KELUARGA JANGAN MENIRU ABU LAHAB DAN ISTERINYA (kajian tafsir surat al-Masad)
KELUARGA JANGAN MENIRU ABU LAHAB DAN ISTERINYA
(kajian tafsir surat al-Masad)
Â
- Teks ayat dan Tarjamah
تَبَّتْ يَدَا أَبÙÙŠ لَهَب٠وَتَبَّ (1) مَا أَغْنَى عَنْه٠مَالÙه٠وَمَا كَسَبَ (2) سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَب٠(3) وَامْرَأَتÙÙ‡Ù ØÙŽÙ…َّالَةَ الْØÙŽØ·ÙŽØ¨Ù (4) ÙÙÙŠ جÙيدÙهَا ØÙŽØ¨Ù’Ù„ÙŒ Ù…Ùنْ مَسَد٠(5)Â
Â
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut. Qs.111:1-5
- Tinjauan Historis
Surat al-Masad dinamakan pula al-Lahab, atau Abi Lahab, terkadang disebut surat Tabbat.[1] Termasuk Makiyah karena turun setelah surat al-Fath, sebelum Rasul SAW hijrah ke Madinah.[2] Adapun sabab nuzulnya, berikut:
عن ابْن٠عَبَّاس٠ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ ÙˆÙŽØ£ÙŽÙ†Ù’Ø°ÙØ±Ù’ عَشÙيرَتَكَ الْأَقْرَبÙينَ وَرَهْطَكَ Ù…ÙنْهÙمْ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ®Ù’لَصÙينَ خَرَجَ رَسÙول٠اللَّه٠ ØÙŽØªÙ‘ÙŽÙ‰ ØµÙŽØ¹ÙØ¯ÙŽ Ø§Ù„ØµÙ‘ÙŽÙَا ÙَهَتَÙÙŽ يَا صَبَاØÙŽØ§Ù‡Ù’ ÙَقَالÙوا مَنْ هَذَا ÙَاجْتَمَعÙوا Ø¥Ùلَيْه٠Ùَقَالَ أَرَأَيْتÙمْ Ø¥Ùنْ أَخْبَرْتÙÙƒÙمْ أَنَّ خَيْلًا ØªÙŽØ®Ù’Ø±ÙØ¬Ù Ù…Ùنْ سَÙÙ’ØÙ هَذَا الْجَبَل٠أَكÙنْتÙمْ Ù…ÙØµÙŽØ¯Ù‘ÙÙ‚Ùيَّ قَالÙوا مَا جَرَّبْنَا عَلَيْكَ ÙƒÙŽØ°ÙØ¨Ù‹Ø§ قَالَ ÙÙŽØ¥ÙنّÙÙŠ نَذÙيرٌ Ù„ÙŽÙƒÙمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَاب٠شَدÙيد٠قَالَ أَبÙÙˆ لَهَب٠تَبًّا Ù„ÙŽÙƒÙŽ مَا جَمَعْتَنَا Ø¥Ùلَّا Ù„Ùهَذَا Ø«Ùمَّ قَامَ Ùَنَزَلَتْ تَبَّتْ يَدَا أَبÙÙŠ لَهَب٠وَتَبَّ
Diriwayatkan dari Ibn Abbas, tatkala turun
ÙˆÙŽØ£ÙŽÙ†Ù’Ø°ÙØ±Ù’ عَشÙيرَتَكَ الْأَقْرَبÙينَ
(berilah peringatan keluarga besarmu yang terdekat./Qs.26:214), dan handai tulanmu yang ikhlash. Rasul  ke luar, naik ke bukti shafa dan berseru: Wahai umat manusia berkumpulah! Masyarakat bertanya-tanya siapakah ini, maka mereka berkumpul mengerumuni Nabi Shalla Allah alaihi wa Sallam. Beliau bersabda: Bagaimana pendapat kalian kalau saya kasih tahu bahwa ada pasukan berkuda muncul dari balik bukit ini? apakah kalian akan mempercayaiku? Mereka menjawab: kami belum pernah melihatmu berdusta! Rasul Shalla Allah alaihi wa Sallam  bersabda:
ÙÙŽØ¥ÙنّÙÙŠ نَذÙيرٌ Ù„ÙŽÙƒÙمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَاب٠شَدÙيدÙ
(sesungguhnya aku memberi peringatan pada kalian, bahwa di hadapanmu ada siksaan yang amat dahsyat!). Â Tiba-tiba Abu Lahab berkata: Celakalah engkau! Apakah kamu mengumpulkan kami hanya untuk hal yang begitu? Lalu Nabi SAW berdiri, maka tidak lama kemudian turunlah
تَبَّتْ يَدَا أَبÙÙŠ لَهَب٠وَتَبَّ ()
hingga akhir ayat. Hr. al-Bukhari (154-256H), Muslim (206-261H), dan al-Turmudzi (209-279H).[3]
Dengan demikian, secara historis surat ini turun berkaitan dengan pelaku kejahatan terhadap Nabi Shalla Allah alaihi wa Sallam .
- Kaitan dengan Ayat sebelumnya
Surat al-Nashr memberikan berita gembira bagi yang beriman dan jihad di jalan Allah bakal meraih pertolongan Allah dan kemenangan. Sekali gus, ayat tersebut memberikan bimbingan tentang langkah yang mesti ditempuh tatkala meraih kemenangan. Surat al-Masad ini memberi peringatan dan ancaman bagi yang mengahalangi jalan Allah, seperti Abu Lahab yang terjerumus pada kerugian dan kehancuran dunia akhirat, akibat kejahatannya.
- Tafsir Kalimat
- تَبَّتْ يَدَا أَبÙÙŠ لَهَب٠وَتَبَّBinasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
Perkataan تَبَّت berma’na ØØ³Ø±ÙŽØª (hancur, rugi), [4] karena التبَاب berma’na ØÙسران والهلاك (rugi dan hancur).[5] Menurut Ibn Abi Hatim,
وَأَمَّا التَّبّÙ: Ø§Ù„Ù’Ø®ÙØ³Ù’رَان٠وَالشَّرّ٠مَا زَادÙوهÙمْ Ø¥Ùلا Ø®ÙØ³Ù’رَانًا” (perkataan تَّبّ itu berarti rugi dan buruk, tidak meningkat padanya selain kerugian).[6]
Perkataan يَدَا (kedua tangan), merupakan ungkapan yang menyebut sebagian anggota badan terpenting, berma’na seluruhynya.[7] Abu Lahab adalah seorang tokoh Quraisy bernama Abd al-Uzza bin Abd al-Muthalib salah seorang paman Rasul . Dia termasuk yang menentang da’wah Islam dan terus menerus berusaha untuk menghancurkan perjuangan risalah. Allah SWT mengancam dengan siksaan keras dan dahsyat yang ditimpakan pada Abu Lahab, maka pada ayat ini ditegaskan dengan kata تَبَّت يَدا (hancur, celaka kedua tangannya) dan تَبَّ (sungguh hancur, celakalah dia). Kalimat semacan ini termasuk التهديد (ancaman keras).[8] Perkataan وَتَبَّ berma’na وَقَد تَبَّ Ùˆ ØØ³Ø± berfungsi sebagai penguat sekaligus berita yang bakal terjadi dengan pasti. Abu Lahab benar-benar akan celaka baik di dunia kini maupun di akhirat kelak. Ketika ayat ini turun berfungsi berita bahwa jiwa raga Abu Lahab bakal hancur lebih dahulu. Penggunakaan يَدا merupakan istilah bagi jiwa raga secara keseluruhan, sebagaimana biasa digunakan oleh bangsa Arab.[9]
Menurut al-Farra sebagaimana dikutip al-Syaukani perkataan تَبَّت di awal ayat merupakan do’a, sedangkan تَبَّ di akhir ayat ini berfungsi kabar kepastikan.[10] Dengan demikian ma’nanya “semoga Abu Lahab celaka dan terjerumus pada kehancuran, dan memang pasti dia hancur”.
- مَا أَغْنَى عَنْه٠مَالÙه٠وَمَا كَسَبَ Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
Perkataan مَا pada awal ayat ini berfungsi Ù†ÙŽÙْي menafikan dan yang tertera وَمَا كَسَبَ berfungsi mausul (kata sambung) yang berarti “apa yang“.[11] Harta dan apa pun yang diusahakan Abu Lahab, tidak akan bermanfaat untuk mencegah siksaan. Ayat ini sekaligus menolak Abu Lahab yang beranggapan bahwa harta yang melimpah bakal mendatangkan keselamatan. Anggapan Abu Lahab menular pula kepada umat manusia lainnya yang terlalu bangga terhadap harta, yang akhirnya menjadi sengsara. Di akhirat kelak, harta dan anak tiada berguna, kecuali bagi yang menghadap Allah dengan hati yang selamat. Allah SWT berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْÙَع٠مَالٌ وَلَا بَنÙونَ* Ø¥Ùلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بÙقَلْب٠سَلÙيمÙ
di hari kiamat; harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, Qs.26:87-88.
Perhatikan pula hadits berikut:
عَنْ أَبÙÙŠ Ù‡ÙØ±ÙŽÙŠÙ’رَةَ أَنَّ رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ قَالَ ÙŠÙŽÙ‚Ùول٠الْعَبْد٠مَالÙÙŠ مَالÙÙŠ Ø¥Ùنَّمَا Ù„ÙŽÙ‡Ù Ù…Ùنْ مَالÙه٠ثَلَاثٌ مَا Ø£ÙŽÙƒÙŽÙ„ÙŽ ÙÙŽØ£ÙŽÙْنَى أَوْ Ù„ÙŽØ¨ÙØ³ÙŽ Ùَأَبْلَى أَوْ أَعْطَى Ùَاقْتَنَى وَمَا سÙÙˆÙŽÙ‰ ذَلÙÙƒÙŽ ÙÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ø°ÙŽØ§Ù‡ÙØ¨ÙŒ وَتَارÙÙƒÙÙ‡Ù Ù„ÙلنَّاسÙ
Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah Shalla alaihi wa sallam bersabda: Manusia sebagai hamba mengatakan: â€Hartaku, hartakuâ€. Sesungguhnya hartanya itu hanya tiga; apa yang ia makan menjadi sirna, apa yang ia pakai menjadi rusak, atau yang ia sedekahkan yang menjadi tabungan kekal. Sedangkan selain itu adalah hilang tanpa bekas, atau ia tinggalkan untuk orang lain. HR. Muslim.[12]
Berdasar hadits ini, nasib harta dapat digambarkan berikut:
Harta dan hasil usaha Abu Lahab, tiada berguna karena tidak digunakan untuk yang benar melainkan untuk menghalangi jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dalam ayat lain ditandaskan :
Ø¥Ùنَّ الَّذÙينَ ÙƒÙŽÙَرÙوا ÙŠÙنْÙÙÙ‚Ùونَ أَمْوَالَهÙمْ Ù„ÙÙŠÙŽØµÙØ¯Ù‘Ùوا عَنْ سَبÙيل٠اللَّه٠ÙَسَيÙنْÙÙÙ‚Ùونَهَا Ø«Ùمَّ تَكÙون٠عَلَيْهÙمْ ØÙŽØ³Ù’رَةً Ø«Ùمَّ ÙŠÙØºÙ’لَبÙونَ وَالَّذÙينَ ÙƒÙŽÙَرÙوا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ جَهَنَّمَ ÙŠÙØÙ’Ø´ÙŽØ±Ùونَ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan, Qs.8:36.
- سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَب٠Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Ayat ini sebagai penjelas, bahwa kecelekaan Abu lahab itu utamanya di akhirat masuk neraka. Dia dibakar dengan api yang bergolak. Abu Lahab wajar disiksa di akhirat karena kesombongan dan karena kebenciannya pada Rasul Shalla Allah alaihi wa Sallam  dan selalu mengobarkan permusuhan pada kaum muslimin. Rabi’ah bin Abbad al-Dilly, seorang tokoh di masa jahiliyah kemudian masuk Islam dan menerangkan sebagai berikut:
رَأَيْت٠رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ بَصَرَ عَيْنÙÙŠ Ø¨ÙØ³Ùوق٠ذÙÙŠ الْمَجَاز٠يَقÙول٠يَا أَيّÙهَا النَّاس٠قÙولÙوا لَا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلَّا اللَّه٠تÙÙÙ’Ù„ÙØÙوا وَيَدْخÙÙ„Ù ÙÙÙŠ ÙÙØ¬ÙŽØ§Ø¬Ùهَا ÙˆÙŽØ§Ù„Ù†Ù‘ÙŽØ§Ø³Ù Ù…ÙØªÙŽÙ‚َصّÙÙÙونَ عَلَيْه٠Ùَمَا رَأَيْت٠أَØÙŽØ¯Ù‹Ø§ ÙŠÙŽÙ‚Ùول٠شَيْئًا ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ لَا ÙŠÙŽØ³Ù’ÙƒÙØªÙ ÙŠÙŽÙ‚Ùول٠أَيّÙهَا النَّاس٠قÙولÙوا لَا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلَّا اللَّه٠تÙÙÙ’Ù„ÙØÙوا Ø¥Ùلَّا أَنَّ وَرَاءَه٠رَجÙلًا Ø£ÙŽØÙ’ÙˆÙŽÙ„ÙŽ وَضÙيءَ الْوَجْه٠ذَا غَدÙيرَتَيْن٠يَقÙول٠إÙÙ†Ù‘ÙŽÙ‡Ù ØµÙŽØ§Ø¨ÙØ¦ÙŒ ÙƒÙŽØ§Ø°ÙØ¨ÙŒ ÙÙŽÙ‚Ùلْت٠مَنْ هَذَا قَالÙوا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ø¹ÙŽØ¨Ù’Ø¯Ù Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ ÙŠÙŽØ°Ù’ÙƒÙØ±Ù Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙØ¨Ùوَّةَ Ù‚Ùلْت٠مَنْ هَذَا الَّذÙÙŠ ÙŠÙÙƒÙŽØ°Ù‘ÙØ¨Ùه٠قَالÙوا عَمّÙه٠أَبÙÙˆ لَهَبÙ
Saya melihat Nabi Shalla Allah alaihi wa Sallam  pada pekan pasar Dzi al-Majaz. Saat itu beilau bersabda: Ù‚ÙولÙوا لَا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلَّا اللَّه٠تÙÙÙ’Ù„ÙØÙوا (ucapkanlah kalimah tauhid”tiada tuhan selain Allah”). Ternyata di belakang beliau ada seorang laki-laki berkulit putih wajhnya dan matanya agak juling. Dia mengatakan: sesungguhnya dia itu pengikut shabi dan pendusta. Saya bertanya siapakah ini? Mereka menjawab Muhammad bin Abd Allah yang menerangkan kenabiannya. Saya bertanya lagi: lalu siapa orang yang mendustakannya? Mereka menjawab pamannya sendiri bernama Abu Lahab! . Hr. Ahmad.[13]
Kisah ini menggambarkan betapa besar permusuhan Abu Lahab kepada Nabi SAW.
- وَامْرَأَتÙÙ‡Ù ØÙŽÙ…َّالَةَ الْØÙŽØ·ÙŽØ¨Ù Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar.
Ternyata bukan hanya Abu Lahab, istrinya pun akan dijerumuskan ke neraka. Istri Abu Lahab bernama Umm Jamil, Arwa binti Harb, saudara perempuan Abu Sufyan bin Harb. Dia yang selalu mengompori suaminya untuk mengobarkan permusuhan kepada Rasul SAW dan kaum muslimin. Di akhiratnya pun dibakar di neraka dengan siksaan yang amat berat. Dalam ayat ini, istri Abu Lahab dijuluki ØÙŽÙ…َّالَةَ الْØÙŽØ·ÙŽØ¨Ù (wanita pemikul kayu bakar). Dalam bahasa Arab dikenal pribahasa, bahwa wanita yang suka mengadu domba atau memanas-manasi manusia lain agar bermusuhan, sering disebut pemikul bahan bakar, atau penyulut api permusuhan. Dengan demikian ayat 4 ini menggambarkan betapa buruk perangai istri Abu Lahab. Di akhiratnya pun akan menjadi penyulut api neraka, yang dirinya juga semakin lama semakin tersiksa.
- ÙÙÙŠ جÙيدÙهَا ØÙŽØ¨Ù’Ù„ÙŒ Ù…Ùنْ مَسَد٠Yang di lehernya ada tali dari sabut
Ayat terakhir ini menggambarkan betapa tersiksanya itri Abu Lahab di neraka nanti. Leher dia dililit api neraka yang menyala. Dalam suatu riwayat diterangkan bahwa dia pernah bertekad, siap menjual kalung berharga mahal yang selalu dikenakan di lehernya, demi mendanai permusuhan terhadap Rasul SAW. Di akhirat kelak, pengorbanan dia akan berakibat beratnya siksa.
- Beberapa Ibrah
- Musuh Rasul akan hancur.
Abu lahab yang terus menerus berusaha memusuhi Rasul, akhirnya binasa, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
- Istri terkadang membawa bahagia terkadang membawa binasa.
Oleh karena itu mesti waspada menghadapinya. Allah SWT berfirman:
يَاأَيّÙهَا الَّذÙينَ ءَامَنÙوا Ø¥Ùنَّ Ù…Ùنْ أَزْوَاجÙÙƒÙمْ وَأَوْلَادÙÙƒÙمْ عَدÙوًّا Ù„ÙŽÙƒÙمْ ÙَاØÙ’ذَرÙوهÙمْ ÙˆÙŽØ¥Ùنْ تَعْÙÙوا وَتَصْÙÙŽØÙوا وَتَغْÙÙØ±Ùوا ÙÙŽØ¥Ùنَّ اللَّهَ غَÙÙورٌ رَØÙيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Qs.64:14
- Harta kekayaan tidak menjamin bahagia
Harta dan hasil jerih payah Abu Lahab dan istrinya, tidak bisa mendatangkan kebahagiaan, malah justru lebih membawa pada siksaan. Oleh karena itu setiap umat mesti waspada menggunakan harta. Allah SWT berfirman:
Ø¥Ùنَّمَا أَمْوَالÙÙƒÙمْ وَأَوْلَادÙÙƒÙمْ ÙÙØªÙ’نَةٌ وَاللَّه٠عÙنْدَه٠أَجْرٌ عَظÙيمٌ
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar. Qs.64:15
- Mengungkap kejelekan tokoh jahat, dimungkinkan
Allah SWT pada surat al-Lahab ini mengungkap kejelekan Abu Lahab, pada ayat lain juga menjelekan Fir’aun, Hamman, kaum Ad, Qarun. Dengan demikian pemimpin jahat yang secara bangga dengan kejahatannya tidak perlu ditutupi kesalahannya. Imam al-Hasan menandaskan:
ثَلاثة لا غÙيْبة Ù„ÙŽÙ‡ÙÙ… صَاØÙب هَوى والÙَاسÙÙ‚ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¹Ù’لن وَالإمَام Ø§Ù„Ø¬ÙŽØ§Ø¦ÙØ±
Tiaga golongan manusia tidak termasuk ghibah tatkala dikemukakan kejelekannya; orang yang memenuhi hawa nafsunya, orang fasiq yang terng-terangan dalam kefasikannya, dan pemimpin yang jahat.[14]
- Persekongkolan yang membawa petaka
Abu Lahab figur keluarga kafir, suami istri bersekongkol dalam kekufruan dan permusuhan. Orang yang berskongkol dalam kekufuran, di nerakanya pun akan bersama-sama saling menyiksa.
- Kerjasama dalam kebaikan berakibat baik, persekongkolan dalam kejelekan menuai kerugian.
Abu Lahab dan isteri bekerjasama dan saling pengertian, tapi sayang dlam kejahatan. Akibat yang dipikul mereka adalah kehancuran dan kerugian. Allah SWT berfirman:
مَنْ يَشْÙَعْ Ø´ÙŽÙَاعَةً ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙŠÙŽÙƒÙنْ لَه٠نَصÙيبٌ Ù…Ùنْهَا وَمَنْ يَشْÙَعْ Ø´ÙŽÙَاعَةً Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¦ÙŽØ©Ù‹ ÙŠÙŽÙƒÙنْ Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙƒÙÙْلٌ Ù…Ùنْهَا وَكَانَ اللَّه٠عَلَى ÙƒÙلّ٠شَيْء٠مÙÙ‚Ùيتًا
Barangsiapa yang memberikan bantuan yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) daripadanya. Dan barangsiapa yang memberi bantuan yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) daripadanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Qs.4:85
- Keluarga jangan seperti Abu Lahab dan isterinya
- Jalinan kasih suami isteri serta kerjasama, mestinya dalam jalur yang benar. Jangan seperti Abu Lahab dan isterinya bersekongkol dalam kekufuran menentang keimanan. Mereka berusaha membinasakan Rasul Shalla Allah alaihi wa Sallam, akhirnya binasa sendiri.
- Rumah tangga tidak cukup hanya harmonis suami isteri, tapi mesti harmonis pula dengan masyarakat dan alam sekitarnya. Figur Abu Lahab diabadikan dalam al-Qur`an supaya menjadi pelajaran bagi keluarga lain. Keluarga harmonis tidak menjamin bahagia tanpa diciptakan suasana agamis.
- Harta yang banyak, usaha yang sukses tidak menjadi jaminan kebahagiaan. Betapa banyak kekayaan Abu Lahab, betapa gigih usaha mereka, tapi akhirnya hancur berantakan. Oleh karena itu menggunakan harta mesti sesuai dengan tuntunan Ilahi, dan gigihnya usaha mesti menuju keridoan-Nya.
- Banyak orang menyangka bahwa infestasi utama adalah harta kekayaan, sehingga lupa berinfaq di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Akhirnya harta yang menumpuk kekayaan yang melimpah, tidak bisa dini’mati, malah justeru menjerumuskan pada kebinasaan. Abu Lahab dan isterinya, justeru binasa, akibat hidupnya salah arah.
- Suami juga mesti waspada atas pengaruh isterinya. Isteri Abu Lahab sebagai contoh, malah justeru menjerumuskan suami ke jurang neraka. Isteri pun mesti waspada pengaruh suami, boleh jadi membawanya ke jalan kebinasaan.
-=o0o=-
[1] Al-Zuhayli, al-tafsir al-Munir, XXX h.453
[2] Tafsir al-Maraghi, XXX h.260
[3] Shahih al-Bukhari, IV h.1092, Shahih Muslim, I h.193, Sunan al-Turmudzi, IV h.457
[4] al-Jayani (816H), al-Tibyan fi Tafsir Gharib al-Qur`an, I h.481
[5] Ibn manzhur (711H), Lisan al-Arab, I h.226
[6] Tafsir Ibn Abi Hatim, VIII h.260
[7] al-Zuhayli, al-tafsir al-Munir, XXX h.455
[8] Manahil al-Irfan, I h.144
[9] Tafsir al-Baghawi, IV h.543
[10] al-Syawkani (w.1250H), Fath al-Qadir, V h.511
[11] Tafsir al-Nasafi, IV h.361
[12]Â Muslim Bin Hajaj (206H-261H), Shahih Muslim (Beirut, Dar Ihya Turats) juz 4, h. 2273
[13] Musnad ahmad, no.15448
[14] Fayidl al-Qadir, I h.115