§Ù„Ø´Ù‘ÙØªÙŽØ§Ø¡Ù وَالصَّيْÙÙ
(3) pengembangan ekonomi, dan memenuhi kebutuhan pokok baik fisik maupun psikis, jasmani maupun ruhani, seperti tersirat pada kalimat
الَّذÙÙŠ أَطْعَمَهÙمْ Ù…Ùنْ جÙوعÙ
(4) memproteksi anggota keluarga dari pengaruh negative, sehingga semua anggota keluarga merasa aman baik aqidah maupun mu’amalahnya
ÙˆÙŽØ¢ÙŽÙ…ÙŽÙ†ÙŽÙ‡Ùمْ
(5) memberi rasa aman dan nyaman bagi semua fihak, sehingga terbebas dari rasa takut atau terancam, sebagaimana tersirat pada kalimat:  مÙنْ خَوْÙÙ
Â
- Aneka Wisata berdasar surat al-Quraisy
Secara garis besarnya wisata, berdasar Qs.106:1-4 itu terdiri atas lima macam:
(1) ta’abudi yaitu rihlah ibadah yang bersifat ibadah ritual, tersirat pada ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙŽØ¹Ù’Ø¨ÙØ¯Ùوا رَبَّ هَذَا الْبَيْت٠ Wisata yang sifatnya ritual khusus hanyalah mengunjungi tiga masjid, sebagaimana ditandaskan dalam hadits:
لَا ØªÙØ´ÙŽØ¯Ù‘Ù Ø§Ù„Ø±Ù‘ÙØÙŽØ§Ù„Ù Ø¥Ùلَّا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ Ø«ÙŽÙ„ÙŽØ§Ø«ÙŽØ©Ù Ù…ÙŽØ³ÙŽØ§Ø¬ÙØ¯ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙŽØ³Ù’Ø¬ÙØ¯Ù الْØÙŽØ±ÙŽØ§Ù…Ù ÙˆÙŽÙ…ÙŽØ³Ù’Ø¬ÙØ¯Ù الرَّسÙول٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙˆÙŽÙ…ÙŽØ³Ù’Ø¬ÙØ¯Ù الْأَقْصَى
Tidak ada bepergian yang dipaksakan kecuali pada tiga masjid: al-Mashid al-Haram, Masjid Rasul SAW dan masjid al-Aqsha. Hr. al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Al-Tirmidzi, Idn Majah dan al-Nasa`iy.[4]
Tegasnya tidak ada wisata ta’abudi secara khusus kecuali ke tiga masjid yaitu (a) umrah dan haji ke Bait Allah, (b) shalat di masjid Nabawi dan ziarah pada Rasul SAW, dan (c) shalat di masjid al-Aqsha. Namun kalau wisata itu dilator belakangi ibadah dan tetap menjalankan ibadah, maka akan bernilai ibadah.
(2) wisata ta’amuli, tersirat pada Ø±ÙØÙ’Ù„ÙŽØ©ÙŽ yaitu rihlah mu’amalah atau bepergian yang bersifat social kemasyarakatan, sekurang-kurang ada yang bersifat Ta’ziah yaitu mengunjungi yang terkena mushibat, dan Tahni`ah yang mengunjungi orang yang mendapat kebahagiaan. Perhatikan pula Qs.49:13.
(3) wisata tafakkuri atau rihlah tarbawiyah tersirat pada Ø§Ù„Ø´Ù‘ÙØªÙŽØ§Ø¡Ù وَالصَّيْÙÙ Â yang sering disebut studitour karyawisata, dan darmawisata. Perhatikan pula Qs.3:190-191, Qs.6:11-12.
(4) rihlah tijariyah, wisata niaga atau berpergian dalam rangka mencari nafqah, penembangan ekonomi, sebagaimana tersirat pada
أَطْعَمَهÙمْ Ù…Ùنْ جÙوعÙ.
(5) rihlah amniyah, mencari keamanan dan ketentraman, dalam bentuk kerjasama membela pertahanan dan kemanan, tersirat pada kalimat ÙˆÙŽØ¢ÙŽÙ…ÙŽÙ†ÙŽÙ‡Ùمْ Ù…Ùنْ خَوْÙÙ. Hal semacam ini dapat dilakukan dengan memperluas jaringan diplomatik ke berbagai tempat bahkan negara lain.
- Wisata yang Isalmi berdasar al-Quraisy
- Berlatar belakang Ibadah
Seperti dikemukakan di atas, secara histories ayat ini mengeritik orang Quraisy yang wisatanya hanya berlatar belakang ekonimi atau kesenangan. Ayat ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙŽØ¹Ù’Ø¨ÙØ¯Ùوا رَبَّ هَذَا الْبَيْت٠memberikan bimbingan agar bepergian ke manapun bertujuan untuk ibadah kepada Allah SWT yang memiliki Bait Allah. Sebagai muslim, apapun yang dilakukan mesti dilator belakangi ibadah. Walau bentuk atau sifatnya mu’amalah, kalau bertujuan ibadah dan dilaksanakan sesuai syari’ah maka menjadi ibadah. Sebaliknya walau yang dikunjungi temat ibadah, kalau tujuannya duniawi dan dilakukan tidak berdasar syari’ah maka tidak akan bernilai ibadah.
- Jangan meninggalkan ibadah
Karena berlatar belakang dan bertujuan ibadah, ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙŽØ¹Ù’Ø¨ÙØ¯Ùوا maka selama perjalanan wisata maupun mudik jangan sampai meninggalkan ibadah. Allah SWT dan Rasul-Nya telah memberikan bimbingan tentang bagaimana cara beribadah dalam safar seperti shalat qashar, shalat jama, juga shalat di kendaraan maupun sambil berjalan, antara lain:
ÙˆÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ ضَرَبْتÙمْ ÙÙÙŠ الْأَرْض٠Ùَلَيْسَ عَلَيْكÙمْ جÙنَاØÙŒ أَنْ ØªÙŽÙ‚Ù’ØµÙØ±Ùوا Ù…ÙÙ†ÙŽ الصَّلَاة٠إÙنْ Ø®ÙÙْتÙمْ أَنْ ÙŠÙŽÙْتÙÙ†ÙŽÙƒÙم٠الَّذÙينَ ÙƒÙŽÙَرÙوا Ø¥Ùنَّ الْكَاÙÙØ±Ùينَ كَانÙوا Ù„ÙŽÙƒÙمْ عَدÙوًّا Ù…ÙØ¨Ùينًا
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.Qs.4:101
ÙÙŽØ¥Ùنْ Ø®ÙÙْتÙمْ ÙÙŽØ±ÙØ¬ÙŽØ§Ù„ًا أَوْ رÙكْبَانًا ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ Ø£ÙŽÙ…ÙنْتÙمْ ÙÙŽØ§Ø°Ù’ÙƒÙØ±Ùوا اللَّهَ كَمَا عَلَّمَكÙمْ مَا لَمْ تَكÙونÙوا تَعْلَمÙونَ
Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. Qs.2:239
Di samping itu diajarkan pula dzikir bepergian, dan berbagai do’a dari muali perjelanan hingga sampai ditujuan dan hendak pulang.
- Memperluas jaringan (silaturahim)
Seperti dikemukakan di atas, suarat Quraisy berkaitan dengan kaum quraisy yang suka bepergian jauh, maka secara tersirat mengandung anjuran pada kaum muslimin meniru mereka. Perkataan Ø±ÙØÙ’Ù„ÙŽØ©ÙŽ juga mengandung arti bepergian untuk memperluas jaringan sliaturahim. Oleh karena itu setiap muslim hendaknya menggunakan kesempatan silaturahim sesame umat sehingga bisa terjalin kerjasama dalam berbagai kebaikan, saling mengenal satu sama lain. Perhatikan pula Qs.49:13 dan sabda Rasul SAW:
مَنْ سَرَّه٠أَنْ ÙŠÙØ¨Ù’سَطَ Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙÙÙŠ Ø±ÙØ²Ù’Ù‚Ùه٠أَوْ ÙŠÙنْسَأَ Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙÙÙŠ أَثَرÙÙ‡Ù ÙَلْيَصÙلْ رَØÙÙ…ÙŽÙ‡Ù
Barangsiapa yang menginginkan diperluas rejeki, dipanjangkan usia, maka hendaklah mempererat silaturahim. Hr. al-Bukhari.[5]
- Memperhatikan kondisi lingkungan dan iklim
Perkataan Ø§Ù„Ø´Ù‘ÙØªÙŽØ§Ø¡Ù وَالصَّيْÙÙ menyiratkan bagaimana kaum Qurasiy pergi ke yaman di musim dingin dan ke Syam di musim panas, karena mereka memperhatikan kondisi dan situasi yang dikunjungi. Oleh karena itu dalam bepergian hendaklah memparhatikan keadaan sekitar, jangan sampai berdampak negative, baik bagi daerah yang dikunjungi maupun dalam perjalanan. Allah SWT mengingatkan Qs.30:41-42. Setelah Allah SWT menegaskan pada ayat 41 bahwa banyak kerusakan di muka bumi, darat dan di laut sebagai akibat tangan manusia, mapa pada ayat 42 memerintah agar kaum muslimin bepergian di muka bumi. Dalam perjalanan tersebut ditegaskan pula seharusnya kaum muslimin mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah masa silam. Mengkaji, mengambil pelajaran dari peninggalan sejarah untuk menghadapi masa depan, jangan sampai berbuat kerusakan.
- Mengembangkan ekonomi dan jangan mengganggu hak siapapun
Ayat أَطْعَمَهÙمْ Ù…Ùنْ جÙوع٠mengandung perintah agar tetap memelihara ni’mat yang diberikan Allah burupa kesejahteraan ekonomi. Oleh karena itu pergi ke manapun seyogyanya memperluas kesejahteraan semua fihak, jangan sampai menganggu hak orang lain baik sebagai pengunjung ataupun pada yang dikunjungi.
- Memberikan kemanan dan kenyamanan pada setiap orang
Ayat ÙˆÙŽØ¢ÙŽÙ…ÙŽÙ†ÙŽÙ‡Ùمْ Ù…Ùنْ خَوْÙÙ mengisyaratkan setiap individu mesti menjaga keamanan dan ketentraman baik untuk dirinya maupun orang lain. Oleh karena itu selama perjalanan maupun sampai ditujuan jangan bertindak atau bersikap yang menganggu kemanan dan ketentraman.
-=o0o=-
[1] Al-Jami li Ahkam al-Qur`an, XX h.200
[2] tafsir al-Baghawi, VIII h.542
[3] Tafsir al-Maraghi, XXX, h.245
[4] Shahih al-Bukhari, no.1115, Muslim, no.2475, Sunan Abi dawud, no.1738, Sunan al-Tirmidzi, no.300, Sunan Ibn Majah, no.1399, Sunan al-Nasa`iy, no.693
[5] shahih al-Bukhari, VII h.228