SHALAT DAN QURBAN (kajian tafsir al-Kautsar) bagian pertama
WUJUDKAN KELUARGA HARMONIS AGAMIS DENGAN SHALAT DAN QURBAN
(kajian tafsir al-Kautsar)
Â
- Teks Ayat dan Tarjamahnya
Ø¥Ùنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) ÙÙŽØµÙŽÙ„Ù‘Ù Ù„ÙØ±ÙŽØ¨Ù‘ÙÙƒÙŽ وَانْØÙŽØ±Ù’ (2) Ø¥Ùنَّ Ø´ÙŽØ§Ù†ÙØ¦ÙŽÙƒÙŽ Ù‡ÙÙˆÙŽ الْأَبْتَر٠(3)Â
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. Qs.108:1-3
- Nama, tempat turun dan Jumlah Ayat
Surat ini dinamakan al-Kautsar yang diambil dari perkataan yang tercantum pada ayat pertama. Istilah al-Kautsar, sekurang-kurangnya mengandung dua arti yaitu (1) keni’amatan yang tiada terhingga dunia dan akhirat, (2) nama suatu sungai keni’matan di surga. Jumlah ayatnya adalah tiga ayat, menurut al-Zarkasyi, surat ini sebagai paling pendek dalam al-Qur`an.[1] Menurut mayoritas ulama, surat al-Kautsar semuanya turun di Mekah. Namun menurut al-Hasan, Ikrimah dan Qatadah surat al-Kautsar ini turun di Madinah. [2] Ibn Katsir menganggapnya sebagai surat Madaniyah.[3]
- Kaitan dengan ayat sebelumnya
Pada surat al-Ma`un yang lalu diterangkan tentang sifat munafiq tidak kurang dari empat macam
(1) kikir tidak peduli terhadap yatim dan miskin, sebagaimana tersirat pada ayat ÙŠÙŽØ¯ÙØ¹Ù‘٠الْيَتÙيمَ dan وَلَا ÙŠÙŽØÙضّ٠عَلَى Ø·ÙŽØ¹ÙŽØ§Ù…Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’ÙƒÙين Ù
(2) lalai dari shalat bahkan meninggalkannya sebagaimana tersirat pada Ù‡Ùمْ عَنْ صَلَاتÙÙ‡Ùمْ سَاهÙونَ,
(3) ria karena ucapan dan perbuatannya hanya untuk mendapatkan pujian manusia, sebagaimana tersirat pada Ù‡Ùمْ ÙŠÙØ±ÙŽØ§Ø¡Ùونَ,
(4) tidak mau mengeluarkan zakat atau memberikan bantuan dengan yang berguna sebagaimana tersirat pada وَيَمْنَعÙونَ الْمَاعÙونَ.
Surat al-Kautsar ini mengungkap sifat Nabi SAW sebagai lawan munafiq; (1) kalimat Ø¥Ùنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَر yang menerangkan bahwa Allah mencurahkan segala keni’matan, hingga Rasul SAW sangat pemurah berbeda dengan munafiq yang kikir. (2) kalimat Ùَصَلّ٠menyiratkan bahwa Rasul patuh menegakkan shalat berbeda dengan munafiq yang lalai, (3) kalimat Ù„ÙØ±ÙŽØ¨Ù‘ÙÙƒÙŽ (hanya karena tuhanmu), menyiratkan sifat Rasul yang selalu ikhlash dalam segala hal beda dengan munafiq yang selalu ria, (4) kalimat وَانْØÙŽØ± menyiratkan bahwa Rasul SAW rela berkorban, berbeda dengan munafiq yang mencegah pegorbanan. Dengan demikian kaitan antara surat al-Kautsar dengan al-Ma`min utamanya mengungkap perbedaan anatra al-Haq dan al-Bathil. Secara ringkas kaitan antara al-Kutsar dengan al-Ma`un dalam digambarkan seperti berikut:
Â
- Tinjauan Historis
Terdapat beberapa riwayat yang menerangkan histories turunnya surat al-Kautsar ini antara lain sebagai berikut:
- Al-Nasa`iy (215-303H) meriwayatkan hadits dari Ibn Abbas yang menerangkan bahwa tokoh yahudi dari Madinah yang bernama Kab bin al-Asyraf berkunjung ke Mekah. Kaum Quraisy berkata kepadanya أنت سيدهم ألا ترى إلى هذا المنصبر المنبتر من قومه يزعم انه خير منا ونØÙ† أهل Ø§Ù„ØØ¬ÙŠØ¬ وأهل السقاية وأهل السدانة (wahai Ka’b anda adalah pembesar, tiadkah anda lihat orang yang mengaku shabar yang padahal diasingkan oleh kaumnya, mengaku manusia terbaik di banding kita? Padahal kami orang yang menyambut haji, memberi minum serta menjaga ka’bah?) Ka’b menjawab أنتم خير منه (kalian lebih baik dari dia!). tidak lama kemudian turunlah surat al-Kautsar ini sebagai bantahan terhadap mereka.[4]
- Ibn Abi Syaibah (159-235H) mengisahkan riwayat dari Ikrimah bahwa tatkala Rasul SAW menerima wahyu, orang Quraisy berkomentar بتر Ù…ØÙ…د منا (putuslah hubungan Muhammad dengan kami). Ayat ini turun sebagai penegas bahwa sebenarnya yang terputus itu adalah orang yang tidak mengikuti Nabi Muhammad SAW.[5]
- Ibn Abi Hatim mengutip riwayat dari al-Suddi yang menerangkan bahwa orang Quraisy beranggapan bahwa dengan kematian anak laki-laki berarti sudah putus turunan dan kehilangan segalanya. Tatkala putera Rasul SAW wafat, al-Ash bin Wa`il berkata بتر Ù…ØÙ…د (terputuslah Muhammad). Riwayat ini dikemukakan pula oleh al-Bayhaqi dalam al-Dala`il dari Muhammad bin Ali yang menerangkan bahwa putera Rasul yang wafat saat itu bernama al-Qasim. Surat al-Kautsar ini turun sebagai jawaban terhadap anggapan mereka bahwa kematian putra bukan berarti kehilangan segalanya.[6]
- Ibn Katsir mengutip riwayat al-Bazzar dari Atha, yang dianggapnya shahih menerangkan bahwa tatkala putra Rasul wafat, Abu Lahab berkata kepada kaum musyikin بتر Ù…ØÙ…د الليلة terputuslah Muhammad tadi malam). Surat al-Kautsar ini turun sebagai bantahan terhadap anggapan Abu Lahab.[7]
- Ibn Jarir al-Thabari (224-310H) menerangkan bahwa al-Ashi bin Wa`il mengatakan أنا شانىء Ù…ØÙ…د (aku pembenci Muhammad). Ayat ini turun melawan kebenciannya, bahwa orang yang membenci Rasul bakal kehilangan segalanya.[8]
- al-Thabarani (260-360H) mengutip riwayat dari Abu Ayub yang menerangkan bahwa tatkala Ibrahim putera Rasul wafat, orang Quraisy berkata satu sama lain إن هذا الصابىء قد بتر الليلة (orang yang murtad itu sudah terputus karena kehilangan puteranya tadi malam). Allah SWT menurunkan surat al-Kautsar ini membantah anggapan mereka.[9] Namun menurut al-Haytsami (w.807H) dan ahli hadits lain dalam mata rantai riwayat ini, terdapat yang bernama Washil bin al-Sa`ib sangat lemah, karena matruk.[10]
- Tafsir Kalimat
- Ø¥Ùنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar.
Ayat ini merupakan berita gembira untuk Nabi Muhammad SAW yang sedang menghadapi berbagai tantangan dalam da’wah dari beberapa fihak. Rasul SAW digembirakan dengan anugrahkan padanya berupa al-Kautsar. Menurut Ibn al-Jauzi (508-597H), terdapat enam kemungkinan ma’na al-Kautsar yaitu
(1) نهر ÙÙŠ الجنة suatu sungai yang banyak memberikan keni’matan di surga, sebagaimana diungkapkan Anas bin Malik dalam hadits yang diriwayatkan Muslim :
بَيْنَا رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْم٠بَيْنَ Ø£ÙŽØ¸Ù’Ù‡ÙØ±Ùنَا Ø¥ÙØ°Ù’ أَغْÙÙŽÙ‰ Ø¥ÙØºÙ’Ùَاءَةً Ø«Ùمَّ رَÙَعَ Ø±ÙŽØ£Ù’Ø³ÙŽÙ‡Ù Ù…ÙØªÙŽØ¨ÙŽØ³Ù‘Ùمًا ÙÙŽÙ‚Ùلْنَا مَا أَضْØÙŽÙƒÙŽÙƒÙŽ ÙŠÙŽØ§ رَسÙولَ اللَّه٠قَالَ Ø£ÙنْزÙلَتْ عَلَيَّ آنÙÙًا سÙورَةٌ Ùَقَرَأَ Ø¨ÙØ³Ù’م٠اللَّه٠الرَّØÙ’مَن٠الرَّØÙيمÙ { Ø¥Ùنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ÙÙŽØµÙŽÙ„Ù‘Ù Ù„ÙØ±ÙŽØ¨Ù‘ÙÙƒÙŽ وَانْØÙŽØ±Ù’ Ø¥Ùنَّ Ø´ÙŽØ§Ù†ÙØ¦ÙŽÙƒÙŽ Ù‡ÙÙˆÙŽ الْأَبْتَر٠} Ø«Ùمَّ قَالَ أَتَدْرÙونَ مَا الْكَوْثَر٠ÙÙŽÙ‚Ùلْنَا اللَّه٠وَرَسÙولÙه٠أَعْلَم٠قَالَ ÙÙŽØ¥Ùنَّه٠نَهْرٌ وَعَدَنÙيه٠رَبّÙÙŠ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْه٠خَيْرٌ ÙƒÙŽØ«Ùيرٌ Ù‡ÙÙˆÙŽ ØÙŽÙˆÙ’ضٌ ØªÙŽØ±ÙØ¯Ù عَلَيْه٠أÙمَّتÙÙŠ يَوْمَ الْقÙيَامَة٠آنÙيَتÙÙ‡Ù Ø¹ÙŽØ¯ÙŽØ¯Ù Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙØ¬Ùوم٠ÙÙŽÙŠÙØ®Ù’تَلَج٠الْعَبْد٠مÙنْهÙمْ ÙÙŽØ£ÙŽÙ‚Ùول٠رَبّ٠إÙنَّه٠مÙنْ Ø£ÙمَّتÙÙŠ ÙÙŽÙŠÙŽÙ‚Ùول٠مَا تَدْرÙÙŠ مَا Ø£ÙŽØÙ’دَثَتْ بَعْدَكَ
Dari Anas bin Malik[11] berkata: Pada suatu hari, Rasul berada di tengah-tengah kami, tiba-tiba tertidur sejenak dan langsung bangun sambil tersenyum. Kami bertanya: Ya Rasul! Apa yang menyebabkanmu tersenyum? Rasul saw bersabda: “Baru saja turun ayat kepadaku satu surat” dan beliau membaca:Ø¨ÙØ³Ù’م٠اللَّه٠الرَّØÙ’مَن٠الرَّØÙيم٠ إÙنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ÙÙŽØµÙŽÙ„Ù‘Ù Ù„ÙØ±ÙŽØ¨Ù‘ÙÙƒÙŽ وَانْØÙŽØ±Ù’ Ø¥Ùنَّ Ø´ÙŽØ§Ù†ÙØ¦ÙŽÙƒÙŽ Ù‡ÙÙˆÙŽ الْأَبْتَر٠(Bismillahirrahmanirrahim, Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.). Rasul bersabda: Tahukah anda apa yang dimaksud al-Kautsar? Kami menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang tahu. Beliau bersabda: al-Kautsar adalah sebuah sungai di surga yang telah dijanjikan Tuhanku untukku yang penuh berbagai kebaikan, dia merupakan telaga yang di hari kiamat banyak umatku yang datang padanya. Bejananya sebanyak bintang di langit. Namun ada di antara mereka yang terpencil. Maka ku berkata wahai itu bukankah itu sebagian dari umatku? Allah berfirman: Engkau tidak tahu tentang apa yang diperbuatnya sepeninggalmu.  Hr. Muslim (202-261H).[12]
(2) الخير الكثير  kebaikan yang banyak, sebagaimana dikemukakan oleh Ibn Abbas (w.68H), (3) العلم والقرآن ilmu dan al-Qur`an,  sebagaimana dikemukakan al-Hasan (w.121H), (4) النبوة ni’mat kenabian, sebagaimana dikemukakan Ikrimah (w.105H),  (5) كثرة أتباعه وأمته banyaknya pengikut dan umatnya, sebagaimana dikemukakan Abu Bakr bin Iyas, (6) ØÙˆØ¶ رسول الله ترد عليه أمته suatu telaga di surga yang umat nya banyakmengerumuninya ikut meni’mati di hari qiamat, sebagaimana dikemukan Atha (w.114H). Menurut al-Jayani (853-915H)[13], الكوثر نهر ÙÙŠ الجنة وقيل Ùوعل من الكثرة (al-kautsar mengandung arti suatu sungai di surga yang penuh keni’matan. Ada juga yang berpendapat sebagai kata jadian dalam bentuk Ùوعل diambil dari kata الكثرة yang berarti banyak. Maksudnya adalah anugrah keni’amatan yang banyak yang tidak terhitung jumlahnya. Memperhatikan beberapa pendapat di atas dapat difahami bahwa perkataan الكوثر baik yang berma’na sungai di surga, maupun apa yang diungkapkan oleh pendapat lainnya memiliki akar kata yang sama yaitu yang berarti banyak. Sungai di surga yang bernama الكوثر juga sebagai lambing keni’matan yang banyak. Mujahid (21-104H) mengungkapkan sifat al-Kautsar di surga sebagai telaga yang indah dikelilingi mutaiara indah, disediakan gelas dari emas, harumnnya semerbak melebihi kasturi, rasa airnya lebih ni’mat dari madu, warnanya lebih putih dari susu.[14] Abu al-Su’ud (w.951H) menerangkan sifat talaga al-Kutasr di surga sebagai berikut:
أنه Ø£ØÙ„Ù‰ من العسل وأشد بياضا من اللبن وأبرد من الثلج وألين من الزبد وأوانيه من ÙØ¶Ø© عدد نجوم السماء
rasa airnya ni’mat melebihi madu, lebih putih dari susu, lebih sejuk dari salju, lebih halus dari buih, bejananya dari perak jumlahnya mencapai sejumlah bintang di langit.[15]
- ÙÙŽØµÙŽÙ„Ù‘Ù Ù„ÙØ±ÙŽØ¨Ù‘ÙÙƒÙŽ وَانْØÙŽØ±Ù’ Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.
Shalat yang diperintahkan oleh ayat ini adalah (1) shalat id al-Adlha sebagaimana dikemukakan Qatadah (w.117), (2) shalat shubuh di Muzdalifah ketika ibadah haji, sebagaimana dikemukan oleh Mujahid (w.104), (3) shalat fardlu, sebagaimana dikemukakan oleh Muqatil.[16] Al-Suyuthi (w.911H) berpendapat bahwa ayat ini memerintah shalat id al-Adlha dan berqurban dengan menyembelih hewan di hari nahar (tanggal 10-11-12-13 bulan dzu al-Hijjah).[17] Seperti telah diungkapkan di atas, ayat ini mengandung arti seruan untuk meningkatkan keikhlasan dalam ibadah shalat dan rela berkorban sebagai perwujudan syukur atas ni’mat yang telah Allah anugerahkan. Ayat ini seakan memerintahkan psatkanlah shlat itu hanya untuk tuhanmu, dan ikhlshkanlah berqurban demi mencari ridla-Nya,[18] sebagaimana diserukan dalam ayat lain
Ù‚Ùلْ Ø¥Ùنَّ صَلَاتÙÙŠ ÙˆÙŽÙ†ÙØ³ÙÙƒÙÙŠ ÙˆÙŽÙ…ÙŽØÙ’يَايَ وَمَمَاتÙÙŠ Ù„Ùلَّه٠رَبّ٠الْعَالَمÙينَ
katakanlah olehmu, sesungguhnya shalatku, kurbanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah tuhan alam smesta. Qs.6:152
- Ø¥Ùنَّ Ø´ÙŽØ§Ù†ÙØ¦ÙŽÙƒÙŽ Ù‡ÙÙˆÙŽ الْأَبْتَر٠Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus
Perkataan Ø´ÙŽØ§Ù†ÙØ¦ÙŽÙƒÙŽ menurut Ibn Manzhur (w.711H) mengandung arti مبغضك وعدوك orang yang membencimu dan memusuhimu.[19] Menurut al-Baydlawi (w.791H) ayat ini berma’na: sesungguhnya orang yang membencimu akan dibenci Allah, dan akan terputus amalnya tidak akan bermanfaat walaupun berketurunan.[20] Ditinjau dari sudut historis siapa yang dimaksud orang yang terputus karena membenci Rasul dalam ayat ini mencakup (1) al-Ash bin Wa`il sebagaimana dikemukakan oleh Ibn Abbas, (2) Abu Jahal sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Abbas juga, (3) Abu Lahab sebagaimana dikemukakan oleh Atha, (4) Uqbah bin Abu Mu’ith sebagaimaman dikemukakan Syamr bi Athiyah, ada juga yang berpendapat (5) semua yang membenci Rasul utamanya dari kaum quraisy.[21] Ayat terakhir ini merupakan peringatan keras dan ancaman bagi orang yang membenci Rasul SAW., sekaligus jaminan Allah untuk Rasul SAW bakal meraih kemenangan serta perjuangannya akan berlanjut walau tidak punya keturunan laki-laki.
[1] Al-Burhan fi Ulum al-Qur`an, I h,252
[2] Al-Zarqani, Manahil al-Irfan, I h.238
[3] Tafsir Ibn Katsir, IV h.557
[4] Sunan al-Kubra (sunan al-Nasa`iy), VI h.524
[5] Mushannaf Ibn Abi Syaibah, VI h.326
[6] Tafsir al-Qurthubi, XX h.222
[7] Tafsir Ibn Katsir, IV h.560
[8] Tafsir al-Thabari, XXX h.329
[9] al-Mu’jam al-Kabir, IV h.179
[10] Majma al-Zawa`id, VII h.143
[11] Anas Bin Malik, (10 sH – 93 H), berputra 80 dan 2 putri, Shahabat, karena sebagai Khadim Rasul, dapat meriwayatakan lebih dari 2250 hadits langsung dari Rasul SAW.
[12] Abu al-Husayn Muslim ibn al-Hajaj, Shahih Muslim, I h.300
[13] al-Tafsir fi Gharib al-Qur`an, I h.479
[14] Tafsir Mujahid, II h.789
[15] Tafsir Abi al-Su’ud, IX h.205
[16] Zad al-Masir, IX h.248
[17] Tafsir al-Jalalin, I h.824
[18] Tafsir al-Maraghi, XXX h.253
[19] Ibn Manzhur, Lisan al-Arab, I h.102
[20] Tafsir al-Baydlwi, V h.537
[21] Zad al-Masir, IX h.250