MUQADDIMAH AL-BAQARAH
01. MU`MIN, MUTTAQIN YANG BERUNTUNG
(kajian tafsir al-baqarah:01-05)
TINJAUAN HISTORIS
Surat al-Baqarah termasuk Madaniyah, karena semua ayatnya diturunkan setelah Rasûl SAW hijrah dari Mekah ke Madinah. Siti ‘A`isyah r.a menerangkan:
وَمَا نَزَلَتْ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَالنِّسَاءِ إِلَّا وَأَنَا عِنْدَهُ
Tidak diturunkan surat al-Baqarah dan surat al-Nisa kecuali aku berada disisi Rasûl SAW. Hr. Abd al-Rzaq al-Shan’ani (126-211H), al-Bukhari (194-256H), al-Nsa`iy (215-303H),[1]
Rasûl SAW menikahi A’isyah dua tahun sebelum hijrah, dan membangun rumah tangga dengannya, sejak bulan syawal tahun pertama hijriah.
عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ تُوُفِّيَتْ خَدِيجَةُ قَبْلَ مَخْرَجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَدِينَةِ بِثَلَاثِ سِنِينَ فَلَبِثَ سَنَتَيْنِ أَوْ قَرِيبًا مِنْ ذَلِكَ وَنَكَحَ عَائِشَةَ وَهِيَ بِنْتُ سِتِّ سِنِينَ ثُمَّ بَنَى بِهَا وَهِيَ بِنْتُ تِسْعِ سِنِينَ
Dari Hisyam,[2] dari ayahnya,[3] diriwayatkan bahwa Khadijah wafat tiga tahun sebelum Rasûl hijrah ke Madinah, kemudian berdiam selama dua tahun atau kurang, kemudian menikahi ‘A`isyah yang berusia enam tahun, kemudian membangun rumah tangga dengannya yang berusia sembilan tahun. Hr.al-Bukhari.[4]
Menurut al-Asqalani (773-852H), ketika Siti ‘A`isyah berusia enam tahun itu, Rasûl SAW melakukan aqad nikah. Sedangkan bergaulnya baru dilakukan ketika ‘Aisyah berusia sembilan tahun. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ahli, apakah Rasûl itu menikahi ‘Aisyah sebelum Saudah, atau sebaliknya. Menurut ahli Fiqih ‘Aisyah lebih dulu dinikah Rasûl dibanding Saudah. Namun menurut ahli Hadits, Rasûl menikahi Saudah lebih dahulu baru menikahi ‘Aisyah pada bulan syawal. Yang jelas bergaul dengan Saudah, sejak masih di Mekah sebelum hijrah. Sedangkan bergaul dengan ‘Aisyah, ketika usianya sembilan tahun, dilakukan pada bulan syawal pertama setelah hijrah.[5] Rasûl meninggalkan Mekah di kamis terakhir bulan shafar, kemudian menginap di Goa Tsur, dan awal bulan Rabi’ul-Awal berangkat menuju Madinah. Rasûl SAW wafat ketika ‘Aisyah berusia delapan belas tahun setelah berumah tangga dengannya sembilan tahun.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ تَزَوَّجَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ بِنْتُ سِتٍّ وَبَنَى بِهَا وَهِيَ بِنْتُ تِسْعٍ وَمَاتَ عَنْهَا وَهِيَ بِنْتُ ثَمَانَ عَشْرَةَ
Dari ‘A`isyah diriwayatkan bahwa dia dinikah Rasûl SAW ketika berusia enam tahun, berumah tangga ketika berusia sembilan tahun, dan ditinggal wafat ketika berusia delapan belas tahun. Hr. Muslim[6]
Jika A`isyah menegaskan bahwa surat al-Baqarah dan al-Nisa diturunkan tatkala beliau setelah berada di sisi Rasûl saw, maka dapat dipastikan ayat tersebut termasuk Madaniyah.
Surat al-Baqarah, sebagaimana yang lainnya turun secara berangsur sejak awal hijrah hingga hari-hari terakhir Rasul SAW bertugas mengemban risalah. Surat ini walau dinama al-Baqarah yang berari sapi, namun apa yang diuaraikan di dalam sangat luas mencakup berbagai hak, baik kisah masa silam, masa rasul SAW hidup, masa kini maupun masa datang.
[1] Mushannaf Ab al-Razaq, III h.352, Shahih al-Bukhari, IV h.1910, al-Sunan al-Kubra, V h.5,
[2] Hisyam bin Urwah bin al-Zubair bin al-Awam, Abu al-Mundzir, tabi’in kecil, lama di Madinah, wafat di Baghdad, tahun 145H
[3] Urwah bin al-Zubair bin al-Awam bin khuailid bin Asad, Abu Abd Allah, al-Wustha min al-Tabi’in, Madinah, wafat 93H
[4] Shahih al-Bukhari, III h.1415
[5] Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, VII h.225
[6] Shahih Muslim, II h.1039,