MU`MIN BAGAIKAN LEBAH
MU`MIN BAGAIKAN LEBAH
(kajian hadirs riwayat Ahmad dari Ibn Amr)
A. Teks Hadits dan Tarjamahnya
عن عَبْد٠اللَّه٠بْن٠عَمْرÙÙˆ بْن٠الْعَاص٠أَنَّه٠سَمÙعَ رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذÙÙŠ Ù†ÙŽÙْس٠مÙØَمَّد٠بÙيَدÙه٠إÙنَّ Ù…ÙŽØ«ÙŽÙ„ÙŽ الْمÙؤْمÙن٠لَكَمَثَل٠النَّØْلَة٠أَكَلَتْ طَيّÙبًا وَوَضَعَتْ طَيّÙبًا وَوَقَعَتْ Ùَلَمْ تÙكْسَرْ وَلَمْ تَÙْسÙدْ Ù’
Diriwayatkan dari Abd Allah bin Amr bin al-Ash.[1] Sesungguhnya dia mendengan Rasul SAW bersabda: Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, perumpamaan orang mu`min bagaikan lebah. Lebah itu memakan makanan yang baik-baik dan mengeluarkan yang baik pula. Tidak jatuh tatkala menghinggapi dan tidak mematahkan yang dihinggapi. Hr. Ahmad (164-241H).[2] Musnad Ahmad, II h.199
B. Syarh Hadits
Kalimat وَالَّذÙÙŠ Ù†ÙŽÙْس٠مÙØَمَّد٠بÙيَدÙÙ‡Ù adalah sumpah Rasul SAW. Yang ditegaskan oleh beliau pada hadits ini adalah بÙيَدÙه٠إÙنَّ Ù…ÙŽØ«ÙŽÙ„ÙŽ الْمÙؤْمÙن٠لَكَمَثَل٠النَّØْلَة٠sesungguhnya perumpamaan orang mu`min bagaikan lebah.
Kemudian beliau terangkan sifat lebah yang paling meninjol adalah أَكَلَتْ طَيّÙبًا وَوَضَعَتْ طَيّÙبًا وَوَقَعَتْ Ùَلَمْ تÙكْسَرْ وَلَمْ تَÙْسÙدْ Ù’ memakan yang baik, mengeluarkan yang baik-baik. Jika lebah itu hinggap tidak menimbulkan terjatuh, dan tidak merusak yang dihinggapinya, perkataan أَكَلَتْ dan وَضَعَتْ serta تَÙْسÙدْ menggunakan kata kerja ma’lum (aktif), yang pelakunya adalah النَّØْلَةÙ. Sedangkan perkataan تÙكْسَرْ dalam bentuk majhul (pasif) berasal dari kata ÙƒÙسÙرَت yang berarti terjatuh. Tegasnya keistimewaan lebah itu (1) memakan yang baik, (2) mengeluarkan yang baik, (3) tidak terjatuh tatkala hinggap di ranting yang serapu apapun (4) tidak pula menimbulkan kerusakan bagi yang dihinggapinya. Hadits ini mendorong mu`min untuk menganalisis ayat qauliyah berupa sabda Rasul dan ayat kauniyah berupa makhluq Allah utamanya lebah. Allah SWT berfirman:وَأَوْØÙŽÙ‰ رَبّÙÙƒÙŽ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ النَّØْل٠أَن٠اتَّخÙØ°ÙÙŠ Ù…ÙÙ†ÙŽ الْجÙبَال٠بÙÙŠÙوتًا ÙˆÙŽÙ…ÙÙ†ÙŽ الشَّجَر٠وَمÙمَّا يَعْرÙØ´Ùونَ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”(*Ø«Ùمَّ ÙƒÙÙ„ÙÙŠ Ù…Ùنْ ÙƒÙلّ٠الثَّمَرَات٠ÙَاسْلÙÙƒÙÙŠ سÙبÙÙ„ÙŽ رَبّÙÙƒÙ Ø°ÙÙ„Ùلًا يَخْرÙج٠مÙنْ بÙØ·ÙونÙهَا شَرَابٌ Ù…ÙخْتَلÙÙÙŒ أَلْوَانÙÙ‡Ù ÙÙيه٠شÙÙَاءٌ Ù„Ùلنَّاس٠إÙنَّ ÙÙÙŠ Ø°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ لَآَيَةً Ù„Ùقَوْم٠يَتَÙَكَّرÙونَ kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. Qs.16:68-69.
Ayat ini menyerukan agar mu`min mempelajari kehidupan lebah dan sekaligus mengambil manfaat darinya, utamanya antara lain (1) kehidupan lebah benar-benar atas petunjuk Allah yang mengilhamkannya, (2) bagaimana lebah membuat sarang, (3) bagaimana mereka menjaga lingkungan sekitar, (4) apa yang dimakan lebah, (5) apa yang diproduksi lebah? (6) perjalanan lebah yang demikian jauh, tapi tidak tersesat, (7) madu yang menjadi minuman lezat sekaligus obat, (8) lebah sebagai ayat Allah yang bersifat kawniyah yang mesti dipelajari. Jika pada kalimat sebelumnya mu`min diumpamakan emas murni yang melambangkan kemuliaan derajat, kekuatan pendirian, dan kekokohan aqidah, maka di sini diumpamakan lebah yang selalu memberi manfaat kepada makhluq lain. Tegasnya perumpamaan emas melambangkan mu`min sebagai individu, perumpamaan lebah melambangkan mu`min sebagai kelompok.
Â
Sekilas tentang Lebah
Untuk mengetahui keistimewaan mu`min yang diumpamakan lebah secara jelas dan rinci mesti menganalisis terlebihi dahulu sifat lebah itu sendiri. Di bawah ini dikutip penjelasan tentang lebah dari situs internet.[3] Lebah adalah jenis insekta yang hidup secara berkelompok (koloni) seperti bangsa semut, rayap dan sejenisnya. Jumlah populasinya sangat tergantung dari jenis lebah ratunya.
Lebah madu unggul asal eropa populasinya 10.000 sampai 100.000 ekor perkoloni sedang lebah lokal 20.000 sampai 40.000 ekor perkoloni (B. Sarwono, 2001).
Jumlah populasi ini juga sangat bergantung pada kualitas dan potensi lebah ratu.
Kemampuan bertelur setiap lebah ratu tidak sama tergantung dari pemeliharaan dan pembudidayaan. Namun lebah memiliki keunikan tersendiri. Kelompok lebah tak ubahnya seperti kehidupan sosial manusia.
Dalam suatu koloni lebah terdapat 3 kasta yang dipimpin oleh ratu lebah dan terdapat ribuan ekor lebah pekerja dan lebah jantan membangun sarang bersama sama. Mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas masing masing. Jika sarang sarang telah dibangun maka ratu lebah akan bertelur sebanyak banyaknya. Karena itu setiap periode koloni lebah akan bertambah.Secara sekilas antara lebah ratu, lebah jantan dan lebah pekerja tak ada perbedaan. Tetapi jika diamati secara seksama, maka ketiga golongan lebah dalam satu koloni memiliki beberapa perbedaan. Susunan dan ukuran tubuh masing masing golongan lebah disesuaikan dengan tugas yang dilaksanakan oleh lebah itu. Misalnya lebah ratu, karena tugasnya hanya bertelur, maka tubuhnya lebih besar dari lebah jantan dan lebah pekerja. Sedangkan lebah jantan ukurannya lebih besar dari lebah pekerja. Jadi lebah pekerja memiliki bentuk tubuh yang paling kecil.
Mu`min yang Seperti Lebah
1. Memberi Manfaat yang banyak
Rasul SAW mengumpamakan mu`min bagaikan lebah mengandung anjuran untuk mempelajari makhluq Allah SWT tersbut sekaligus menirunya dalam hal tertentu. Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang dia emban akan selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijsabdakan Rasulul saw., Ø£ÙŽØَبّ٠النَّاس٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ اللَّه٠تَعَالَى أَنْÙَعÙÙ‡Ùمْ Ù„Ùلنَّاس٠manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi yang lainnya.Hr.al-Thabarani.[4] Redaksi lainnya berbunyi  خير الناس أنÙعهم للناس Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.â€Hr. al-Qadla`iy.[5] Kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti itu. Menjadi apa pun, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.
Sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar mu`min meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah swt. seperti yang difirmankan-Nya وَأَوْØÙŽÙ‰ رَبّÙÙƒÙŽ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ النَّØْل٠أَن٠اتَّخÙØ°ÙÙŠ Ù…ÙÙ†ÙŽ الْجÙبَال٠بÙÙŠÙوتًا ÙˆÙŽÙ…ÙÙ†ÙŽ الشَّجَر٠وَمÙمَّا يَعْرÙØ´Ùونَ“Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Ø«Ùمَّ ÙƒÙÙ„ÙÙŠ Ù…Ùنْ ÙƒÙلّ٠الثَّمَرَات٠ÙَاسْلÙÙƒÙÙŠ سÙبÙÙ„ÙŽ رَبّÙÙƒÙ Ø°ÙÙ„Ùلًا يَخْرÙج٠مÙنْ بÙØ·ÙونÙهَا شَرَابٌ Ù…ÙخْتَلÙÙÙŒ أَلْوَانÙÙ‡Ù ÙÙيه٠شÙÙَاءٌ Ù„Ùلنَّاس٠إÙنَّ ÙÙÙŠ Ø°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ لَآَيَةً Ù„Ùقَوْم٠يَتَÙَكَّرÙونَ Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl: 68-69).
2. Hinggap dan menyerap yang bersih
Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti berikut ini: أَكَلَتْ طَيّÙبًا Hinggap di tempat yang bersih, menyerap hanya yang bersih. Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar. Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman: يَا أَيّÙهَا النَّاس٠كÙÙ„Ùوا Ù…Ùمَّا ÙÙÙŠ الْأَرْض٠Øَلَالًا طَيّÙبًا وَلَا تَتَّبÙعÙوا Ø®ÙØ·Ùوَات٠الشَّيْطَان٠إÙنَّه٠لَكÙمْ عَدÙوٌّ Ù…ÙبÙينٌ “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu.”(Al-Baqarah: 168). الَّذÙينَ يَتَّبÙعÙونَ الرَّسÙولَ النَّبÙيَّ الْأÙمّÙيَّ الَّذÙÙŠ يَجÙدÙونَه٠مَكْتÙوبًا عÙنْدَهÙمْ ÙÙÙŠ التَّوْرَاة٠وَالْإÙنْجÙيل٠يَأْمÙرÙÙ‡Ùمْ بÙالْمَعْرÙÙˆÙ٠وَيَنْهَاهÙمْ عَن٠الْمÙنْكَر٠وَيÙØÙلّ٠لَهÙم٠الطَّيّÙبَات٠وَيÙØَرّÙم٠عَلَيْهÙم٠الْخَبَائÙØ«ÙŽ وَيَضَع٠عَنْهÙمْ Ø¥ÙصْرَهÙمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتÙÙŠ كَانَتْ عَلَيْهÙمْ ÙَالَّذÙينَ Ø¢ÙŽÙ…ÙŽÙ†Ùوا بÙه٠وَعَزَّرÙوه٠وَنَصَرÙوه٠وَاتَّبَعÙوا النّÙورَ الَّذÙÙŠ Ø£ÙنْزÙÙ„ÙŽ مَعَه٠أÙولَئÙÙƒÙŽ Ù‡Ùم٠الْمÙÙْلÙØÙونَ yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf: 157). Dengan demikian orang mu`min memilih yang baik bukan hanya zatnya, tapi juga sifat serta cara mendapatkannya.
3.Mengeluarkan yang bersih.
Dalam hadits yang dibahas ditandaskan bahwa lebah itu وَوَضَعَتْ طَيّÙبًا mengeluarkan yang bersih. Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan: liurnya!. Seorang mukmin adalah orang yang produktif dengan kebajikan. Allah SWT berfirman: يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ Ø¢ÙŽÙ…ÙŽÙ†Ùوا ارْكَعÙوا وَاسْجÙدÙوا وَاعْبÙدÙوا رَبَّكÙمْ وَاÙْعَلÙوا الْخَيْرَ لَعَلَّكÙمْ تÙÙْلÙØÙونَ “Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77).
Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu†(ارْكَعÙوا وَاسْجÙدÙوا وَاعْبÙدÙوا رَبَّكÙمْ). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya. Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan, juga mengandung ma’na apa yang di sisi hatinya bebas dari noda dan dosa. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik. Allah berfirman:
يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ Ø¢ÙŽÙ…ÙŽÙ†Ùوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ Ù…Ùنْ قَوْم٠عَسَى أَنْ ÙŠÙŽÙƒÙونÙوا خَيْرًا Ù…ÙنْهÙمْ وَلَا Ù†Ùسَاءٌ Ù…Ùنْ Ù†Ùسَاء٠عَسَى أَنْ ÙŠÙŽÙƒÙنَّ خَيْرًا Ù…ÙنْهÙنَّ وَلَا تَلْمÙزÙوا أَنْÙÙسَكÙمْ وَلَا تَنَابَزÙوا بÙالْأَلْقَاب٠بÙئْسَ الÙاسْم٠الْÙÙسÙوق٠بَعْدَ الْإÙيمَان٠وَمَنْ لَمْ يَتÙبْ ÙÙŽØ£ÙولَئÙÙƒÙŽ Ù‡Ùم٠الظَّالÙÙ…Ùونَ Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Qs.49:11.يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ Ø¢ÙŽÙ…ÙŽÙ†Ùوا اجْتَنÙبÙوا ÙƒÙŽØ«Ùيرًا Ù…ÙÙ†ÙŽ الظَّنّ٠إÙنَّ بَعْضَ الظَّنّ٠إÙثْمٌ وَلَا تَجَسَّسÙوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضÙÙƒÙمْ بَعْضًا Ø£ÙŽÙŠÙØÙبّ٠أَØَدÙÙƒÙمْ أَنْ يَأْكÙÙ„ÙŽ Ù„ÙŽØْمَ Ø£ÙŽØ®Ùيه٠مَيْتًا ÙَكَرÙهْتÙÙ…Ùوه٠وَاتَّقÙوا اللَّهَ Ø¥Ùنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَØÙيمٌ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Qs.49:12
Â
4. Tidak mudah jatuh
Dalam hadits ditandaskan وَوَقَعَتْ Ùَلَمْ تÙكْسَرْ walau hinggap di ranting yang rawan tidak jatuh. Seorang mu`min tidak mudah dijatuhkan, karena mempunyai kekuatan walau di tempat yang rawan, mereka bagaikan barisan yang kuat dan bangunan yang kokoh, tidak mudah dirobohkan.  Allah SWT berfirman: Ø¥Ùنَّ اللَّهَ ÙŠÙØÙبّ٠الَّذÙينَ ÙŠÙقَاتÙÙ„Ùونَ ÙÙÙŠ سَبÙيلÙه٠صَÙًّا كَأَنَّهÙمْ بÙنْيَانٌ مَرْصÙوصٌ  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. Qs.61:4
5.Tidak merusak
Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, وَلَمْ تَÙْسÙدْ Ù’ lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial. Allah SWT berfirman: وَلَا تÙÙْسÙدÙوا ÙÙÙŠ الْأَرْض٠بَعْدَ Ø¥ÙصْلَاØÙهَا وَادْعÙوه٠خَوْÙًا وَطَمَعًا Ø¥Ùنَّ رَØْمَةَ اللَّه٠قَرÙيبٌ Ù…ÙÙ†ÙŽ الْمÙØْسÙÙ†Ùينَ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Qs.7:56. Bahkan orang mu`min selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. Dia melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu. Allah berfirman: وَالْمÙؤْمÙÙ†Ùونَ وَالْمÙؤْمÙنَات٠بَعْضÙÙ‡Ùمْ أَوْلÙيَاء٠بَعْض٠يَأْمÙرÙونَ بÙالْمَعْرÙÙˆÙ٠وَيَنْهَوْنَ عَن٠الْمÙنْكَر٠وَيÙÙ‚ÙيمÙونَ الصَّلَاةَ ÙˆÙŽÙŠÙؤْتÙونَ الزَّكَاةَ ÙˆÙŽÙŠÙØ·ÙيعÙونَ اللَّهَ وَرَسÙولَه٠أÙولَئÙÙƒÙŽ سَيَرْØÙŽÙ…ÙÙ‡Ùم٠اللَّه٠إÙنَّ اللَّهَ عَزÙيزٌ ØÙŽÙƒÙيمٌ  Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.Qs.9:71
Â
6.Bekerja keras
Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras? ÙÙŽØ¥Ùذَا Ùَرَغْتَ Ùَانْصَبْ “Maka apabila kamu telah selesai(dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Qs.94: 7).
7. Bekerja secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan.
Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkanferomon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman. Perhatikan kembali Qs.61:4, di atas serta Qs.9:71.
8.Melawan ketika diserang
Lebah tidak pernah memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari. Allah berfirman: وَقَاتÙÙ„Ùوا ÙÙÙŠ سَبÙيل٠اللَّه٠الَّذÙينَ ÙŠÙقَاتÙÙ„ÙونَكÙمْ وَلَا تَعْتَدÙوا Ø¥Ùنَّ اللَّهَ لَا ÙŠÙØÙبّ٠الْمÙعْتَدÙينَ Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Qs.2:190.
9. Senjata Yang digunakan Tidak menghancurkan
Telah diketahui bersama bahwa sengatan lebah, walau menyakitkan, tapi tidaklah menghancurkan, bahkan bisa menyembuhkan. Demikian pula sifat mu`min dalam berperang melawan musuhnya. Bukan menghancurkan musuh, tapi menyembuhkan mereka dari penytakit hatinya yang diderita. Ketika berperang mungkin saja orang kafir menderita kesakitan, tapi akhirnya mendapat kesembuhan.
[1] Abd Allah bin Amr bin al-Ash adalah shahabat yang masuk Islam sebelum ayahnya. Dia termasuk yang banyak sekali meriwayatkan hadits. Pada suatu saat dia bernadzar untuk shaum tiap hari, tahajjud tiap malam dan membaca al-Qur`an setiap sa’at. Rasul SAW mengoreksi kebiasaan dia dan memerintahkan untuk memenuhi hak jiwa raga dan keluarga. Dia juga mengawal ayahnya, Amr bin Ash menaklukan daerah Syam, dan Yarmuk. Dia wafat tahun 63 ada juga yang mengatakan tahun 65H dalam usia 72 tahun.
[2] Musnad Ahmad, II h.199
[3]http://arman-08up.blogspot.com/2007/08/mengenal-koloni-lebah-madu.html
[4] al-Mu’jam al-Kabir, XI h.84
[5] Musnad al-Syihab, IV h.365